24

3.4K 304 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jaehyun gelisah pagi ini. Dadanya terasa sangat sesak, bagaimana caranya dia pergi ke rumah sakit untuk memeriksa penyakitnya sementara ada taeyong yang selalu ingin bersama nya

Entahlah mungkin dia harus meminta bantuan dengan kakak taeyong supaya membawa lelaki mungil itu menjauh darinya sebentar




.



15.40






Jaehyun memperhatikan taeyong yang memasukan satu per satu buku ke dalam tas

"Aku pulang bersama kak taehyung tidak apa apa?" Tanya taeyong melihat jaehyun sekilas

"Hemm... Kabari aku nanti"

Taeyong mengangguk, "aku pergi jaehyun bye" ucapnya melambaikan tangannya pada jaehyun

Jaehyun membalas dengan senyuman kemudian mengeluarkan headphone nya

Naeun

"Aku bisa jaehyun, datanglah"

14.30

Jaehyun lantas langsung keluar dari kelasnya menuju mobilnya yang terparkir di depan sekolah dan menjalankan mobil itu menuju rumah sakit



.



Taehyung mendekat ke arah sang adik dengan membawa gulali besar untuk adiknya dan memberikannya

"Terimakasih kak" ucapnya kemudian langsung memakannya dengan semangat

"Sangat menyukainya?"

Taeyong mengangguk "ini enak! Kakak mau?"

"Tidak, habiskan lah" ucap taehyung, dan benar saja taeyong langsung meremat gulali itu supaya menjadi kecil kemudian memasukkan semuanya ke dalam mulutnya

"Sudah habis" ucapnya mengunyah sisa yang masih berada di dalam mulutnya

Taehyung menggeleng dan mengusak rambut adiknya

"Jaehyun kemana?" Tanya nya pada adiknya

"Entah, sudah pulang mungkin" jawabnya

"Kau mencintai jaehyun yongie?"

Taeyong terdiam beberapa saat "sangat, yongie sangat mencintai jaehyun" ucapnya

"Jaehyun pernah memukulmu?"

"Tidak, jaehyun bahkan tidak pernah berbicara menggunakan nada tinggi pada yongie, jaehyun benar benar baik"


"Kakak senang jika kau merasa demikian, jika jaehyun menyakitimu katakan pada kakak, kakak akan menghajarnya sampai dia bersujud padamu"

Taeyong terkekeh mendengarnya "apa apaan itu, berlebihan sekali"


"Tentu saja, dia itu dominant tidak seharusnya menyakiti kaum bawah sepertimu"

"Kaum bawah apanya?! Enak saja, gini gini yongie masih seorang pria"


"Ck! Tetap saja kau itu kaum bawah"

Dan seterusnya taehyung dan taeyong terus berdebat membahas hal yang penting






.




Jaehyun memandang risau ke hadapannya, Naeun dokter yang mengatasinya saat ini. Naeun dan jaehyun memang sudah berteman sejak lama Naeun tujuh tahun lebih tua di atas jaehyun


"Bagaimana?" Tanya jaehyun dengan nada gelisah ya

"Kau sudah tak melakukan pengobatan lagi?" Tanya naeun menatap jaehyun dengan pandangan tidak suka

Jaehyun menggeleng "Imo bilang aku sudah pulih saat itu"

"Bukan berarti kau mengabaikan kesehatanmu jaehyun!!" Nada yang dikeluarkan Naeun begitu tinggi

Jaehyun terdiam sebentar "apa ini sesuatu yang buruk?"

Naeun menarik nafasnya sebentar "ya. Bahkan yang ini jauh lebih parah"

Mendengar jawaban dari Naeun jaehyun terdiam, inilah penyebabnya kenapa dia sering mudah berkeringat dan lelah setiap saat

"Apa ada yang bisa di lakukan untuk menyembuhkannya?"

"Cangkok jantung" ucap Naeun menatap jaehyun

"Bukankah itu terlalu beresiko?" Ucap jaehyun pelan

"Lalu mau bagaimana lagi? Hanya ini satu satunya kesempatan jaehyun.."

"Aku akan bicara dengan orangtuaku dulu" ucap jaehyun

"Aku menunggu keputusanmu secepatnya jaehyun..."






.





Jaehyun memarkirkan mobilnya di garasi. Dominant itu berjalan pelan menuju dalam rumah, dia melihat kekasihnya yang sedang bercanda dengan ibunya

"Jaehyun kemana saja? Kenapa baru pulang?" Ini taeyong dia melihat jaehyun berjalan masuk

Jaehyun hanya tersenyum tipis "aku ada urusan sebentar, aku akan kekamar" ucapnya meninggalkan kedua submisive itu

Jaejoong memandang anaknya dengan penuh tanda tanya "kalian berkelahi?" Tanya nya pada taeyong

Taeyong menggeleng "tidak eomma.. mungkin jaehyun hanya letih" ucapnya pada Jaejoong. Jaejoong hanya mengangguk ya mungkin saja


Di dalam kamar jaehyun hanya memandangi kertas yang membuktikan penyakitnya kilasan mengingat ucapan Naeun padanya 'tidak di Korea jaehyun, kau harus pergi ke Jerman disana lebih lengkap'

'tidak bisa di pastikan, mungkin saja akan lama. Tapi.. jae.. kau tau resikonya bukan'


Satu tetes air mata saat itu juga membasahi pipinya, jaehyun menangis. Dominant itu menangis memikirkan nasib taeyong dan anaknya saat dia tak ada nanti


Fikirannya saat ini menjalar bagaimana jika operasi itu gagal, bagaimana jika taeyong tau soal ini, bagaimana jika dia tak bisa melihat wajah submisive itu lagi


"Hiks.. maafkan aku taeyong hiks.."


Taeyong berdiri kaku di depan pintu kamar jaehyun saat mendengar jaehyun menangis sambil menyebut namanya berkali kali. Dominant itu terdengar sangat rapuh











TBC










jaehyun aku mencintaimu - JAEYONG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang