🍃 08 - Gara-gara Paperbag

219 52 1
                                    

08 - Gara-gara Paperbag
 
 
 

Jam istirahat makan siang Feli gunakan untuk menghampiri Yeri di pantry. Terlihat si resepsionis baru selesai menikmati makan siangnya. Beruntung di pantry tidak sedang ramai oleh pegawai karena bu Irene sengaja memberlakukan peraturan untuk istirahat secara bergantian.

"Mbak Yeri." Feli menyapa. "Udah makan siangnya, Mbak?"

Yeri mengangguk. "Baru beres. Kenapa, Fel?"

Ah, sepertinya si resepsionis terlalu peka hingga tahu niatan Feli yang tiba-tiba menyapanya.

Seperti biasa, di saat-saat tertentu Feli akan menggunakan bakat ektingnya ketika dibutuhkan.

Raut wajah Feli yang semula cerah mendadak murung. Gadis itu menggigit bibir ragu membuat Yeri kembali bertanya.

"Feli, kamu baik-baik aja?"

"Aku baik-baik aja kok, Mbak."

Yeri melirik jam di tangan kirinya lalu beralih menarik tangan Feli untuk mengikutinya. "Sini deh kita duduk dulu bentar, Fel."

Bangku kayu di pojok ruangan menjadi tujuan keduanya. Setelah mereka duduk dengan nyaman, Yeri kembali memusatkan atensinya pada gadis setengah bule di hadapannya.

"Jadi kenapa?" Ia kembali bertanya. "Kamu ada perlu sama aku 'kan?" Feli mengangguk. Yeri pun ikut manggut-manggut menunggu Feli segera bicara.

"Mbak Yeri udah lama 'kan kerja di sini?" Feli memulai sandiwaranya.

"Lumayan. Sekitar dua tahun lebih."

"Kalau gitu mbak kenal dong sama pemuda yang namanya Ardanta?" Feli menyeringai tipis saat melihat Yeri yang terkejut mendengar nama Ardan disebutkan.

"Kok kamu tahu dia? Kamu tahu Ardan dari mana, Fel?"

"Aku tahu dari Ellen. Emang kenapa mbak kalau aku tahu soal dia?"

"Gak papa sih, cuman 'kan seingatku kamu masih karyawan baru, kamu bukan senior atau karyawan VIP jadi agak mengejutkan kalau kamu bisa kenal pelanggan VVIP kaya mas Ardan."

Mendengar Yeri yang memanggil Ardan dengan embel-embel mas membuat Feli memekik senang dalam hati.

Itu artinya Yeri udah Akrab sama Ardanta 'kan? Gak salah gue milih dia sebagai suplier info.

"Aku sebenernya baru kenal dia kemarin, kebetulan kami nemenin El main kemarin."

"Kamu? Sama Ardan nemenin Ellen?" Dua tahun memang bukan waktu yang lama, tapi tidak bisa dibilang sebentar juga. Bagaimana bisa Yeri begitu terkejut dengan pernyataannya barusan? Feli benar-benar  tak habis pikir.

"Aku pikir Ellen gak mau deket sama karyawan sini. Mas Ardan juga biasanya datang ke sini cuman buat ketemu El, kenapa malah berakhir pergi bareng kamu?"

"Mbak, bentar deh. Kayanya mbak salah paham." Feli segera meralat. "Aku emang pergi sama dia kemarin tapi pergi buat nemenin Ellen bukan buat pergi berdua sama dia."

Tatapan menggoda Yeri membuat Feli mengerjap panik. Kenapa malah dirinya seolah tertangkap basah sehabis kencan dengan crush yang juga ditaksir temannya?

"Kemarin mas Ardan ke sini ya?"

"Iya." Feli baru ingat kalau Yeri sedang libur kemarin. Jadi hanya ada karyawan lain yang bertugas di bagian resepsionis, karena itu Yeri tidak melihat bagaimana kemarin Ardan membawakan tas dan barang-barang Feli dari loker karyawan ke mobil tanpa berniat mengganggu tidur si putri salju yang kalau kata Ardan--- Feli ini mirip Elsa.

WGM 3 - (Bukan) Pura-pura MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang