Part 1

2 1 0
                                    

Pranggg!!!

Suara pecahan vas bunga mengagetkan Kirana yang langsung bangun dan tergopoh gopoh berlari ke arah ruang tamu.

"Ayah, ayah mabuk lagi?" Tanya Kirana sambil menunduk tak berani menatap wajah sang ayah.

"Bukan urusan kamu! Ayah pulang cuma minta uang, serahkan uang tabungan kamu!" Bentak sang Ayah.

"Jangan yah, itu buat bayar uang kontrakan" jawab Kirana sambil mulai terisak.

"Halah banyak omong kamu!" Bentak sang Ayah lagi, lalu dengan cepat berlalu ke arah kamar Kirana. Lantas membuka lemari dan mengambil dompet Kirana yang ia selipkan di tumpukan baju. Lalu mengambil sejumlah uang hasil kerja Kirana di kafe.

"Yah, jangan yah Kiran mohon" Kirana menangis sambil memegang kaki ayah nya. Ayah Kirana tidak peduli lantas menendang badan Kirana sampai tersungkur dan kepalanya terantuk pinggiran lemari.

"Awsshh" lirih Kirana dan mengusap keningnya yg mulai meneteskan darah segar.
"Bundaaa.. Kiran kangen" lirih Kirana sambil terisak lalu berjalan ke arah tempat tidurnya.
Kiran menangis dalam diam, hingga lama kelamaan kantuk pun menyerang. Kirana pun tertidur dalam keadaan menangis meratapi nasibnya.

"KRINGGG!!!! KRINGGG!!! KRINGGG!!!" Suara alarm Kirana berbunyi nyaring saat jarum menunjukkan pukul 5 pagi. Perlahan Kirana pun membuka matanya yang sedikit bengkak sebab menangis semalaman.

"Erggghh" erang Kirana pelan sambil menggeliatkan tubuhnya.
"Semangat Kiranaaaa" Kirana berusaha menyemangati dirinya sendiri lantas berdiri menuju kamar mandi di seberang kamarnya.

15 menit kemudian Kirana sudah rapi mengenakan seragam SMAN Galaksi. Lalu menuju dapur dan membuat nasi goreng seadanya untuk bekal yang akan ia bawa sekolah nantinya.

KIRANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang