A lot of time-35

100 14 5
                                    

Happy reading ...

_____

    Pagi menjemput, Sinar mentari masuk melalui sela-sela jendela kamar Wendy. Wendy menyipitkan matanya gadis itu tidur dengan posisi tertelungkup.
Wendy mengucek kedua matanya, Alarm ponselnya pun begitu berisik. Wendy mendudukan tubuhnya dengan mata yang terpejam.

Waktu menunjukan pukul delapan, Wendy berjanji jika hari ini ia akan menghabiskan waktunya untuk bercuti. Gadis itu pun mengikat rambutnya yang mulai memanjang tersebut, Mencepolnya dengan kedua mata yang masih terpejam.

Wendy megucek kedua matanya yang masih berawan, Ingin sekali Wendy tidur seharian namun itu tidak mungkin, Ini bukan tempat yang sebenarnya, Wendy masih ragu untuk beraktifitas di tempat Chanyeol.

Uhuk uhuk ..
Uhuk ..

Ahh..

Ekhem .. hmm ekhemm..
Ahh

Wendy memegangi tenggorokannya yang terasa perih, Wendy menelan salivanya namun ia merasa tenggorokannya sakit dan perih, Wendy pun turun dari ranjang untuk mengambil segelas air, Dikamarnya Chanyeol sudah menyediakan kulkas besar beserta isiannya.

Wendy pun meneguk segelas air hingga habis namun tetap saja tenggorokannya masih terasa perih, Wendy memijat bahunya yang pegal, kenapa rasanya tubuhnya tidak seperti biasanya? Wendy pergi ke bathroom untuk membilas wajahnya dan menggsosok giginya.

Keluar dari bathroom, handuk kecil terlihat mendarat dikepalanya. Ia merasakan jika kepalanya begitu berat, Wendy pun memukul-mukul kepalanya sebentar, dan kemudian mencoba mengedipkan matanya berulang-ulang.

"Ah apa yang terjadi denganku?"

Wendy mencoba tenang, Pagi ini Wendy terlihat menggemaskan. Menggunakan kaos oversize dengan hotpand dan rambut blonde yang ia cepol, Terlihat simple namun tetap cantik.

Wendy keluar dari kamarnya, Ia membidik pandangannya ke arah kamar Chanyeol. Seharusnya hari ini Chanyeol mengajukan perceraian karena tadi malam pria itu berjanji akan menceraikannya hari ini.

Wendy pun tidak perduli, ia hanya ingin mengisi perutnya dengan makanan hangat. Mungkin Wendy bisa membuat roti bakar, Ya memang Wendy masih merasa canggung ada ditempat yang bukan seharusnya, Namun bagaimana lagi semua orang seolah mendorong Wendy untuk mencoba nyaman ditempat Chanyeol, apapun penjelasan Wendy mereka hanya ingin Wendy menerima keadaan.

Wendy turun dari lantai dua menggunakan lift, di sana memang tidak ada anak tangga entahlah tapi itu membuat Wendy tidak terlalu lelah.

"Mark?" Sahut Wendy. Mark pun menoleh, pria itu terlihat bugar namun kepalanya seperti di perban kain kasaa, Mark pun mengangguk dan membungkuk.

"Mark kau sudah baik-baik saja?" Tanya Wendy penuh dengan penasaran. "Aku baik-baik saja" ucap Mark, "terimakasih Wen, maaf semalam jadinya aku merepotkanmu"

"Tidak masalah, justru aku yang minta maap
Gara gara kau menjemputku , kau jadi .."

"Sudah - sudah tidak apa-apa itu sudah menjadi tugasku menjagamu" ucap Mark, Wendy pun mengerjapkan pandangannya. "Menjagaku?" Ucap Wendy.

"Hmm .. aku diperintahkan Chanyeol untuk menjagamu"

"Ah kau tidak perlu menjagaku, aku baik-baik saja aku tidak memiliki musuh tenang saja" ucap Wendy. Mark pun terkekeh mendengar penjelasan Wendy.

"Wen .. apa kau sudah sarapan? Chanyeol sudah membuat roti bakar untukmu" ucap Mark. Wendy pun menoleh ke arah meja makan. Benar saja roti bakar yang sudah terpanggang tersusun rapih dimeja makan dengan segelas susu.

UNEXPECTED LIFE [WENYEOL - END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang