4

2.2K 400 24
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

...

Zachary menghela nafas malas saat dirinya harus kembali menyambut putri dari keluarga Cavendish pagi ini. Ia menebak putri yang akan ia temui hari ini pasti memiliki sifat menjengkelkan yang tidak jauh berbeda dari kakaknya. Setelah beberapa menit menunggu di pintu masuk gedung utama, akhirnya ia bisa melihat sebuah kereta yang sedang memasuki gerbang dan berhenti  tepat di hadapannya.

Tak memakan waktu lama untuk menunggu, pintu kereta terbuka dan seorang gadis dengan wajah yang sangat mirip dengan Irene turun dari dalamnya. Zachary mengernyit heran saat melihat senyum yang amat sangat lebar terpasang pada wajah Jealene. Wajah mereka sangat mirip tapi ekspresi wajah mereka terlihat sangat berbeda, dengan senyum Irene yang terlihat sangat anggun dan senyum Jealene yang terlihat sangat riang.

"Salam Yang Mulia. Aku Jealene, putri kedua keluarga Cavendish. Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan mu" dengan suara lantang dan riang, Jealene memperkenalkan diri sambil membungkuk hormat.

"Selamat datang Lady Jealene. Mari aku antar untuk menyapa raja dan ratu."

Zachary mengernyit tidak suka dengan sosok yang berjalan dibelakangnya. Jika kemarin ia keberatan dengan sikap kaku Irene, saat ini ia keberatan dengan sikap Jealene yang terlalu bersemangat dan membuat suara berisik saat berjalan. Gadis itu juga terus menggumam entah bergumam apa dan itu sangat mengganggu bagi Zachary.

"Salam Yang Mulia Raja. Salam Yang Mulia Ratu. Saya Jealene, putri kedua dari keluarga Cavendish. Sebuah kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan Yang Mulia serta menjadi tamu di istana." sang ratu tertawa renyah saat melihat Jealene serta mendengar nada semangat dalam caranya berbicara.

"Ternyata Elisabeth tidak bohong saat bilang bahwa anak keduanya sedikit cerewet." goda sang Raja.

"Mohon maaf Yang Mulia, tapi aku tidak menyesal menjadi sosok yang sedikit lebih banyak bicara daripada saudari-saudari ku yang lain." Jealene tertawa kecil sambil membungkuk sopan. Tapi di dalam pikiran Zachary, sikap Jealene sungguh tidak sopan. Ia terus membatin malas melihat tingkah Jealene yang seolah terlalu bebas mengeskpresikan pikirannya.

"Kau sangat cantik Jealene. Baru melihat dua putrinya, aku sudah berkali-kali dibuat terpana. Ternyata rumor tentang keindahan putri-putri Cavendish bukanlah isapan jempol semata." puji sang Ratu.

"Terima kasih Yang Mulia atas pujiannya. Tapi jika bicara tentang kecantikan, Yang Mulia harus melihat adik bungsu ku terlebih dahulu baru bisa menilai siapa yang paling cantik di antara kami. Menurutku dan saudari-saudariku, ialah yang paling cantik diantara kami."

"Benarkah? Aku jadi semakin tidak sabar untuk menunggu kedatangannya dan membuktikan ucapanmu."

"Baiklah Jealene, sama seperti yang sudah kukatakan kepada Irene kemarin. Kau adalah tamu ku, jadi jangan sungkan untuk menjelajah."

"Baik Yang Mulia. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat apa saja yang istana miliki."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalisa : The 7th Day PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang