END

956 37 1
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

“Gue pengen jadi dokter.”

“Apapun itu gue dukung, kita 'kan brother.” Mereka saling melempar senyum setelahnya.

“Jen, gue belum ngerjain PR seni. Bantuin gue, ya? Nanti gue kasih hadiah.”

“Jeno, Jeno! Ayok kerumah, mama gue nyuruh lo mampir. Dirumah udah banyak masakan.”

“Kata siapa kita mirip? Yang ada tuh gini, wajah lo niruin gue. Secara kan gue dulu yang lahir.”

“OM JUNGKOOK, JENO NYA NAKAL.”

“Lah, Jen. Berati kita pernah ketemu dong?”

“Omong-omong adek lo cantik.”

“Woi Jungkook! Siniin Catetan lo.”

“Anterin gue ke Rumah Sakit dong.”

“Jeno wibu.”

“Kenapa lo enggak punya pacar, Jen?”

“Gue suka sama lo, soalnya lo jelek.”

“Jen, gue kentut.”

“Kalau gue jadi dokter cocok, ga?”

“Mulut lo bau rokok, anjing!”

“Ayo jadi adeknya Reno.”

“Hooh, gue suka sama selera lo.”

Hanya sebuah ujaran random yang pernah Jaemin katakan padanya, mulut cerewet itu... Jeno rindu sekali.

Kini tepat hari ke tujuh setelah kepergian Jaemin, Jeno mengajak teman-temannya untuk bermain kerumah baru saudaranya.

“Jaem, kita kemarin pergi ke LA. Katanya lo mau nagih traktiran dari gue, mana nih? Kok sampai sekarang enggak ditagih ya.” Chenleo tertawa seraya menaburi bunga di makam Jaemin.

“Tau nih si Jaemin, eh Jae. Katanya mama sama daddy lo mau nikah? Lo pasti seneng banget, omong-omong lo sama om Jaehyun lagi ngapain?”

“Jaemin sekarang cool banget, pertanyaan dari kita gak ada yang ditanggepin sama dia.” Jayden menyeka air matanya secepat kilat sebelum yang lain melihat.

“Jeno kambuh nih, Jaem. Dia ngerokok terus. Katanya sengaja soalnya udah enggak ditegur lagi sama saudaranya.”

Jeno tersenyum simpul seraya menatap nisan Jaemin, Jeno berharap sekali jika dia terbangun dari mimpi buruk yang berkepanjangan ini. Namun sepertinya ini nyata.

“Jaem, gue udah lulus. Gue pengen jadi dokter kayak cita-cita lo, tapi sayangnya otak gue enggak sampai.”

Mereka semua tertawa dengan santai, rasanya seperti lengkap dengan tawa Jaemin.

𝐏𝐀𝐏𝐀 - 𝐉𝐀𝐄𝐇𝐘𝐔𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang