Mereka berkenalan. Dan Tzuyu menilai kalau Yerin adalah tipe gadis pendiam yang tidak banyak mau. Sepanjang mereka bertiga bertemu tadi, hanya Tzuyu dan ibu mertuanya yang banyak bicara. Sedangkan Yerin, hanya menyetujui apa yang ibu mertuanya usulkan. Yerin bicara saat ibu mertuanya mengajak bicara, tapi sangat pasif bahkan tidak berani memandang Tzuyu saat diajak bicara.
"Bagaimana harimu, sayang?" Taehyung mencium puncak kepala sang istri, saat Tzuyu tiba-tiba datang dan langsung bersandar padanya yang sibuk mengerjakan laporan di depan televisi.
"Sedikit melelahkan. Aku sudah bicara dengan Yerin tadi. Dia bilang..."
"Yerin?" alis Taehyung mengerut, Tzuyu memainkan jari suaminya yang memeluk perut itu sembari mengangguk.
"Ibu kontrak bayi kita."
Ahhh... Ternyata Tzuyu masih segigih itu. Taehyung mencoba melupakan kekecewaannya. Tidak ingin istrinya tahu kalau ia tidak suka Tzuyu masih keras seperti ini.
"Kak..."
"Hmmm?"
"Dia cantik sekali."
Dan ada keheningan.
"Lalu?"
"Kakak tidak suka kalau dia cantik? Kakak ini aneh sekali. Memangnya tidak suka kalau melihat orang cantik?"
Taehyung menarik perut Tzuyu lebih rapat. Agar bisa menempelkan pipinya dan pipi istrinya dari belakang. Wajah mereka bersisian dan diciuminya wajah istrinya dari samping.
"Istriku seorang malaikat surga. Aku tidak butuh wanita cantik jenis manapun."
Tzuyu kembali berdebar dengan pipi merona malu. Sudah sering dipuji begini, masih saja perasaan itu sama seperti Taehyung memujinya pertama kali.
"Kakak tidak akan meninggalkan aku kan, apapun yang terjadi?"
Tzuyu menoleh kesamping, merendahkan tubuhnya agar bisa bertatapan dengan Taehyung.
"Memangnya apa yang akan terjadi?"
"Soal anak itu."
"Pembuahannya kan belum tentu berhasil. Mudah-mudahan aku mandul juga." Taehyung mencium hidung Tzuyu.
"Kakak!" istrinya itu protes. Dicubitnya pelan perut suaminya.
"Jangan bicara begitu, ah. Kakak ini sembarangan terus."
"Kau yakin sudah ikhlas kakak punya anak dengan orang lain?" Taehyung kembali memainkan lembut tangan istrinya yang berada diatas perut. Tzuyu bersandar di tubuh sang suami. Mendengar itu Tzuyu diam cukup lama.
"Kau masih bisa memikirkan lebih matang lagi, sayang. Kakak tidak keberatan jika kita punya anak angkat dari panti. Kau yakin bisa menanggung beban itu sampai pada keturunanku selanjutnya? Keturunanku dengan... wanita lain. Bukan denganmu."
"Kakak yakin tidak?"
"Soal apa?"
"Menjadi ayah yang sempurna."
"Tidak ada ayah yang sempurna di dunia ini, sayang. Tapi, aku akan berusaha menjadi ayah yang baik, sebaik yang aku bisa. Aku sangat ingin anak, aku akui. Seandainya jika tidak pun tidak masalah." Tapi sebenarnya Taehyung bohong, dia sudah mendambakan anak. Namun, kecintaannya pada Tzuyu menutup segala kekecewaannya terhadap apa yang tidak ia dapatkan dari istrinya.
"Kan sebentar lagi akan jadi ayah, aku juga akan jadi ibu." Tzuyu tersenyum membayangkan.
"Setiap pagi kita akan sibuk, menyiapkan buburnya, belanja kebutuhannya, nanti kakak bawa kemanapun kakak mau menemani."