Thirty one

73 9 0
                                    

Suara cicitan burung mulai terdengar menghiasi lingkungan luar. Semburat cahaya memasuki celah gorden. Pagi hari yang indah dengan nuansa mentari, burung yang beterbangan dan udara yang sejuk membuat pagi ini terasa sangat menyenangkan.

"Hooaaaam," Kim Jiya bangun dari tidurnya. Meregangkan kedua tangannya ke atas sembari menengok ke kanan dan kekiri. Ia beranjak dari ranjangnya. Segera merapihkan selimutnya dan memastikan kasurnya enak dipandang.

Hari ini, adalah hari dimana kakak satu - satunya wisuda Sarjana 1 setelah berjuang mati - matian akhirnya Kim Jungwoo berhasil menamatkan pendidikannya.

"Kami sangat bangga padamu Nak," Betapa bangganya Taeyeon melihat sang anak memakai toga atas kerja kerasnya selama ini. Pria bermarga Kim dengan perawakan tinggi itu tersenyum membalas pelukan Mama tak kalah erat.

Melihat adegan tersebut Jiya tersenyum hangat, ia sangat senang memiliki keluarga yang harmonis. Papa yang ada disebelahnya reflek merangkul pundaknya. "Jiya juga harus semangat ya," bisik sang papa dengan senyum tampan khas beliau. Gadis itu mengangguk, berjalan menuju kakaknya.

"Selamat untuk Kakakku Kim Jungwoo yang tertampan dan terbaik." ujar gadis itu memberikan sebucket bunga untuk sang Kakak. Senyum manis Jungwoo terulas menatap sang adik yang sangat manis di pagi ini.

Kim Jungwoo terkekeh tiba - tiba membuat sang adik menampakkan raut kebingungan. Hingga sebuah lengan terasa melingkar lewat belakang pinggangnya Jiya kaget sampai terperanjat.

"Aku juga tampan kan?" Suara itu membuat Jiya mati kutu, gadis itu membalikkan badannya dan langsung bertemu tatap oleh orang yang selama ini ia rindukan.

Tanpa basa - basi Jiya langsung memeluk erat sang pria yang sudah ada dihadapannya. Ada sebuah perasaan senang sekaligus ingin menangis. "J... Jaemin," ucapnya terbata - bata karena pria itu datang tiba - tiba membuat Jiya tidak tahu harus berkata apa.

"Apa kabar sayang?" Suara lembut Jaemin memenuhi pendengarannya.

"B... Baik kau sendiri?" Sekuat tenaga Jiya tidak mengeluarkan air matanya. Baru saja Jaemin hendak menjawab pertanyaannya Jiya langsung melepaskan pelukannya dan berlari menghampiri Mama Jaemin yang sedang bercanda bersama Mama dan Papanya.

Kim Jiya memeluk erat wanita yang telah melahirkan seorang Jaemin itu. Terisak di pelukan sang Mama. Menanggapi hal itu, Mama Jaemin terkekeh sembari mengelus lembut surai hitam Jiya.

"Aigoooo, kenapa menangis sayangku?" Seperti biasa Mama Jaemin sangat lembut seperti anaknya.

"Maafkan Aku, Ibu maafkan aku." ucap Jiya berkali - kali membuat Mama Jaemin menatapnya sambil menggeleng mengeluarkan senyum manis yang sangat cantik. Senyuman manis itu benar  - benar mewarisi anaknya.

Tangannya masih setia mengusap surai lembut nan panjang milik Jiya. "Kenapa minta maaf? Seharusnya Ibu yang minta maaf padamu." tutur lembut wanita bermarga Na tersebut.

🐰

"Kenapa tidak pernah membalas pesanku?" Jaemin mencebikkan bibir mencoba merajuk agar Jiya peka bahwa pria itu ngambek.

Jantung Jiya berdebar, entah mengapa Jaemin terlihat berbeda. Sepertinya pria itu, aarghhh tidak bisa ditafsirkan dengan kata - kata. Namun Jaemin tampak lebih tampan dan berotot. Jiya menggelengkan kepalanya, berusaha menjernihkan pikiran.

Menyadari sang gadis yang dari tadi tak bergeming Jaemin menatap Jiya dengan satu alis terangkat ke atas. "Kim Jiya?"

Kepala Jiya menggeleng lagi. "A.. Apa? Aku tidak membalas pesanmu karena.... "

Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang