45. Perih saat merasa indah

9.7K 517 3
                                    

Assalamualaikum semuanya gimana kabarnya hari ini? Hari ini bunnes mau update TCGG ya 🎉🥰

Ada yang nungguin bunnes update nggak nich? Kalau ada komentar ygy 😌 langsung ke ceritanya aja let's go happy reading 💙💙💙💙💙

بسم الله الرحمن الرحيم

~SELAMAT MEMBACA~

"Sesuatu yang datang karena Allah, akan pergi dan hilang karena Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sesuatu yang datang karena Allah, akan pergi dan hilang karena Allah. Dan setelahnya ini harus digaris bawahi ; tidak mungkin Allah mengambil sesuatu darimu, tanpa digantikan dengan yang lebih baik."

~Khalisha Musfirah Asyifa~













🦋🦋🦋

















Syifa menggeliat saat cahaya membuat tidurnya terganggu, dirinya tersenyum saat melihat suaminya tengah melihat kearahnya dengan senyuman manisnya. Syifa bangun dari tidurnya lalu duduk di tepi ranjang.

"Pagi suamiku."

"Pagi juga bidadari surga ku." Arkhan mengusap puncak kepala Syifa, dan mendaratkan ciuman singkat di kening Syifa. "Tidurnya nyenyak ya?"

Syifa menganggukkan kepalanya, ia mengedarkan pandangannya ke ranjang tempat tidurnya. Terlihat bunga tulip yang selalu menyambut Syifa di pagi hari. "Tulip di bagi hari."

"Mas udah masakin nasgor spesial untuk zaujati." Arkhan meletakkan nasi goreng buatannya di meja nakas, sedangkan Syifa yang melihat hanya mampu berdecak kagum di hati kecilnya. Entah kebaikan apa hingga dirinya di karuniai seorang suami seperti Arkhan.

Sembari menyuapi makanan kepada Syifa, Arkhan mengusap lembut perut Syifa yang lumayan buncit itu. Sejenak Arkhan memejamkan matanya dan mendoakan untuk keselamatan kepada anak yang di kandung Syifa.

"Mas, boleh tanya?"

"Tanya apa?"

"Coba sebutkan orang yang paling di sayangi sama mas Arkhan, dalam hidup mas Arkhan." Ujar Syifa melihat ke arah Arkhan lekat.

Arkhan menghela nafasnya berat, dirinya membalas senyuman kepada Syifa. Dan mengusap kepala Syifa dengan lembut. Istrinya itu tampak menunggu Jawaban dari dirinya.
"Yang ketiga anak kita, karena anak itu keluar dari rahim orang yang saya sayangi. Yaitu kamu. Yang kedua kamu, kamu adalah seorang istri yang bisa saya tuntun. Hingga jadi seperti ini, saya adalah lelaki paling beruntung bisa membimbing kamu hingga sampai seperti ini."

Terjerat Cinta Gus Galak [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang