14

1.6K 139 9
                                    

Inisiatifnya untuk mengajak Hyunjin bertemu telah lebih dulu terwakilkan oleh si pacar.

Jadi disini Jisung sekarang, sesuai ajakan Hyunjin tadi malam, mereka bertemu di taman yang sempat dia kunjungi dua hari yang lalu, saat sedang mencari udara segar karna merasa tubuhnya kurang fit.

Tapi malah mendapatkan pemandangan yang membuatnya kesal, haha sudahlah lagipula itu sudah berlalu, Jisung sudah tidak terlalu memikirkannya.

Untuk beberapa saat keduanya hanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Beberapa hari tidak bersama, sudah ada rasa canggung sebesar ini diantara mereka.

"Ji, gue mau jujur." Hyunjin membuka suara yang langsung saja mendapatkan atensi penuh dari Jisung.

Hyunjin melanjutkan kata-katanya saat melihat Jisung mengangguk dengan senyum tipisnya sambil berucap untuk menyuruhnya melanjutkan kalimatnya.

Sebenarnya masih ada sedikit rasa ragu di dalam hatinya, dirinya cukup menyayangi Jisung, namun ada nama lain yang dia sayang, dan sayang sekali rasa sayang untuk orang itu lebih besar dari rasa sayang yang dia miliki untuk Jisung.

Hyunjin harus melepas salah satunya sesegera mungkin sebelum ada yang sakit hati lebih jauh.

"Gue sayang sama Jeongin, Lo pasti tau kan gue deket sama dia, gue sadar, makanya gue mau lurusin ini, Ji."

"Seberapa sayang Lo sama Jeongin?"

Suara Jisung terdengar santai, Hyunjin sempat menatap mata Jisung, namun segera dia palingkan pandangannya, takut hati dan pikirannya berubah haluan.

Semoga Jisung tidak sakit hati dengan pilihannya ini.

"G—gue mau jujur aja, gue lebih sayang dia daripada Lo, gue sayang Lo tapi gue lebih sayang Jeongin."

"Ah gitu ya.. jadi, Lo maunya gimana sekarang?"

"Gapapa kalo gue lepasin Lo?"

"Lo yakin kan sama pilihan Lo?"

Hyunjin mengangguk ragu, membuat Jisung menghela nafas, pria itu menyandarkan tubuh ke bangku taman sambil terkekeh pelan.

"Lo kayak ragu gitu, coba Lo yakinin lagi mau Lo itu apa?"

Maka Hyunjin berdiam cukup lama, dan selama itu Jisung dengan sabar menunggunya.

"Gue mau kita udahan, gapapa kan Ji?"

Jisung tersenyum membalas tatapan Hyunjin, "Gapapa, gue rela kok, semoga Lo bahagia."

"Makasih Ji, maaf ya."

"Maaf buat apa?"

"Maaf kalo gue ada nyakitin Lo, gue minta maaf banget, dan makasih buat waktu dan kenangannya, Lo berarti banget di ingatan gue."

"Iya, Hyunjin, gue minta maaf juga kalo pernah buat salah sama Lo, makasih juga udah pernah jadi pacar yang baik buat gue."

Keduanya saling tersenyum, Hyunjin lebih dulu melakukan pergerakan, merengkuh bahu Jisung dan memeluk anak itu dengan hangat.

Jisung merasa nyaman dan menumpukan pipinya di bahu Hyunjin, matanya memanas namun tak ada airmata yang keluar darisana.

Mau setidak peduli apapun Jisung, nyatanya Hyunjin adalah orang yang disayanginya, mereka pernah bersama, diputuskan seperti ini cukup membuat dadanya sesak juga.

"Kita masih bisa interaksi kan?"

"Ya bisalah, memangnya kita pisah buat selamanya apa, masih bisa ketemu, kita juga masih bisa kontakan."

"Hehe, iya ya, jadi sekarang kita mantan nih?"

"Hhh iya, semoga bahagia sama yang baru ya, mantan."

"Lo juga ya."




.....





Jisung pulang dengan berjalan kaki, Hyunjin menawarkan diri untuk mengantarnya tapi dia menolak, dia tidak ingin malah kembali baper dan pada akhirnya tidak benar-benar rela putus dengan Hyunjin.

Hari sudah malam saat Jisung pulang karna dia sempat singgah di pedagang kaki lima untuk mengisi perut, sekaligus menenangkan hatinya dan melupakan kisah cintanya dengan Hyunjin yang berakhir sore tadi.

"Loh? Minho? Ngapain?"

Raut wajah bingung terlihat jelas di wajah Jisung saat mendapati Minho berdiri di depan pagar rumahnya.

"Gue bosen, mau main sama Lo aja."

Nah, sepertinya Jisung dapat penghibur.

"Yaudah, ayo masuk."








Bersambung

mantan [minsung]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang