Keenam

211 10 0
                                    

Hari ini aku bangun lebih cepat, mungkin efek terlalu semangat ingin bertemu perempuan itu. Aku pun bersemangat ketika diajak nenek lari pagi bersama. Sebenarnya, aku semangat karena mungkin aku akan menemukan perempuan itu. Kata nenek, orang di sini gemar lari pagi. Tapi aku tak menemukan perempuan itu.

Hal tak enak kembali terjadi, aku disuruh membaca buku kelas 6-ku. Buku panduan UN yang terdiri dari materi pelajaran kelas 4-6. Kubaca sekilas saja.

Lalu aku membuka gadgetku. Oh iya aku belum kasih tau temen-temen kalau aku tinggal setahun di Bali.

Siapa ya yang pertama, em... Rendi dulu deh, pikirku.

Casta : Ren, gue mau kasih tau, gue di Bali nih setahun, jadi kayaknya gue bakal sekolah di sini juga.

Teman yang baik, langsung diread dan dibalas.

Rendisa : Oh, oke. Lu baik2 ya di sana, mau gue sebarin?

Casta : Boleh, ke temen deket aja. Happy mensive ya

Rendisa : Oke, makasih bro

Rendi salah satu teman karibku. Satu yang ku tak suka darinya adalah dia sedikit alay. Hari ini adalah tanggal Rendi jadian dengan Disa. Setiap tanggal mensive-nya dia akan mengganti semua dn[display name] sosmednya menjadi Rendisa. Aku tak terlalu suka dengan sifat Disa, tapi Fajar dengan lidah tajamnya mengatakan, "lu suka atau gak, gak ada yang peduli, yang jadian tuh Rendi"[sabar].

Seluruh waktu kupakai hanya untuk menunggu senja.

--

a/n : duh, pendek amat sih. Gapapa, seperti kata nenek. Keep vomments ya.


SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang