30

6.3K 379 20
                                    

Selama masa kehamilan Haechan, kesabaran Mark benar-benar di uji. Ada saja hal yang membuat Mark harus menghela nafasnya dengan kasar.

Bukan karena permintaan Haechan yang aneh-aneh atau sesuatu lainnya yang susah untuk di penuhi. Akan tetapi justru Haechan meminta sesuatu di waktu yang tidak tepat.

Dan itu terus berlangsung selama kehamilan Haechan sampai sekarang memasuki pertengahan bulan ke 8. Selama itu Mark berusaha untuk memenuhi segala sesuatu yang di inginkan oleh lelakinya.

Namun tidak untuk yang sekarang, Mark memejamkan mata dengan telinga merasa pengang mendengar celoteh Haechan yang panjang meminta sesuatu.

"Sayang, nanti ya. Kau tau sendirikan aku tidak bisa memasak makanan layak" ucap Mark masih mencoba untuk bersabar.

"Tidak apa-apa Mark hyung. Bagaimana pun rasanya pasti akan aku makan. Mau ya"

"Hanya telur mata sapi" pinta Haechan dengan bergelayut manja pada lengan Mark. Tidak terusik dengan ukuran perutnya yang besar meskipun agak kesusahan.

"Minta tolong di buatkan Bubu saja ya, atau Jeno. Masakan Jeno sama seperti ku" ucap Mark dengan frustasi akan tetapi berusaha untuk bicara dengan Haechan selembut mungkin.

"Tidak mau. Maunya di buatkan Mark hyung" ucap Haechan manja yang belum menyadari raut muka Mark saat ini.

"Pokoknya mau Mark Hyung yang membuatkan nya. Mark hyung aku mohon" rengek Haechan.

"Haechan!!" bentak Mark dengan menyentak tangan yang memeluk lengannya. Seketika mulut Haechan berhenti mengoceh.

"Cobalah mengerti sedikit saja. Aku juga butuh istirahat!! Hari ini aku sangat lelah, dan lusa masih ada rapat karena rapat hari ini sangat berantakan" marah Mark dengan suara yang memenuhi ruang tamu kediaman keluarga nya.

"Minta buatkan Bubu, atau yang lainnya sana. Jika tidak, kau buat sendiri saja, jangan merepotkan orang lain"

Mark melangkahkan kakinya meninggalkan Haechan yang masih berdiri pada tempatnya. Baru beberapa langkah, Mark membalik tubuhnya.

"Jangan mengganggu ku, jika aku tidak menemui mu terlebih dulu" ucapnya memberi peringatan.

"Mark!! Ada apa dengan mu?" bentak Taeyong yang mendapati putranya membentak Haechan.

"Mom, jangan membelanya. Aku tahu Haechan sedang hamil, tapi aku juga ingin Haechan mengerti keadaan jika meminta sesuatu" dan kini Mark pun beralih memaki Taeyong.

"Mark?!"

"Sudahlah Mom, aku lelah, mau istirahat. Hari ini sangat mencekik ku" ucap Mark meninggalkan keduanya.

Mark pergi meninggalkan rumah, entah apa yang akan dilakukannya. Yang jelas Mark ingin membuat dirinya merasa lebih baik terlebih dulu sekarang.

Taeyong menggeleng tidak habis pikir, lalu perhatiannya tertuju pada Haechan. Ketika pandangan mereka bertemu, Haechan tersenyum tipis dan segera membalik tubuhnya dan berjalan menuju dapur.

"Haechanie" panggil Taeyong sembari menghampiri Haechan.

"Kau mau apa nak, biar Bubu bantu?" tanya Taeyong.

Taeyong sangat menyadari jika Haechan sangat terluka atas perkataan putranya. Terlihat dari sorot matanya yang meredup serta wajahnya yang menyendu.

Haechan tersenyum "Tidak Bubu, aku akan melakukannya sendiri. Bubu istirahat saja. Maaf atas keributan yang aku buat" katanya.

"No, Haechanie. Wajar orang hamil seperti ini. Maafkan Mark ya" Taeyong segera menjawab perkataan Haechan.

Haechan terkekeh pelan "Aku tahu Bubu. Jangan memarahi Mark hyung ya, dia pasti sangat lelah"

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang