Coyyy
**
Pikiran Jeno berkecamuk, Hatinya dipenuhi dendam. Dia menatap lamat pisau lipat yang ada ditangannya. Bayangan-bayangan Jaehyun yang memeluk Jaemin saat memenangkan pertandingan futsal tadi, dan bayangan-bayangan Jaehyun saat dia mencium kening Jaemin juga ibunya-- kini teringat jelas, Jeno samasekali tidak menduga jika papa Jaemin dengannya itu sama. Sekilas Jeno teringat sebuah candaan Reno diwaktu pertemuan pertama mereka, Jeno tidak mengambil pusing soal itu karena Jeno percaya dengan istilah manusia memiliki tujuh kembaran di dunia, Jeno tidak memikirkannya meskipun dia sempat menangis bersama Jungkook saat Jeno menumpahkan segala keluh kesahnya pada pria Jeon itu.
Jeno butuh seseorang untuk mengendalikannya sekarang. Jeno tidak tau dengan alur pikirnya, Raganya lelah, Jeno ingin istirahat. Tapi pikirannya selalu menyuruh Jeno untuk menemui Jaemin dan menghabisinya sekarang.
Tubuh kuat itu lemah sekarang, Jeno membiarkan air matanya lolos. Kepalanya terasa sakit, tapi hatinya lebih sakit. Dadanya mulai sulit untuk bernafas, kakinya menendang kursi milik Jaemin yang entah kenapa membuatnya muak.
“BAJINGAN!!”
Kursi milik Jaemin terpental hingga ke sudut ruangan, buku-buku yang masih didalam meja berjatuhan karena ikut tersenggol kursi yang Jeno tendang.
Jeno mulai terlihat sedikit tenang sekarang, Jika dengan merusak sebuah barang bisa membuat emosi Jeno mereda, Jeno ingin melakukannya lagi daripada harus menghajar Jaemin.
“AAAHHHKKKK!!!!”
Jeno melempar sebuah buku dan mengenai jendela, dia mulai hilang kendali sekarang. Meja dan kursi sudah berserakan, beberapa buku milik siswa dia remat dan dia injak. Dia belum menyadari jika seseorang sedang memperhatikannya dengan intens.
Orang itu memilih memanggil ayahnya karena bingung harus apa, namun dia mengurungnya saat melihat Jeno akan menendang jendela.
“JUNG JENO!! LO APA-APAAN, HAH?!”
Telat, kaki jenjang Jeno sudah lebih dulu menendang jendela kelas. Serpihan kacanya menganai kepala dua pelajar yang sedang menatap lurus satu sama lain itu.
“Lo gila, Jen?!!”
Jeno melepas cengkraman tangan anak didepannya yang dengan lancang menarik kerah seragam Jeno.
"MATI LO, BANGSAT!!!"
Jaemin terkejut bukan main saat sebuah pisau tajam menancap pada ulu hatinya, tidak— Jaemin belum berakhir. Dengan cepat dia mencabut pisau itu dan melemparkannya kelantai.
Darah segar merembes dari Jersey bola yang dikenakannya, dia menatap Jeno murka dan berjalan kearahnya.
Sebuah pukulan keras Jeno terima dan membuatnya tersungkur, Jaemin menendang kepala Jeno sampai Jeno terpental dan punggungnya menabrak meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐏𝐀 - 𝐉𝐀𝐄𝐇𝐘𝐔𝐍 [END]
Fiksi Penggemar"𝘌𝘷𝘦𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘩𝘢𝘳𝘴𝘩 𝘸𝘰𝘳𝘥𝘴 𝘸𝘦 𝘴𝘱𝘦𝘢𝘬 𝘢𝘳𝘦 𝘯𝘰𝘵 𝘦𝘲𝘶𝘪𝘷𝘢𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘵𝘰 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘸𝘩𝘰 𝘩𝘢𝘴 𝘣𝘦𝘦𝘯 𝘩𝘶𝘳𝘵 𝘣𝘦𝘤𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘰𝘧 𝘑𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯" © masyaallah_author