29

6K 348 12
                                    

"Hoek ... hoek ... hoek"

Pagi hari Mark selalu di sambut oleh suara muntahan Haechan. Dan itu berlangsung setiap pagi di trimester pertama kehamilan lelaki manisnya.

"Hoek ... hoek ... hoek"

Muntahan yang di keluarkan hanya berupa cairan bening, membuat Mark merasa kasihan karena Haechan seperti berusaha dengan keras mengeluarkan apa yang menggangu perutnya.

Setelah merasa lebih baik, Haechan menumpukan tubuh lemasnya pada tubuh Mark. Memberi tatapan bersalah pada lelaki yang lebih tua karena mengusik tidurnya.

"Sudah merasa lebih baik?" tanya Mark yang menopang berat tubuh Haechan.

Dengan lemah Haechan menganggukkan kepalanya. Selanjutnya Mark menuntun Haechan untuk kembali ke ranjang. Mark membaringkan tubuh lemas lelaki yang saat ini tengah mengandung anak mereka.

"Masih mual?" tanya Mark lagi dengan menyelimuti tubuh lelakinya.

"Sedikit" Haechan dengan suara melirih.

"Tidurlah lagi" Mark berujar demikian karena bisa melihat sorot mata lelah milik Haechan.

Haechan terdiam, namun juga memejamkan matanya. Akan tetapi dahinya sering kali menampakkan kerutan, serta tangannya juga sering meremas perutnya sendiri dengan pelan.

"Kau kenapa? Apa yang kau rasakan?" tanya Mark ketika sadar gelagat lelaki yang berusaha kembali tidur.

"Aku tidak apa-apa" jawab lelaki yang lebih muda dengan mata yang masih terpejam.

"Haechanie ... " Mark memanggil dengan suara lembutnya. Tangannya juga menggenggam tangan Haechan yang meremas perut dengan samar guna menghentikan tangan Haechan.

"Kalau sakit bilang, jangan seperti ini. Kau bisa menyakitinya" ucap Mark terlampau lembut yang bisa membuat hati Haechan menghangat mendapat perhatian lelaki yang lebih tua.

Apalagi tangan Mark yang bebas juga memberi usapan lembut pada perutnya yang sedikit mengembung.

"Masih sakit?" Mark mengulang kembali pertanyaannya karena tidak kunjung mendapat jawaban.

"Tidak sakit. Hanya saja perut ku rasanya tidak enak" jawab Haechan pelan.

Mark yang mendengar pun tersenyum, ia dekatkan wajahnya pada perut milik Haechan.

"Hey you ... " panggil Mark dengan suara berbisik nya.

"Jangan membuat eomma merasakan sakit" setelah berbicara Mark mengecup perut Haechan, seolah sedang berbincang dengan gumpalan daging yang berada di dalamnya.

"Apa yang kau inginkan? Nanti ya, ayah pasti akan menurutinya. Tapi biarkan eomma istirahat"

Mark kembali bersuara, sering kali mengecupi perut Haechan serta menggenggam tangan lelakinya yang berusaha untuk menuju alam mimpi.

"Mark hyung .." panggil Haechan yang langsung saja mendapat perhatian orang yang dipanggil.

"Ada apa, sayang?"

"Tidur disini" ucap Haechan sembari menepuk sisi ranjangnya yang kosong. Karena sejak tadi Mark masih berada di tepi ranjang dan duduk berjongkok.

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang