Bab 3

164K 4.1K 156
                                    

Lorraine mengernyit bingung ketika ia melihat Olivia keluar dari kelasnya dengan tawa geli, apa yang membuat temannya itu tertawa sampai seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lorraine mengernyit bingung ketika ia melihat Olivia keluar dari kelasnya dengan tawa geli, apa yang membuat temannya itu tertawa sampai seperti itu.

“Kau kelihatan senang sekali.” ujar Lorraine kelihatan bingung, pasalnya sebelum Olivia keluar dari kelas dengan senyuman lebarnya yang mencurigakan itu seorang dosen lebih dulu keluar dengan langkah terburu.

Lorraine menyipitkan matanya curiga, “Jangan bilang kau menggoda dosen itu?”

Olivia dengan santainya mengangguk seolah ia tidak merasa ada yang salah dari perbuatannya menggoda seorang dosen.

“Astaga Olivia.. dari sekian banyak laki-laki di fakultas ini kenapa kau malah memilih menggoda dosen, apa kau gila?”

“Why not? Dia seksi, tampan dan dia juga orang yang sudah mengambil keperawanan ku. Kenapa juga aku harus ragu-ragu untuk menggodanya?”

Lorraine melotot, “Dia? Jadi dia orang yang malam itu ke hotel dengan mu?”

Lorraine tidak menyangka kalau dunia sesempit ini, dari banyak laki-laki yang keluar masuk klub malam Olivia ternyata menghabiskan malam dengan seorang dosen di kampus mereka.

“Dia seksi sekali saat mengajar, rasanya aku ingin menaiki tubuhnya saat melihatnya mengajar dengan ekspresi tegasnya itu. Celana dalam ku sampai basah saat melihatnya mengajar sambil mencuri-curi pandang ke arah ku.” ucap Olivia sembari menggigit bibirnya, Lorraine hanya bisa menganga mendengar perkataan sahabatnya itu yang menurutnya agak terlalu vulgar.

Ini lah sisi lain dari Olivia, Olivia memang teman yang paling bisa diajak berdiskusi, paling bisa memberikan masukan tapi kekurangan Olivia adalah Olivia itu seorang player. Dia seorang buaya betina yang suka sekali membuat laki-laki mabuk kepayang akan godaannya kemudian meninggalkan semua laki-laki itu setelah merasa bosan.

Lorraine juga yakin si dosen itu akan berakhir sama, ditinggalkan begitu saja oleh Olivia setelah laki-laki itu tunduk dalam pesona Olivia.

“Bahaya bermain api dengan Dosen, Olivia.. kalau kau dan dia tertangkap basah punya hubungan lebih dari pengajar dan murid didik. Kalian berdua bisa hancur, kau bisa didrop out dan Pak Darius bisa dikeluarkan secara tidak hormat dari pekerjaannya”

“Who cares? Selagi aku senang, dia juga senang peduli apa aku soal pendapat orang ataupun resiko yang akan terjadi ke depannya. Lagi pula kita ini hidup di jaman yang sudah modern, Dosen punya hubungan dengan mahasiswi didiknya sudah bukan hal tabu lagi.”

“Aku tidak akan mencampuri urusan pribadi mu Olivia, tapi karma itu ada. Hati-hati.” Lorraine hanya bisa memperingatkan, lagi pula ia hanya seorang sahabat ia tidak bisa menyetir hidup Olivia harus seperti apa.

“Ya, tidak usah bahas soal itu. Apa kita jadi pergi ke rumah Aleandra? Aku sudah rindu dengannya, perutnya juga pasti sudah mulai membesar 'kan?” Olivia seperti biasa kembali bersikap antusias akan segala hal, bersikap ceria seolah tak punya beban apapun.

Lost in Lust [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang