Bab 29 | Nasi Yang Jadi Bubur

77 8 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Anca, Ainur, Hasby dan Sridevi - Kupu-kupu

***

Bab 29 | Nasi Yang Jadi Bubur

Semua perbuatan yang telah ia lakukan tidak akan mengembalikan apapun yang sudah terjadi karena semua sia-sia saja

***

Seperti biasa Wahyu dibawa ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh sang dokter semua orang yang ada di sana menunggu di ruang tunggu tidak kecuali iqbal yang baru saja sampai dan harus kembali untuk mengecek keadaan angka kah yang tiba-tiba saja pingsan.

Semua orang berharap harap cemas ya mudah-mudahan pada jalan yang terbaik bagi Wahyu, Iqbal yang tidak tahu apa-apa hanya bisa bingung dan heran hingga akhirnya ia mendekati Dian sahabatnya.

"Dian! Lo tahu Abang gue kenapa?" bisiknya.

"Gue gak tahu. Bang Yedam dan Farid tidak pernah memberitahukan semua ini," jawab Dian juga berbisik.

Iqbal hanya bisa mengangguk lalu ia menatap bang Yedam, Farid dan Mas Shino secara bergantian seolah diantara mereka mungkin ada yang memberitahu apa yang terjadi dengan abang nah itu namun sebelum gitu iya lupa bahwa ada ketiga temannya yang datang kesini.

"Bal, kita bertiga pamit dulu ya. Gue doakan agar Abang lo cepat sembuh," pamit Daniel.

"Ya sudah makasih ya guys. Dan maaf," sesal Iqbal.

"Gapapa kami maklum kok, semoga lo kuat dalam menghadapi semua ini," jelas  Salim.

"Kalo lo perlu apa-apa atau bantuan bisa telpon gue atau mereka ya Bal, kita pamit dulu." Saling menambahkan dan di sana mereka bertiga langsung berjalan meninggalkan iqbal dan tidak lupa mereka memberikan senyuman kepada mereka yang ada disana sebagai bentuk perpisahan dan mereka hanya bisa membalasnya dengan anggukan kecil seolah-olah hendak mengucapkan terima kasih.

Setelah kepergian mereka tiba-tiba dokter keluarga memberi tahu bahwa pasien sudah siuman dan disana Iqbal ingin segera berlari menemui sang abang akan tetapi di tahan sama Dian, atas perintah Bang Yedam.

"Biarkan Farid dan Mas Shino dulu yang masuk. Gue mau ngomong sama kalian berdua," ungkap Bang Yedam.

Iqbal mengangguk lalu langsung mengikuti kemana langkah Bang Yedam dan pergi bersama dengan Dian. Ternyata mereka mengobrol di luar area rumah sakit dengan tatapan mata yang sulit di artikan.

"Bang. Kasih tahu gue, Bang Wahyu kenapa?" tanya Iqbal memohon.

"Abang lo terkena gegar otak berat, dan ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian," jawab Bang Yedam dengan cepat.

Mendengar semua itu benar-benar membuat hati iqbal bagaikan tersambar petir sebagaimana dilihat tidak tahu bahwa abangnya terkena penyakit mematikan itu dan bahkan ini sudah lama pada saat mereka lagi jauh bukan hanya jauh secara fisik minta secara mental juga.

"Operasi pun hanya untuk mampu bertahan sebentar saja, jadi. Wahyu memilih tidak melakukan apapun dan hanya bisa pasrah," lanjut Bang Yedam.

Iqbal menggelengkan kepalanya tidak percaya "Kenapa abang gue se pasrah itu, biasanya abang gue selalu kuat dan tegar."

"Mungkin akibat kejadian pengusiran itu membuat Wahyu tidak punya semangat lagi buat hidup karena sudah tidak di percaya oleh kamu dan kedua orang tuanya. Seharusnya gue marah sama lo karena buat sahabat gue jadi seperti ini, tapi gue udah janji sama Wahyu untuk tidak marah sama lo. Dan sekarang waktunya lo minta maaf sama Abang lo," tutur Bang Yedam.

Mendengar itu adalah seolah perintah membuat Iqbal langsung berlari masuk ke dalam rumah sakit dan menuju ruangan Wahyu dan di sana masih ada Farid dan juga Mas Shino. Salah paham dengan situasi ini mereka mempersilahkan iqbal untuk mendekati sang abang lalu mereka berdua berjalan meninggalkan ruangan itu disertai menutup pintunya rapat-rapat.

"Bang. Bang maafin Iqbal," ungkap Iqbal.

Air mata keluar begitu saya dari matanya Iqbal dan juga mengucapkan kata maaf kata yang sangat berarti bagi seorang Wahyu kala itu walaupun sebenarnya sudah basi akan tetapi maaf itu selalu ditunggu oleh Wahyu ia tidak pernah membenci Iqbal ia bahkan selalu mendukung dan mensupport apa yang dilakukannya selama ini.

Wahyu hanya tersenyum dan ikut juga merasa terharu dengan apa yang baru saja dikatakan oleh adiknya lalu dia cuma memberi isyarat agar memeluknya lalu setelah itu Iqbal pun memeluk wahyu dan disana tangisan mereka semakin pecah.

"Abang tidak pernah membenci Iqbal, kemarin Iqbal hanya hilap jadi Abang memaklumi apa tindakan Iqbal," jelas Wahyu.

"Tapi gara-gara Iqbal, Abang di usir dan sakit seperti ini. Pasti ini kejadian dulu dimana Abang mau mengambil ponsel yang sempat di ambil sama preman itu kan bang," tebak Iqbal.

Wahyu tidak menjawab semua tebakan adiknya dia hanya memeluk erat dan seolah ini mengatakan bahwa semua ini adalah takdir tuhan yang telah direncanakan jadi ia tidak akan menyalahkan siapa-siapa atas semua penyakitnya. Setelah itu mereka melepaskan pelukan itu dan di sana sontak wahyu bangkit sambil dibantu oleh Iqbal.

"Bal, Abang mau keluar?" tanya Wahyu meminta sesuatu.

"Abang mau kemana? Biar Iqbal bantu," jawab Iqbal antusias.

"Tapi agak jauh gapapa, takutnya kamu capek seharian sampai lupa istirahat." Wahyu ragu mengajak adiknya untuk pergi akan tetapi melihat iqbal yang antusias membuatnya hanya tersenyum.

"Gapapa bang. Ayo Iqbal antar,"

🎓🎓🎓

Akhirnya dengan menggunakan kursi roda iqbal mendorong kursi Abangnya menuju sebuah tempat yang tadi wahyu tuju, rupanya tempat itu adalah tempat dimana ia bekerja itu adalah teman dekat kantor milik ayahnya Farid. Setelah sampai di sana wahyu menyuruh adiknya untuk berhenti dan di sana mereka melayang menikmati pemandangan sore hari.

"Bagus ya pemandangan nya," seru Wahyu.

"Iya bang. Abang selalu bagus memilih tempat," ujar Iqbal.

"Bisa aja kamu Bal. Tapi tahu nggak bawa ada sebuah pepatah mengatakan daun yang jatuh tidak akan pernah membenci angin,"

"Iya bang tahu."

"Tapi apa Iqbal tahu bahwa daun yang jatuh itu tidak akan pernah kembali ke tangkainya kan? Iya akan tetap di tanah dan tidak akan pernah kembali ke sana." Mendengar peribahasa seperti itu Iqbal mulai sedikit terkejut dan langsung menatap wahyu.

"Maksud Abang?"

"Abang tahu. Pasti kamu akan mengajak abang kembali ke rumah kan, kalo itu yang akan kamu katakan kamu tahukan apa jawaban Abang." Wahyu tahu iqbal akan mengatakan hal itu jadi ia langsung menjawab tanpa memedulikan pertanyaan Iqbal.

"Kenapa bang?" tanya Wahyu bingung.

"Nama abang sudah ter curang di sana dan tidak ada lagi yang bisa mempercayai abang lagi jadi buat apa bang di sana halo harus jadi bahan omongan orang," jawab Wahyu dengan nada datar.

"Maaf Iqbal, Ayah sama Ibu ya bang."

"Harusnya Abang minta maaf sama kalian semua karena belum menjadi anak dan Abang yang berguna,"

"Walaupun kita selalu bersama dari awal tetapi kita harus berakhir dengan jalan yang berbeda. Tapi apapun keadaannya baik aku dan kamu akan sama-sama saling mengamati walaupun dari jauh."

***

Tbc

Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up lagi. Akhirnya satu bab lagi akan segera tiba, kira-kira apa yang terjadi sama ending kisah ini. Iqbal sama Wahyu akan selalu bersama atau ada cerita yang lain agar mereka bersama.

Jangan lupa vote and coment👧
Tinggalkan Jejak 👣



Lis_author

BBS [5] Wahyu Iqbal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang