Kalo ada typo tandain ya :*
CKLEK
Pintu tiba-tiba terbuka diikuti oleh suara wanita.
"Hai my little brother" dia, Irene. Salah satu aktris kesayangan warga Korea karena sikapnya yang dermawan bak malaikat, tapi entah kenapa saat ini aku merasa ekpresi wajahnya sangat berbeda dengan ekspresi wajahnya yang biasa ku lihat di televisi, dia memang sering memasang wajah jutek saat berhadapan dengan pria namun ketika berhadapan dengan wanita ia selalu tersenyum manis dengan suara lemah lembut, imut dan juga polos, tapi saat ini___senyumnya menakutkan, seperti seekor singa yang kelaparan.
"Hai my little brother, aku terkejut saat mama bilang kalau kamu mau datang ke acara makan malam keluarga, sayang sekali aku datang telat. Tapi melihatmu di rumah ini lagi sudah membuatku bahagia, apa akhirnya kamu merindukanku setelah apa yang kita lakukan dua minggu yang lalu?"
Dua minggu yang lalu? Bukankah itu hari dimana aku mendapatkan kejelasan dari perasaanku? hari saat aku tanpa sengaja bertemu Jungkook yang hujan-hujanan? Aku tidak akan pernah melupakan hari itu.
Entah kenapa aku merasa atmosfir disini seketika berubah, aku melirik pada Jungkook yang masih memeluk tubuhku, tubuhnya bergetar, apa dia ketakutan? Apa dia tidak nyaman? Apa yang sebenarnya terjadi disini?
Aku tak bisa membiarkan ini, walaupun dia orang yang aku hormati mengingat image yang selalu dia tampilkan selama ini tapi saat ini aku harus melindungi Jungkook.
"Maaf, bisakah anda keluar dari sini? Anda mengganggu kami" akhirnya dia mentapku setelah dari tadi hanya fokus pada Jungkook saja, wajahnya nampak tidak suka menatapku, apa aku terlalu tidak sopan ya?
"Eoh, aku tidak tahu jika ada kecoak kecil disini"
Apa? Dia yakin berkata seperti itu? Seorang Irene? Jujur aku terkejut mendengar kalimat seperti ini keluar dari mulutnya.
Merasa ia tak akan pergi dengan mudah aku kembali berkata.
"Maaf bisakah anda pergi?" Ucapku yang membuat wajahnya semakin nampak tidak suka, apa seperti ini karakter aslinya?
"Kamu kira kamu siapa beraninya menyuruhku pergi? Kamu yang seharusnya pergi dari sini" ucapnya seraya melangkah mendekati ranjang yang berisi aku dan Jungkook, tangan Jungkook memelukku semakin erat, ia menenggelamkan kepalanya di lenganku, sepertinya aku tahu siapa dalang dari rasa trauma yang Jungkook derita selama ini.
"Pergilah sebelum aku marah, aku ingin bersenang-senang dengan adikku, dia pasti merindukanku" aku berdecih mendengar ucapannya, entah kenapa tiba-tiba aku merasa mual, aku tidak tahan lagi melihat wajahnya.
"Maaf, sepertinya anda benar-benar tidak tahu diri ya? Anda tidak lihat jika kami akan bersenang-senang?" nampaknya ucapanku sangat tidak berpengaruh untuknya, dia masih saja melangkahkan kakinya mendekati kami dengan langkah percaya diri, wajahnya nampak meremehkan ucapanku, benar-benar bebal.
"Baiklah kalau itu keputusan anda, sepertinya anda benar-benar ingin tahu seberapa panasnya kami di ranjang"
Aku tidak punya pilihan lagi.
Ku tarik wajah Jungkook yang bersembunyi di lenganku, aku tersenyum melihat wajah terkejutnya lalu berbisik.
"Oppa lihatlah aku. Kumohon percayalah padaku, aku akan melindungimu apapun yang terjadi" ucapku sebelum akhirnya mencium bibirnya tanpa menunggu persetujuannya terlebih dahulu. Sepertinya dia terkejut, dia hanya diam menerima ciumanku tanpa membalasnya, semoga dia tidak marah karena kelancanganku ini.
Aku melirik pada Irene yang masih melangkah mendekat hingga akhirnya ku lepas ciuman ini, menatapnya meyakinkan lalu kembali berbisik.
"Balaslah ciumanku, kita beri kakakmu tahu kalau kita bersenang-senang" sepertinya dia memahami ucapanku, matanya nampak melirik sekilas sebelum akhirnya menarik pinggangku dan menciumku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofure (Soine Furento) 🔚
FanficWARNING : MATURE CONTENT 21+!!! UPDATE SETIAP HARI MINGGU PUKUL 22.00 WIB Karena trauma di masa lalu Jungkook mengidap insomnia akut. konsultasi juga obat tidur sama sekali tidak membantunya hingga suatu hari ia menemukan iklan yang menawarkan jasa...