06

1.4K 200 39
                                        

A/N : pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejak. Entah itu komen, vote dan follow. Thanks_


.

.

2005_

Tiga bulan setelah Jisoo dan Irene melahirkan bayi cantik mereka yang sehat-sehat, kini tiba bagi Jennie yang akan segera melahirkan. Sesibuk apapun Jisoo dan suaminya akan selalu setia menemani Jennie. Mereka terlihat bahagia dan tak sabar untuk segera menyambut kedatangan anggota baru. Tetapi tidak dengan Jennie. Setelah berjuang dan berusaha mempertahankan kandungannya selama 9 bulan ini, Jennie berharap penderitaannya akan segera berakhir. Jennie berharap salah satu darinya harus pergi, jika bukan Ia yang pergi, maka Jennie berharap bayinya saja yang pergi. Namun, setelah berjuang di ruang persalinan yang begitu panjang, bayi itu terlahir normal dan sempurna ke dunia. Bahkan tangisan pertamanya terdengar nyaring dan membuat Jisoo dan suaminya yang menunggunya di luar terlihat menangis bahagia.

"Bayinya sangat cantik dan sehat, Nyonya. Sama seperti anda." Ucap Dokter Sunny yang membantu dan bertanggung jawab atas persalinan Jennie. Sementara Jennie menitikan air matanya. Ia membuang wajahnya pada bayi merah itu dan meminta untuk menjauh darinya. Namun, masih ada perasaan bahagia dalam dirinya saat menatap bayi mungil itu sejenak.

"Tolong jauhkan dia dariku, Dokter." Ucapnya disela menahan sakitnya.

"Tapi Nyonya Kim, anda harus memeluknya untuk__"

"Aku bilang jauhkan dia dariku sekarang?!" Membuat Sunny dan yang lainnya terkejut dan menuruti permintaan Jennie. Lalu memanggil Haein dan Jisoo masuk untuk membujuknya.

"Cantiknya." Ucap Jisoo sambil memeluk bayi merah yang baru terlahir kedunia itu. Sementara Jennie sudah tak peduli apapun lagi karena tugasnya sudah selesai. Bayi yang sejak tadi menangis'pun perlahan terdiam dalam dekapan hangat Jisoo itu. Seolah mengerti apa yang kini Ia rasakan.

"Nini lihat'lah, wajahnya manis sepertimu. Kau tak ingin melihatnya? Kau harus memeluknya untuk_"

"Tidak. Jauhkan dia dariku sesuai kesepakatan kita."

"Ok. Tapi__"

"Kesepakatan? Kesepakatan apa, Sayang?" Haein bahkan tak tahu kesepakatan apa yang mereka buat hingga membuatnya bingung saat mendengarnya.

"Aku tidak menginginkannya. Kau sendiri yang memintaku untuk melahirkannya."

"Tapi Jennie-ya, setidaknya ijinkan dia merasakan asimu pertama kali. Ijinkan dia untuk mengenali orang yang sudah melahirkannya. Biarkan Ia merasakan kedekatanmu meski hanya sesaat saja. Aku mohon."

"Aku tak sudi. Jika kau tak suka_kau buang saja anak itu. Aku ingin pulang. Sekarang. "

"Tapi Jennie-ya_?"

"Aku akan memanggil taksi jika kalian tak mau mengantarku."

"Bukan seperti itu. Kau baru saja melahirkan. Kau juga harus dirawat beberapa hari saja aku mohon. Kau harus pulih kan dulu lukamu." Ucap Jisoo sesabar mungkin.

"Aku ingin dirawat dirumah saja. Apa tidak bisa?" Ucapnya tegas. Membuat Haein mengangguk setuju daripada membuat keributan.

"Baik'lah. Ayo kita pulang." Akhirnya Jisoo mengalah.

Bayi merah itu bahkan tidak dijinkan memeluknya sama sekali apalagi menyusui. Jennie bahkan segera keluar dari Rumah Sakit itu setelah melahirkan. Tak peduli dengan kondisinya yang masih lemah karena dalam pemulihan.

I Still Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang