Si setengah kaukasia yang melupakan keberadaan ponsel dan memutuskan menggelapkan rambutnya beberapa hari yang lalu itu sedang tertegun. Mulutnya seperti membeku, padahal ia punya banyak sekali pertanyaan. Dia bahkan tidak bisa bergerak, hanya duduk di sofa di seberang Yerim tanpa melakukan apapun kecuali menatap.
Yerim mengaku tidak mabuk, tetapi efek minuman keras terasa sekali. Kepalanya berat. Dia terpaksa minum karena Bomin terus menyoronginya lebih banyak minuman keras. Dan karena Heeseung tak juga datang, mau tak mau dia harus banyak berimprovisasi tadi. Dia menyandarkan kepalanya di punggung sofa sambil menutup wajahnya dengan lengan, mengabaikan Kai dan siapa saja yang seharusnya ada di apartemen itu.
"Aku haus," gadis itu tiba-tiba bicara, tanpa menggerakan satupun anggota tubuhnya.
"Ah!" Kai cepat peka, dia mengambil sekaleng minuman pengar yang dibawa Heeseung tadi. Dia langsung membukakan kaleng itu, bersikap berguna. "Ini, minum ini saja," ucapnya seraya menyodorkan minuman itu. "Ini bisa meredakan sakit kepalamu."
Yerim melirik kecil di balik lengannya, ia berdecak malas. Namun ia terpaksa, atau rasa sakit itu akan bertahan lebih lama.
"Ada sedotan?"
"Sedotan?"
Tidak tahu mengapa Kai menjadi panik, ia melihat ke sana kemari mencari sedotan. Di atas dan di bawah meja, di sofa, di bawah majalah, dan tempat-tempat lain yang tidak masuk akal.
Pada akhirnya kesabaran Yerim habis, dia menarik kaleng minuman itu dari tangan Kai. Dia tidak peduli sebagian isinya tumpah. Bahkan ia terlalu ceroboh saat minum. Isi kaleng berhamburan, bagian depan pakaiannya basah. Begitu isinya habis, dia melempar kalengnya sembarangan.
"Sialan, efeknya baru terasa sekarang."
Kai meneguk ludah keras, "Kepalamu sakit?"
"Iya, sangat. Seperti akan pecah. Sialan, begini saja aku sudah tumbang. Padahal aku sudah menahan diri. Kalau saja aku masih di klub, seseorang mungkin akan memperkosaku."
Kai ternganga, dia tidak tahu harus menyahut apa. Sekarang dia setuju, Yerim memang mabuk. Dia bisa jadi sangat berisik dan blak-blakan ketika mabuk. Dan berdasarkan pengalaman, gadis itu bisa jadi seseorang yang berbahaya ketika di bawah pengaruh alkohol.
"Y-yerim-a, kau sebaiknya tidur. Itu bisa mengurangi rasa sakitnya."
"Konyol! Mana bisa aku tidur dengan rasa sakit ini."
"Setidaknya kau berbaring saja di kamar, kau pasti akan tidur segera."
"Aku mau mandi~"
"Besok pagi saja, nanti kau jatuh."
"Kau mau mandikan aku tidak?"
Deg. Seketika seorang Huening Kai gemetar. "Hee ... Heeseung Hyung!" Suaranya panik, dia kebingungan. "Ah, jangan. Berbahaya." Keputusan diambil dengan gegabah, dia tidak tahu harus melakukan apa.
Heeseung dan Jake keluar bersamaan dari dapur, masing-masing dari mereka memegang gelas. Keduanya memandang dengan penasaran, terutama ketika ekspresi Kai sangat mencurigakan.
"Kenapa?"
"Jake! Jake bantu aku membawa dia ke kamar."
"Why should I?" Jake terkekeh pelan. "Kau tak kuat menggendongnya sendiri?"
"Aku bisa, tapi--"
"Kau kenapa?" Sekarang giliran Heeseung yang tertawa. "Kalau dapat berarti beruntung, kan? Atau kau mau aku saja?"
"Eh! Tidak. Maaf, Hyung. Aku tidak percaya padamu kalau urusan Yerim mabuk."
Tawa Heeseung makin keras, "kalau begitu kau saja yang mengurusnya. We'll skip this chance."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Hayran Kurgu🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...