✨ 9: Dating Sam and Sisil

3.9K 407 57
                                    

SEBELUM BACA PART INI.
UDAH FOLLOW AKUN WATTPAD
AKU BELOM?


PART 09

Isakan tangis terdengar dari dalam kamar Keira. Gadis itu terduduk dilantai sambil menyandarkan tubuhnya di ranjang. Isakan itu terdengar lirih, dia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.

Kemudian gadis itu berdiri dan menghempaskan tubuh rampingnya ke kasur. Tangisnya terhenti sesaat, dia memandangi ke sekeliling kamarnya sebelum akhirnya netranya menatap tajam pada pada bingkai foto yang terletak diatas meja.

Itu adalah foto dari enam tahun yang lalu. Masih teringat jelas di kepalanya saat dimana ia nyaris di dorong ke selokan, di fitnah oleh satu kelas, di caci maki, di pukuli, di permalukan oleh guru, dan tidak dihargai pula. Sungguh sadis.

Perlahan senyuman devil terbit dari bibir Keira, gadis itu mengambil bingkai foto itu, memandanginya. Sebelum akhirnya ia membanting bingkai tersebut dengan kasar ke lantai.

Prakk!

Pecahan dari bingkai tersebut lansung berserakan di lantai. Gadis itu mengambil foto itu, nampak di foto itu terlihat murid sekelas berseragam merah putih, yang sedang berfoto ria dengan gurunya untuk perpisahan. Terlihat Keira berada di posisi paling ujung, bahkan dirinya berjarak dengan para teman-temannya yang saling berdempetan. Seakan dirinya kurang dianggap dalam foto itu.

"Selama enam tahun aku menderita, aku nggak dihargai, aku nggak pernah dianggap... Aku sakit, " Keira menekan setiap perkataannya sambil menatap foto itu.

"Kalian itu nggak tau seberapa menderita nya aku pas sd, bahkan sampai sekarang SMA pun, aku masih menderita! "

"Aluna dasar kamu biadab! Kamu sekarang dimana, hah? Apa hidup kamu masih bisa tenang setelah ngebully orang!? "

"Aku capek! Aku pengen mati sekarang! "
Keira lantas mengambil cutter diatas nakas dan bersiap menggores-goreskan lengannya.

Srekk

Darah segar mengalir begitu saja dari lengan gadis itu. Gadis itu tersenyum miris, baginya rasa sakit di lengannya ini belum sebanding dengan rasa sakit di hatinya.

Tiba-tiba netranya teralihkan oleh foto polaroid seorang pria berumur yang ia letakan di meja. Kemudian ia mengambil foto itu dengan air mata yang masih berderai.

"Aku kangen. "

•••


Keheningan menyelimuti dua insan yang kini tengah berada di dalam mobil hitam.
Kedua orang itu adalah Samudra dan Sisil, sesuai rencana, mereka akan pergi berkencan malam ini.

Namun, keduanya sama-sama diam tak bergeming, Samudra fokus menyetir dengan pandangan lurus ke depan. Sementara Sisil, gadis itu hanya menatap suasana malam lewat jendela kaca mobil.

"Sam, kenapa kamu nggak kasitau ini dari awal ke aku? " tanya Sisil akhirnya, dengan raut wajah kecewa.

"Maaf, aku nggak jujur sedari awal. Kamu marah ya, sayang? " balas Samudra.

"Aku cuman kesel aja gitu, pas tau ternyata kamu itu pacarnya dia! Aku kira kamu itu cuma milik aku, ternyata milik dia juga, " decak Sisil.

"Sayang! " Samudra menurunkan tangan kirinya yang dipakai untuk menyetir, tangan kekar itu menggenggam tangan cewek di sebelahnya.

"Sayang, You know? I really love you. You are my real property, not her. " ucap Samudra lembut pada Sisil.

"Beneran, nih? Nggak bohong 'kan? " rajuk Sisil.

MAKE OVER [END + TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang