chapter 15 [ Sakit ]

7.6K 673 191
                                    

- happy reading -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- happy reading -

Pagi ini Johan di sibukkan oleh kelakukan Haka. Kembaran dari Naka itu terus saja berteriak dan marah-marah hanya karena hal kecil.

Mulai dari remot TV yang tiba tiba tidak bisa di gunakan, mainan mobil-mobilan nya yang hilang dan masih banyak lagi yang membuat nya mengamuk.

Sedangkan kembaran nya sedang terbaring lemah di atas ranjang , tubuh nya sedikit demam dan hidung nya mampet. Mungkin hari ini Johan tidak akan bekerja dan memilih menjaga si kembar.

"NDOT NA HAKA UDAH BOLONG, KOK NDAK DI BELIIN YANG BALU SIH PAH?? " Teriak Haka dari dapur.

Johan menutup telinga nya, sifat suka berteriak teriak Haka itu sama seperti Venus. Hampir setiap saat mendiang istrinya itu berteriak teriak hanya karena hal kecil.

"Iya nanti, Ka."

Johan berjalan sambil membawa nampan berisi sup hangat dan susu untuk Naka, di belakang nya ada Haka yang sedang memeluk botol dot nya dengan wajah kesal.

"Ngapain ngikutin Haka sih pah!! "

"Lah? Yang ngikutin kamu siapa? " Johan bingung sendiri.

Haka tidak menjawab dan langsung berjalan menaiki tangga meninggalkan Johan yang masih diam di tempat.

Setelah mereka sampai di kamar si kembar, Johan menemukan Mars sedang menemani Naka di ranjang nya. Ia berbaring di sebelah Naka sambil memeluk nya erat.

"Nana, ayo makan." Ujar Johan lembut.

Mars membuka mata nya dan langsung bangkit dari tidur nya, ia memberi ruang sang ayah agar lebih leluasa menyuapi Naka.

"Ndak lapel."

"Nanti tambah sakit loh kalo ndak mam." Ucap Haka.

Naka tetap menggeleng, kepala nya sangat pusing dan perut nya terasa mual. Pipi yang dulu nya tembam sekarang sedikit tirus, pasti berat badan Naka berkurang karena sakit.

"Sedikit aja, perut nya Nana masih kosong loh dari tadi pagi." Bujuk Johan.

Naka menggeleng dan merentangkan tangan nya pada Mars untuk di gendong.

Mars mengangkat tubuh Naka yang semakin ringan tersebut. Tangan mungil itu memeluk erat leher kakak nya, kulit Naka terasa sangat hangat saat menyentuh kulit Mars.

"Ayo buka mulut nya."

Naka menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Mars dan menggeleng pelan.

HAKA NAKA [ belum di revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang