Part 1

24 5 3
                                    

"What is not told is not always fine"

Nada Kaluna Gantari, bisa dibilang dia orang terpenting di perusahaannya karena ia adalah salah satu kandidat kuat untuk bisa menjadi pemimpin perusahaan itu.

Pimpinan perusahaan Tuan Bagaskara adalah orang paling loyal yang pernah Nada kenal, beliau tidak segan untuk membantu Nada tentang masalah keluarganya.

Sejujurnya, biaya kuliah Melodi juga tidak lepas dari bantuan Tuan Bagaskara. Hanya saja ia tidak pernah mengatakan ini kepada Melodi, jika ia tahu pasti ia akan membenci dirinya karena telah menipunya bahwa selama ini tidak sepenuhnya biaya kuliah sang adek ditanggung oleh Nada maka dari itu Nada sangat bersikeras agar Melodi bisa menyelesaikan kuliahnya.

"Bu Nada, dipanggil Tuan Bagaskara" ujar salah satu pegawai yang baru saja keluar dari ruangan pimpinan.

"Baik, terima kasih informasinya"

Pegawai itu mengangguk lalu pamit, setelahnya Nada berdiri dan menuju ruangan pimpinan.

Perlahan ia membuka pintu dan melihat Tuan Bagaskara tengah duduk lalu mempersilahkan Nada duduk di sofanya.

"Iya ada apa Tuan Bagaskara memanggil saya?"

"Saya ingin kamu melaksanakan pekerjaan ini" ujarnya lalu memberikan sebuah berkas.

Nada mengambil berkas itu lalu membacanya, "Kerja sama dengan J Corp tuan?"

"Ya, dalam waktu dekat ini kamu harus bisa meyakinkan perusahaan itu untuk bekerja sama dengan kita. Saya sudah mencobanya namun tuan Jendra itu sangat keras kepala"

Tuan Bagaskara lantas menatap serius ke arah Nada, "Kamu dekati anaknya"

Nada tersedak ludahnya sendiri, ia tidak paham dengan maksud pimpinannya ini. Mengapa ia harus mendekati anak dari keluarga Wirawan, yang mana pula?

"M-maksud tuan?"

"Saya dengar Juan adalah penerus selanjutnya, saya tidak tahu kenapa tidak Jovan saja padahal dia lebih mumpuni dari adiknya itu tapi saya tidak peduli ya karena memang itu sudah keputusan mereka bukan?" Nada hanya mengangguk.

"Kamu saya perintahkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini Nad, saya dengar Juan itu seumuran denganmu jadi akan lebih mudah jika kamu yang melakukan ini"

"Tapi saya bukan siapa-siapa tuan, saya hanya seorang sekretaris biasa"

"Hahaha, kamu ini sangat lucu Nad. Kamu ini sudah saya anggap sebagai anak saya dan saya sangat mempercayakan perusahaan ini sepenuhnya kepada kamu. Saya tidak pernah sedikitpun meragukan kamu jadi saya harap kamu bisa melakukan tugas ini dengan baik ya"

Sejujurnya ini berat untuk Nada tapi ia tidak bisa mengatakan tidak karena bagaimanapun Tuan Bagaskara adalah orang yang sangat berjasa untuknya dan keluarganya.

"Tidak perlu terburu Nad yang penting hasil akhirnya kamu berhasil, proses itu lebih penting okey" ucapnya.

Meskipun ragu namun Nada tetap mengangguk, "Baik tuan"

"Bagus, kamu boleh kembali"

"Permisi tuan"

Nada kembali ke tempat kerjanya, menatap berkas yang diberikan oleh pimpinannya. Ia mengetuk-ngetuk meja sembari menopang dagunya.

"Woy, melamun aja" ucap Mutia yang tiba-tiba datang.

"Kayak setan lo, tiba-tiba muncul"

"Ada ya setan cantik kayak gue" ujarnya dengan centil lalu menyibakkan rambutnya.

SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang