DaffaLia : VIII

14 1 0
                                    

assalamualaikum dan salam sejahteraa semuanyaa...

ketemu lag5ii sama akuuh..

maaf abiss n9ilan9 bentarr hehehe..

btw untuk sekaran9 lan9sun9 cuss bca aja yaa

sorry no quotess for today :(

***

Sepulang sekolah..

Sesil tengah berjalan santai menyusuri trotoar jalan menuju ke halte, tempat Daffa akan menjemputnya.

Di tengah perjalanan, ponselnya berdering tanda adanya panggilan masuk. Usai melihat siapa yang menelepon, Sesil mengangkatnya dengan senyuman tulus yang tergaris indah di bibirnya.

"Hallo Po! Aku udah otw nih ke haltenya" Ujar Sesil bersemangat. Namun, dalam hitungan detik rautnya berubah keruh.

"Kok kamu gitu sih? Masa iya aku jalan kaki ke cafe itu? Kan jauh Po!" 

"..."

"Kamu nggak lagi ngambek gara-gara tadi kan?"

"..."

Usai menghela nafas berat. Sesilpun berucap.

"Ya udah. Aku bakal naik ojol kesana. Tapi beneran ya pulangnya entar kamu yang anter?"

"..."

Tuut.. Tuut..

Daffapun memutuskan obrolan lebih dulu. 

"Sabar.. Sil. Sabar.. Mungkin Po emang lagi sensitif aja hari ini. Hufth. Aku coba cari ojol dulu deh" Hibur Sesil pada dirinya sendiri, setelahnya jemarinya bergerak lincah memesan sebuah ojol lewat aplikasinya.

Sambil menunggu, dia duduk di sebuah kursi panjang sambil bermain game dress up di ponselnya untuk mengalihkan kegelisahan dalam benaknya. 

***

Di Secret Cafe.

Sekedar info. Secret Cafe adalah cafe bernuansa alam yang dibangun di tengah hutan jati. Desainnya pun sangat klasik dan arsitektur sekali. Cafe tersebut didirikan sekitar tahun 2012-an oleh keluarga Grahadi, dikhususkan untuk Keluarga Besarnya saja. Selain keluarga Grahadi tidak diperkenankan singgah, kecuali yang sudah mendapatkan izin dari pihak keluarga.

Di Rooftop Cafe. Daffa, pria berjaket kulit hitam itu nampak sibuk mengaduk-aduk jus tomatnya dengan mimik tengah berfikir keras.

Hingga dia merasakan ada yang duduk di hadapannya. Dan seketika itu dia mengangkat pandangannya dengan memasang ekspresi seriusnya.

"Mulai besok. Kita naik bus aja"

"Hah?" Shock Sesil, orang tersebut. Saat mendengar penuturan tiba-tiba Daffa.

"Seenggaknya. Nggak ada yang curiga kalo kita berangkat bareng. Kebetulan kan rumah kita searah. Ntar gue bakal ikutin lo dari belakang dalam jarak 1,5 m" Jelas Daffa datar.

"Naik bus? Entar aku harus alasan apa coba sama mamih? Tadi aja pas kamu jemput aku. Mamih udah keliatan curiga" Ujar Sesil dengan raut tertekannya.

"Kalo gue sih gampang. Tinggal rusakin mobil sama motor gue. Beres" Terang Daffa enteng yang membuat Sesil menganga.

"Kamu udah rada-rada ya?"  Timpal Sesil dengan memutar telunjuknya di dekat pelipis kanannya.

DaffaLiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang