"Saya terima nikah dan kawinnya Geya Eleanor Hamdani binti Rafif Hamdani, dengan mas kawin uang seratur ribu rupiah, dibayar tunai." Tidak ada yang bisa manahan Aydin dan akhirnya pernikahan itu terjadi.
Semua orang sebenarnya menentang hal tersebut karena menurut mereka tidak bisa, tidak bisa kalau Aydin menikah dengan Geya, bukan sekadar karena agama membolehkan, tapi mereka tidak mau, agak aneh, apalagi untuk kedua orang tua mereka, kedua orang tua Aydin dan orang tua Geya. Mama Aydin dan papa Geya terlahir dari rahim yang sama, bertumbuh bersama sebagai saudara dan kini anak mereka menikah? Bagaimana kalau keduanya kemudian bertengkar? Apa mereka bisa jamin kalau mereka tidak akan saling menyalahkan satu sama lain?
Aydin menelan ludahnya sendiri, dia bahkan sebenarnya belum berpisah dengan pacarnya, tapi kini malah melakukan pernikahan dengan Geya, sepupunya sendiri. Lebih baik dia yang menikahi Geya, menjaga Geya seumur hidupnya ketimbang harus menyerahkan Geya pada seorang Andra, seorang berandal yang sebenarnya sulit mengendalikan dirinya sendiri, bandalnya Andra itu bandal tidak menentu menurut Aydin.
Bahkan, Aydin melakukan tindakan nekat ini saat dia sebenarnya masih duduk di bangku SMA, masih harus menyelesaikan pendidikkannya. Jangan penghasilan, uang jajajnnya juga pas-pasan.
Kemudian Aydin menatap ke arah Geya, Geya juga menatap ke arahnya, sebenarnya mereka sedang apa sekarang ini, tapi karena sadar bahwa ini adalah sebuah pernikahan, maka akhirnya Geya mengambil tangan Aydin dan mencium punggung tangan itu, Aydin tidak mencium kening Geya, simple, dia tidak pernah memandang Geya sebagai seorang perempuan. Maksudnya sebagai seorang perempuan yang harus dia cintai, dia hanya memandang Geya sebagai sesosok yang akan selalu dia sayang di dalam hidupnya sebagai sosok yang harus dia lindungi, sebagai sosok yang memang adiknya.
Keduanya kemudian mengisi formulir dan mendapatkan sertifikat nikah, tanda bahwa mereka sudah menikah. Geya juga banyak diam, dia tidak tahu harus bagaimana, tidak tahu juga harus apa dan sangat merasa bersalah karena pada akhirnya Aydin harus mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan Geya.
Aydin juga masih ngawang, masih belum sadar dengan apa yang dia lakukan, keputusan yang dia ambil, dia ambil di tempat ini. Tapi cukup lega, karena pada akhirnya Geya tetap tidak jadi menikah dengan Andra, paling tidak sosok itu tidak jadi masuk ke dalam keluarga mereka.
Aydin menatap Geya di sebelahnya, Geya juga menatapnya, selama ini mereka saling menyayangi satu sama lain sebagai dua orang yang memang menganggap satu sama lain adalah perlindungan, apalagi Geya, dari banyak hal yang dia hadapi di dalam hidupnya, dia selalu berlindung di balik Aydin.
***
Seluruh keluarga sudah pulang, pernikahan yang seharusnya serius ini kelihatan menjadi sebuah candaan, candaan yang akan membuat Aydin dan Geya terjebak di dalam naungan yang sama untuk tertawa bersama selamanya, sampai akhir hayat. Tidak ada yang mau berbicara dengan Aydin selepas akad nikah tadi, bahkan kedua orang tuanya dan orang tua Geya, mereka sangat kecewa, menikah dengan seseorang yang begitu dekat, seolah menikah dengan seseorang yang sedarah.
Aydin diam duduk di atas kasur Geya, sekarang mereka berdua sudah berada di kamar Geya, dia lumrah dengan tempat ini karena memang lumayan sering masuk, kalau maskeran bareng atau kalau memang ada yang harus mereka diskusikan, tapi saat ini dia masuk ke kamar tersebut sebagai seorang suami, suami dari sang empunya kamar. Sayangnya Aydin akan tetap sama untuk Geya, tapi tentu saja tidak tahu akan dibawa ke mana rumah tangga ini.
