Bag.10

14.5K 1K 86
                                    

" Eeumm, Mas. Aku boleh nanya nggak?"

Bara menatap Athena dan mengalihkan tatapannya dari laptop yang sedang di pangkunya sejenak.

" Apa?"

" Mas kesini, Mbak Keyra, tahu kan?"
Athena benar-benar bertanya dengan cepat. Ia menatap raut wajah Bara yang datar.

" Tidak."

" Mas!!" pekik Athena. Ia tidak sadar berseru agak kencang. Bara menyipitkan mata nya.

" Kenapa? Ada masalah?"

" Mas, aku nggak mau ya kalau nanti Mba Keyra tiba-tiba datang. Terus labrak aku. Males aku, Mas!"

" Keyra tidak akan bisa marah." jawab Bara singkat.

" Kenapa tidak. Ia pasti marah kalau tahu suami nya kesini."

Athena mengigit kukunya.

" Tidak usah di pikirkan!"

" Bagaimana tidak terpikirkan, Mas. Mba Keyra pasti marah kalau tahu suami nya ke tempat wanita lain."

Glek.

Athena menahan nafas dengan susah payah saat Bara langsung menatapnya dingin. Wajahnya mengeras. Bara menutup laptop agak kasar.

" Wanita lain itu adalah istriku sendiri. Aku yang berhak menentukan akan pulang kemana dan ke tempat siapa. Paham kamu?"

Athena terdiam. Bara merasa marah malam ini.

" Kenapa baru sekarang? Dulu saja Mas tidak menganggapku ada. Bahkan aku baru mendengar sebutan istri keluar dari mulut mas sendiri malam ini." Athena bertanya dengan nada pilu.

Raut wajah marah Bara tergantikan dengan ekspresi dingin dan datar.

" Sudah malam, jangan membahas masa lalu. Sekarang tidur!" Perintah Bara cepat.

Bara langsung merebahkan dirinya. Sedangkan Athena masih duduk di atas ranjangnya menatap Bara dengan mata berkaca-kaca.

Apa yang salah dengan pertanyaannya. Lima menit mereka tidak bersuara. Athena masih tidak bergerak dari tempatnya. Bara membuka mata.

" Belum juga tidur?"

tanya Bara agak kasar. Athena memalingkan muka. Ia marah, sedih, senang. Semuanya bercampur aduk.

"Aawww,"

Athena terpekik.

Tubuhnya tersentak dan tiba-tiba sudah berada dalam pelukan Bara. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Bola mata Athena berkeliaran.

Athena bahkan juga bisa mendengar detak jantung Bara. Salahkan saja Bara yang tiba-tiba memeluk tubuhnya sehingga kepala Athena tepat berada di dada Bara.

" Tidur!" ucap Bara lembut. Bara mengusap rambut Athena.

Letupan kembang api pun seakan menyerbu isi perut Athena. Kenapa rasanya bisa sebahagia ini. Kenapa rasanya juga senyaman ini. Apakah boleh, Athena ingin seperti ini saja untuk waktu yang lama. Athena tidak ingin pelukan ini terurai.

Sudut bibir Athena melengkung menampakkan garis senyum yang indah. Athena mencoba memejamkan mata ketika mendengar deru nafas Bara yang mulai teratur. Pertanda mungkin suaminya sudah tidur.

Athena berharap suaminya memang telah menerima dirinya. Athena pun sangat berharap. Ia lelah jika harus berada dalam posisi dan situasi seperti ini.

***

Mentari pagi malu-malu mengintip dari balik jendela. Sepasang suami istri itu masih tampak bergelung hangat dan nyaman di atas tempat tidur. Posisi semalam sudah berubah.

Bara memeluk Athena dari belakang. Wajahnya menempel di ceruk leher Athena.

Athena bergerak dan menguap. Tidurnya benar-benar nyenyak sekali semalam. Sepertinya efek dari pelukan Bara semalam.

Athena membuka mata lalu bergerak. Namun tertahan.

Athena melihat ada tangan yang memeluk perutnya. Lehernya pun terasa hangat akibat deru nafas seseorang.

Athena kembali tersenyum. Ternyata semalam ia tidak mimpi. Hangat tubuhnya ternyata berasal dari pelukan Bara. Dan yang membuat hati Athena secerah pagi ini adalah ketika bangun Bara masih ada di sampingnya.

Athena melepaskan tautan tangan Bara pelan-pelan. Athena berbalik dengan hati-hati. Takut membangunkan Bara.

Athena memundurkan kepalanya sedikit agar bisa menikmati pemandangan wajah Bara dari dekat seperti ini.

Ini kali pertama Athena memperhatikan raut wajah Bara dari jarak yang hanya beberapa senti. Jika dulu Athena dan Bara seperti orang asing yang tiba-tiba dekat. Maka sekarang bukan lagi seperti itu konsepnya. Setidaknya bagi Athena sendiri.

Athena memperhatikan rahang tegas milik Bara. Alisnya rapi dan tebal. Hidungnya berdiri tegak dan kokoh seakan berperan untuk mempergagah wajahnya. Bibir Bara penuh dan pink. Tidak hitam. Apa Bara tidak merokok. Athena memang tidak pernah melihat Bara merokok. Seingatnya begitu. Entah di belakangnya Bara pernah merokok. Athena tidak tahu.

Lihat bahkan wajah Bara bersih dari kata jerawat. Wajahnya terawat sekali. Apa Bara rajin merawat tubuhnya seperti perempuan di luar sana. Athena tidak tahu jawabannya.

Bara kembali merapatkan tubuh mereka. Athena kembali dalam pelukan Bara.

" Eeumm, Mas. Bangun!" cicit Athena bersuara pelan.

" Bentar lagi, Key!"

Deg

Key...maksudnya Keyra kan?

Hati Athena bagai di tusuk sembilu tajam. Sakit tapi tidak berdarah. Rasanya sungguh perih.

Tubuh Athena terdiam kaku. Kebahagian nya kesenangannya yang diagungkannya sejak bangun hancur sudah dengan satu nama. Athena menggigit bibir. Ia lemah lagi dan lagi.

Athena tidak bisa lagi berada dalam keadaan seperti ini. Di peluk namun bukan dianggap dirinya melainkan istrinya yang lain. Athena sakit.

Athena melepaskan pelukan Bara. Ia turun dari ranjang dengan tubuh tiba-tiba bergetar. Sebanyak mungkin Athena menghirup udara dan kembali menghembuskannya. Paru-paru nya harus terasa lapang lagi.

Ia tidak akan membiarkan dirinya kembali lemah.

Kamu kuat Athena. Ini belum seberapa. Ingat Athena! Jangan lemah!.

***

"Istri saya kemana, Mbok?"

Bara terbangun sudah kesiangan. Jam delapan. Sebelumnya tidak pernah Bara bangun kesiangan. Bahkan sejak menikah dengan Keyra pun ia selalu bangun pagi.

Semalam tidurnya sangat nyenyak sekali bahkan rasanya sangat hangat sekali. Sudah lama rasanya Bara tidak tidur yang dalam artian benar-benar tidur.

" Tadi Nona pamit keluar, Tuan!"

" Kemana? Ini hari libur kan?"

" Saya tidak Tuan. Nona tidak bilang apa-apa."

Bara mengangguk.

" Ya sudah, Mbok. Siapin sarapan ya Mbok!. Saya mau makan yang berat saja."

" Oh, baik Tuan. Saya akan siapkan!"

Bara mengambil handphone nya hendak menelpon Athena. Namun ia lupa kalau tidak punya nomor istrinya sendiri.

Bara memejamkan mata. Bahkan sudah tidur berdua, sekamar lagi. Tapi nomor handphone istri saja tidak punya.

Bara merutuki dirinya yang bodoh!

Tbc!
28/09/22

Sepotong Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang