Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.
Hari pindahan Sota.
Dengan menggunakan kemeja biru dan kaos putih serta jeans warna biru terang, Sota mengemas barang-barangnya yang tidak terlalu banyak.
Ada Jake, ibu san Gaeul di kamar itu. Sementara ayah Jake sedang ada sidang sehingga tak bisa turut mengantar kepergian Sota.
Ibu tampak sedih, sedangkan Gaeul biasa saja. Malah ia terlihat lebih bersemangat darinya. Bahkan dia membantu Sota berkemas dengan suka cita.
"Thank you, sister" ucap Sota yang sebenarnya mengejek Gaeul, ketika melihat Gaeul yang bahkan membantu menyusun celana dalamnya.
Gaeul tak memperdulikan ejekan itu, dan hanya mengerutkan bibirnya lalu menyerahkan koper kepada pemiliknya.
"Sota, kau sungguh mau pindah dari rumah ini?" tanya ibu dengan sedih.
Jake merangkul ibu, "Ibu jangan seperti ini...jangan menghalangi keputusan Sota" ujar Jake.
"Tapi kalian bertiga, tinggal di sini, itu adalah keputusan yang paling benar yang ibu tau, kenapa salah satu dari kalian harus pergi??"
"Ibu, yang dikatakan Jake itu benar, kalau dia mau pindah ya biarkan saja"
"Gaeul! Kenapa kau ini!" amuk ibu.
Gaeul langsung diam memeluk pintu.
"Aku akan berkunjung saat libur kuliah" kata Sota menenangkan ibu.
"Iya, tapi jangan terlalu sering" sahut Gaeul.
"Gaeul! Jangan bicara seperti itu!" sekali lagi, ia berhasil memancing emosi ibunya.
Jake menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya Gaeul seusil itu.
"Sota, apa ibu boleh ikut mengantarmu?" tanya ibu pada Sota yang langsung dijawab oleh Sota, "Tentu, aku senang jika ibu mau mengantarku".
Ibu tersenyum dengan tulus.
"Gaeul, tolong ambilkan cardigan dan dompet ibu di kamar"
Jake menawari dirinya, "Biar aku ambilkan, ibu"
"Ah ya, baiklah Jake, kau memang anak baik"
Jake menertawai Gaeul saat melintasinya, sementara Gaeul hanya bersikap acuh.
"Memangnya aku bukan?" gumamnya tak jelas.
Sopir, Sota dan ibu baru saja meninggalkan rumah.
Gaeul duduk di sofa ruang tamu sambil menyilangkan kakinya sementara Jake baru saja kembali dari teras.
"Dia sudah pergi? Baguslah" ujar Gaeul, saat melihat Jake datang.
"Kau tidak mandi?"
"Ini hari minggu dan masih jam 8 pagi, kau sungguh memintaku mandi?"
"Kita akan double date di rumah nanti sore, kupikir kau akan bersiap-siap"
"Kenapa aku harus bersiap-siap dengan kencan bohongan seperti itu?"
Gaeul berdiri, menyilangkan tangannya.
Jake menelan salivanya susah payah.
Kenapa gadis ini begitu acuh pada penampilannya? Hanya memakai kaos panjang sepaha tanpa hotpants.
Iya, mereka memang ada di rumah. Tapi penampilannya yang seperti itu bisa membawa...
mara bahaya.
"Kimga"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [END ✔️]
Fiksi PenggemarBagaimana jika laki-laki yang pernah tidur denganmu tiba-tiba jadi saudaramu? 14-03-22 🥇 Rank 1 in enhypen 03-03-22 🥇 Rank 1 in jaeyun 04-03-22 🥇 Rank 1 in jakeenhypen