Geya menatap Aydin. "Seharusnya kamu nggak bertindak sejauh ini." Karena sama seperti Aydin yang menyayanginya, dia juga sama, sayang dengan kakak sepupunya itu, banyak hal yang mereka habiskan bersama untuk betumbuh, tapi malah berakhir begini, tidak ada pernah ada akhir begini di dalam apa yang mereka cita-citakan. Impian masa depan yang ada di kepala Geya adalah soal bahagia yang di dukung oleh Aydin, bukan luka yang di dalamnya ada Aydin juga.
"Pernikahan itu bukan candaan dan menurutku kamu nggak bisa jalani itu sama orang kayak Andra." Aydin menjelaskan, dia berpikir panjang, kalaupun iya setelah menikah mereka akan bercerai, anak Geya akan bagaimana? Akan hidup dengan kehidupan yang sudah hancur bahkan sebelum dirinya lahir?
Dunia memang tempat yang paling menyedihkan, tapi menurut Aydin, selagi masih bisa mereka cegah, masih bisa dia pasang badan untuk kemudian berada di tempat di mana dia bisa memastikan kalau Geya baik-baik saja, maka dia akan berada di tempat itu.
Sejak awal dia sudah tidak setuju dan semua orang tetap melanjutkan semua ini, jadi Aydin benar-benar tidak punya pilihan. Kalau tidak dia yang maju, maka dia juga akan tetap menghancurkan acara, akan tetap memikirkan bagaimana caranya agar Geya tidak jatuh ke tangan yang salah.
Geya menatap Aydin tidak habis pikir, untuk yang kali ini dia menganggap kalau Aydin sangat gegabah atas apa yang dia putuskan, Aydin benar-benar tidak memikirkan bagaimana perasaan keluarga besar mereka.
"Aku akan sangat merasa bersalah." Geya menelan ludahnya sendiri, akhirnya dia ikut duduk di sebelah Aydin.
Aydin menoleh. "Aku nggak mau kamu kenapa-napa." Aydin masih berusaha meyakinkan, semua yang dia lakukan juga bukan demi dirinya sendiri, semuanya murni karena memang dia mau menyemalatkan Geya dan masa depan Geya.
Geya menghela napasnya, bagaimana mungkin dia yang selalu bermanja sebagai seorang adik denga Aydin, malah sekarang menjadi istri dari Aydin? Ini semua benar-benar sangat tidak masuk akal.
"Aku akan tetap melanjutkan sekolah, akan tetap menjalani kehidupan dengan baik, percaya sama aku, kalau semuanya akan baik-baik aja." Aydin berusaha meyakinkan sekali lagi, sama seperti semua hal yang berhasil dia pertanggung jawabkan selama ini, yang kali ini juga dia akan bertanggung jawab dengan keputusan yang sudah dia ambil, dia akan bertanggung jawab atas Geya dan semua hal yang nantinya akan ada di dalam kehidupan mereka.
Geya masih diam, masih sulit untuk yakin kalau mereka akan bisa begini, masih sulit untuk percaya bahwa semua ini akan berjalan sebagaimana mestinya, sebagaimana rumah tangga pada umumnya.
"Aku akan jagain kamu."
"Kamu nggak seharusnya bertanggung jawab atas anak ini."
"Karena aku sayang sama kamu, maka otomatis aku juga harus sayang sama anak kamu."
Geya diam, tidak tahu lagi harus mengatakan apa, sekarang semuanya sudah terjadi, meski banyak ketakutan, apa yang ada di depan sana tetap harus dilalui.
"Jangan takut soal apa pun, aku akan selalu di sini."
***
Sepi amat bestie, jadi males up wkwkwkw
Maaf ya, nanti setelah ini bakal diusahakan bakal sering up, karena aku sayang kalian semuaaaaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Sempurna
Teen Fiction"Aku hamil." Aydin menunduk, dia menangis, tentu saja. "Maaf..." *** "Gue nggak akan biarin lo nikah sama bajingan satu itu!" "Terus anak ini gimana?" "Gue yang akan tanggung jawab!" *** Aydin sangat menyayangi sepupunya, tapi sepupunya malah mem...