Part 7 *New

568 45 7
                                    

Sejak kepulangan ke rumah orang tuanya, Seohyun lebih banyak merenung. Tidak melakukan banyak aktifitas di sana selain membaca buku, menonton film, dan scrolling social media. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya setelah kejadian malam itu.

Di pagi hari sebelum jam kerja ia mengajukan cuti ke atasannya melalui e-mail. Ia tidak peduli jika pengajuan jatah cutinya ditolak. Seohyun akan tetap pergi tanpa mempertimbangkan lagi konsekuensinya. Potong gaji atau lebih parahnya dipecat.

Ia masih takut dengan kejadian kemarin. Apalagi Kyuhyun dengan mudah dapat mengakses apartemennya kapan saja sehingga bisa mengunjungi apartemen Seohyun. Alhasil dirinya berencana secepat mungkin untuk pergi dari sana dan kembali ke rumah orang tuanya sampai dirinya bisa merasa lebih tenang.

Dengan kepergiannya ia juga ingin menghindar dari rekan-rekannya di kantor atas gosip tentang hubungannya dengan Kyuhyun yang membuatnya tidak nyaman. Kabar tersebut berhembus sangat cepat seperti tiupan angin. Beragam pertanyaan masuk melalui kotak pesan dan juga social media nya. Yang membuat geleng kepala saat Seohyun tahu bahwa ada beberapa karyawan yang di luar divisinya yang menanyai kabar tersebut. Namun Ia sama sekali tidak berniat untuk menggubris.

Setidaknya dengan mengajukan cuti dirinya bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi mereka dan mungkin juga bisa meredam pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan muncul saat ia kembali bekerja di kantor.

Katakanlah Seohyun menghindari masalah. Tetapi menghindari masalah tidak selamanya buruk. Terkadang memang hanya masalah waktu saja. Masalah akan terselesaikan seiring berjalannya waktu.

Seohyun tidak ingin mengambil pusing atas kejadian di luar kendalinya. Ia hanya mencoba untuk berfokus dan memprioritaskan dirinya. Melakukan kegiatan yang ia suka dan yang sesuai dengan passionnya. Seperti kali ini Seohyun masih mengunci diri di kamar melanjutkan bacaan novelnya jika saja sang ibu tidak mengingatkannya dari luar kamar seperti saat ini.

"Seohyun, ayo makan siang! eomma sudah memasakkan makanannya." Ia mengetuk pintu kamar Seohyun beberapa kali. Pintu terbuka menampilkan Seohyun yang masih menggunakan piyama tidurnya. Ia belum bersiap atau sekadar mandi padahal jam telah menunjukkan pukul 11.30. Terlalu malas untuk melakukannya dan lebih memilih untuk berbaring di atas kasur dengan membaca buku novelnya. Hanya di rumah dirinya bisa melakukan ini dan bermanja-manja kepada orang tuanya.

"Baik, eomma. Aku akan segera turun." Ia menutup novel kemudian bangkit untuk bergegas ke bawah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seohyun dan ibunya telah selesai makan siang. Sumpit yang telah selesai digunakan untuk makan Seohyun letakkan di samping mangkuknya. Hanya ada mereka berdua di meja makan. Sedangkan Tuan Seo telah berangkat ke kantor pada pagi hari.

"Aku selesai." Kemudian wanita itu menuangkan air ke dalam gelasnya dan langsung meneguk minumannya hingga tandas.

"Oh iya, sampai kapan kau akan di sini, Seohyun-ah?"

"Entahlah? kali ini aku berencana mengambil cuti cukup lama." Seohyun menaruh gelasnya lalu segera mengelap bibirnya yang basah dengan tissu.

"Berapa hari? Tidak biasanya. Ada apa?" Mata Nyonya Seo memicing ke arah Seohyun. Nyonya Seo tentu curiga jika dengan mudah Seohyun pulang ke rumah. Apalagi jika sebelum-sebelumnya Seohyun selalu sangat sulit jika disuruh pulang dan selalu memberikan banyak alasan. 

"Sekitar 5 hari. Aku cuma ingin istirahat dan menjernihkan pikiranku. Belakangan ini pekerjaan di kantor sangat banyak dan aku juga belum mengambil cuti tahun ini. Jadi aku putuskan untuk ke sini. Lagi pula eomma sendiri bukan yang memintaku untuk pulang dan selalu mengunjungi eomma?"

What are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang