Jungwoo merasa kikuk dan ingin segera lari sekarang juga. namun, suara dari sang bos bak menghipnotis dirinya. bukannya segera pergi, ia malah berjalan mendekati Jaehyun ketika seuntai kata keluar dari mulut pria tampan itu.
"Jungwoo.. bisa bantu aku?" tanyanya dengan nada rendah. Jungwoo mengutuk dirinya dalam hati, karena sudah berada tepat di hadapan Jaehyun. namun dirinya hanya sanggup menatap mata sayu Jaehyun, tanpa menghiraukan bagian lain yang juga mengganggu fokusnya.
"apa yang bisa saya bantu, pak?"
Jaehyun menggigit bibirnya sejenak, terlihat ragu.
"tidak jadi. kau boleh pergi. tolong tutup pintunya kembali, ya." pinta Jaehyun, sembari membalikan kursinya membelakangi Jungwoo. terlalu malu.
Jungwoo hanya diam. namun Jaehyun dapat bernafas dengan lega, kala mendengar langkah kaki Jungwoo berjalan menuju pintu. terdengar bunyi pintu tertutup setelahnya. namun Jaehyun kaget, karena setelah itu ia mendengar suara pintu terkunci. ia refleks melihat ke belakang. dilihatnya Jungwoo masih berada di sana. berdiri terpaku.
"saya akan membantu anda, pak."
mata Jaehyun terbelalak karena kaget. kini Jungwoo memberanikan diri berjalan mendekati Jaehyun, membuat yang dihampiri hanya membeku di kursinya.
"Jungwoo, aku tidak akan memaksamu. jadi kau benar-benar boleh pergi jika ma—"
ucapannya terhenti kala bibirnya dibungkam tiba tiba oleh Jungwoo. Jaehyun mencoba mencerna situasi, namun persetan dengan keadaan dan status mereka. ia membalas ciuman Jungwoo. melumat bibir ranum Jungwoo, dan mengajak lidahnya untuk berperang.
nafas keduanya makin tak beraturan. Jaehyun kini makin menegang. ia memilih untuk memutus kontak bibir mereka pertama, lalu menatap Jungwoo. manis, itu yang terlintas di kepalanya.
Jungwoo yang duduk berlutut di depannya, terlihat seperti anak anjing manis di mata Jaehyun. melihat bulu mata lentik, mata berbinar, pipi merona, dan bibir plump Jungwoo membuat tubuhnya memanas.
"Jungwoo." panggilnya tiba tiba.
"ya, pak?"
"untuk hari ini panggil aku dengan namaku."
Jungwoo terlihat kebingungan, merasa canggung untuk menyanggupinya.
"maaf pak tapi—"
Jaehyun mendekatkan dirinya ke Jungwoo, lalu membisikan sesuatu di telinganya dan membuat Jungwoo merinding.
"aku ingin mendengarmu mendesahkan namaku."
—————
kini Jungwoo masih duduk bersimpuh di hadapan Jaehyun, dengan kancing atas kemejanya yang sudah terbuka. membuat dada mulusnya terkespos. dan tentu saja, itu ulah Jaehyun. Jungwoo mencoba memegang kejantanan Jaehyun, membuat gerakan naik turun dengan jarinya. sesekali ia menatap Jaehyun, dan si bos hanya mengelus pipinya sembari mengeluarkan suara erangan kenikmatan.
Jungwoo lalu memasukan benda besar itu ke dalam mulutnya. desahan Jaehyun sukses keluar dari mulutnya, karena merasa hangat dan nikmat bersamaan. Jungwoo mengulum milik Jaehyun dengan baik. sesekali ia memainkan lidahnya, menjilat pucuk kejantanan Jaehyun lalu kembali memasukannya ke dalam mulut. sesekali ia mengemut kejantanan Jaehyun seperti sedang memakan lollipop.
"ahhh Jungwoo-ya aku mau keluar."
maka Jungwoo menghentikan kegiatan mulutnya. lalu ia membantu Jaehyun mencapai pelepasannya, dengan mengocok milik Jaehyun dengan tempo cepat. membuat Jaehyun hanya mendesahkan namanya. dan jujur, Jungwoo sangat menyukainya. miliknya sudah menegang hanya dengan mendengar desahan Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypnotized.🔞
FanfictionJaehyun merasa sentuhan Jungwoo sudah berhasil menghipnotisnya. ( one universe with whipped for my boss )