Zea 0.6

3.9K 367 13
                                    

Zeanetha mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia ingin segera sampai di rumah, kira-kira brengsek mana lagi yang sedang menunggunya sekarang? Apakah ada yang lebih membrengsekkan dari Victor di mata adiknya--Zefandra?
Segera, ia parkirkan mobilnya begitu memasuki pekarangan rumah, tanpa mengucap apapun langsung membuka pintu utama menuju ruang tamu.

Wait, itu siapa? Lelaki yang dalam posisi membelakanginya itu terlihat asing di matanya. Eh, akan tetapi bukankah Victor pun sama? Asing pada awalnya?

Zeanetha mendekat dengan pikiran sedikit linglung.

"Wow, 15 menit? Kayaknya lo gak sabar deh ketemu gue." Zea mengernyitkan dahi mendengar penuturan lelaki tersebut begitu berbalik ke arahnya, dengan segera ia memilih tempat duduk bersebrangan dengannya.

Di mana Zefandra?

Zea menatap lelaki di depannya sinis kemudian berujar,"Gak usah ge'er, gue cuman mau tau, siapa brengsek kali ini yang dimaksud adek gue," lelaki itu terkekeh seolah perkataan Zea adalah hal yang lucu.

"Lo gak pernah berubah, Catie." Ujarnya dengan nada manis tak lupa pandangan yang berkilat pada Zeanetha.

Sementara gadis itu mengernyit jijik mendengar panggilan itu, ia bukan kucing!

Seolah mendengar isi pikirannya, lelaki tersebut kembali berkata,"Tapi Lo kucing di mata gue. Kucing kecil yang galak," Zea memelotot tak terima.

"Lo! Ngaku aja deh, Lo sebenernya siapa?!" Napasnya memburu, siapa si brengsek yang semena-mena ini?!

Tak lama, Zefandra datang dari arah dapur membawa tiga minuman dingin beserta toples makanan ringan.

"Thank you, Adik ipar," ujar lelaki tersebut, lalu menatap Zea dengan senyum miring terpatri di wajahnya. Zea memasang ekspresi tak percaya di wajahnya sedangkan Zefan acuh dan memilih tempat duduk di samping Zea.

"Lo!--"

"Remember me, Zea? I am Al. Doseffa Aldeano Glovis," Siapa lagi ini?! Kepala Zea seperti akan pecah mendengar banyak nama tokoh figuran tak terduga yang terlibat dalam hidupnya. Cerita ini  tidak se-sederhana seperti yang ada di novel!

Tapi, tunggu! Doseffa Aldeano Glovis? Bukankah itu nama salah satu sahabat dari pemeran utama pria? Pemeran yang paling sedikit di sorot dibanding sahabat pemeran utama pria yang lainnya. Hmm, ini mulai menarik.
Kakak dari pemeran utama pria, kemudian sahabatnya, keduanya terlibat dalam hidup Zea.

"Gak, Lo kurang penting buat di inget." Zefandra refleks menyemburkan minuman di mulutnya, lelaki di depannya juga membulatkan mata pada Zea sebagai respon. Tunggu, kenapa respon mereka aneh?

"Kak, Lo gak becanda 'kan?!"

Zea menatap aneh Zefan, "Apa, si? Aneh Lo semua!" Decaknya kesal kemudian berlalu menuju kamarnya di lantai dua.

"Ze? Zea? Lo serius Ze?" Doseffa tak berhenti memanggil Zeanetha bahkan setelah gadis itu menutup pintu kamarnya.

"Gue, masa depan lo, Ze." Gumam Doseffa pelan. Tiba-tiba terdengar suara menahan tawa dari arah depan, itu Zefandra, terlihat pemuda itu mengulum senyum, ralat, tawa mengejek sepertinya.

"Mampus," kata yang dapat Doseffa baca dari gerak bibir Zefan, ia mengepalkan tangan ingin sekali membogem wajah calon adik iparnya ini.

"Pergi, Lo! Lo tuh kurang penting buat masih berlama-lama di rumah gue!" Usirnya kemudian ikut pergi.

"Ck. Sialan!" Gerutu Doseffa, namun tak ayal pergi juga.

***

"Maap jadi repotin kamu," ucap pelan seorang gadis yang kini sedang berada di gendongan Daniel. Ya, siapa lagi jika bukan Amelia?

"Hmm,"

Amelia berdecak kesal mendengar jawaban dari Daniel, selalu saja seperti itu.

"Kamu bisa gak sih kalo ngomong gak singkat-singkat?" Dumel Amelia.

"Gak tau diri," Amelia tertohok mendengarnya, ia akui itu, ia memang tidak tau diri, sudah banyak merepotkan, banyak pula request-an.

Sebenarnya bisa saja Daniel menelantarkan Amelia begitu sampai di depan gang perumahan sederhananya, alasannya sederhana, gang tersebut tidak akan cukup untuk dilewati motor dan ia malas juga, tapi entah kenapa ia berada di sini sekarang.

Mereka sampai di depan rumah sederhana milik Amelia, Daniel segera menurunkan gadis itu, dibalas senyuman oleh Amelia, "Makas--"

"Gue harap ini terakhir kalinya Lo nyusahin gue," Amelia terdiam mendengar ucapan Daniel yang kini sudah berlalu pergi, itu pertama kalinya Daniel berbicara panjang padanya, tetapi bukan kalimat seperti itu yang ia inginkan.

Gadis itu segera berlari ke dalam rumah, begitu memasuki kamar ia mengobrak-abrik isi laci di samping tempat tidurnya, mengeluarkan sebuah buku bersampul hitam dengan beberapa motif abstrak berwarna biru tua yang menambah kesan elegan.

Dengan cepat ia menggulir setiap halaman di dalamnya, kemudian berteriak histeris. "Gak, Gak! Harusnya sekarang Daniel udah mulai bucin sama gue, gak gini!!"

Amelia yang selalu menampilkan raut polos, kini seperti kesetanan,"Ini pasti ada yang salah. Ya, pasti ini cuman ada keterlambatan," Amelia tersenyum sembari memeluk buku itu erat, buku yang tak sengaja ia temukan di gudang rumahnya.

Ia merebahkan dirinya di ranjang minimalis miliknya, tak lupa buku yang senantiasa ia peluk, "Gue gak sabar pengen cepet-cepet jadi nyonya Flotan," ujarnya dengan senyum terpatri diwajahnya kemudian tertidur.


*

*

*

Bugh

Bugh

Bugh

Suara pukulan kian bersahutan di sebuah ruangan yang hanya di tempati oleh seorang pemuda yang kini hanya mengenakan boxer di depan samsak tinju.

"Sialan, sialan, sialan!!" Ia terus menggerutu kesal tanpa menghentikan pukulannya pada samsak, tanpa sarung tangan. Garis bawahi, tanpa sarung tangan!

Perlahan, ia berhenti, jatuh duduk dengan kepala tertunduk, tanpa lama kemudian mendongkak kembali dengan seringai di wajahnya, tak lama, kekehan yang menyeramkan terdengar. Ini gila.

Ia merebahkan tubuhnya di lantai yang dingin, satu lengannya terangkat menutup bagian mata, ia berbisik pelan, "Zeanetha Gabrienna Abraham, Lo gak bakal bisa lepas dari genggaman gue," ujarnya sirat akan obsesi.

Tangannya terangkat ke atas, perlahan membentuk kepalan hingga pembuluh darahnya mencetak jelas di lengan, "Bahkan jika taruhannya harus menghancurkan segala hal ... "

"... Ck. Lo bikin gue gila, Zea!"

🐑🐑🐑

Annyeong, guys!!
Pada kangen gak nichh? Hhee
Sorry, yups kalo up nya lama, soalnya abis kegiatan kemaren aku langsung jatuh sakit, ini aja udah gak sekolah seminggu🙈
Maapin, yee.
Jan lupa follow akun aku, dukung terus Zea!!

ZEANETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang