Matahari sedang bersemangat, hangat, dan bersahabat. Dia seperti paham kalau semua orang ingin berlibur di akhir pekan. Cuaca baik sekali, namun di dalam apartemen, awan gelap mengerumuni atas kepala penghuninya. Dua orang sedang duduk di ruang tengah, mereka berdua tak saling bicara. Satu orang sedang sibuk dengan dunianya, sementara yang lain tak bisa menenangkan diri.
"Sebenarnya kau ini kenapa? Lapar? Bukankah anak itu membuatkan sarapan? Belum selesai?"
Si anak dari benua kangguru itu akhirnya angkat bicara. Dia cukup penasaran, ketenangan paginya terganggu oleh sang kawan. Kegelisahan dapat terasa darinya walau dia diam saja. Gerakan kaki yang tak bisa berhenti, helaan napas yang keluar tak teratur, juga gerakan kecil yang memancing fokus menjadi buyar. Waktu paling tepat untuk belajar adalah pagi hari dan baru saja proses itu diganggu.
"Heeseung hyung, dia bicara apa saja semalam?"
"Entah, aku tak mendengarkan. Aku hanya tahu Yerim mabuk dan kalian membahas tentang gadis itu memeluk siapa, entahlah."
"Apa Yerim baik-baik saja? Dia tidak terluka atau sebagainya, kan?"
"Kurasa tidak."
"Lalu rencananya berhasil?"
"Mana aku tahu. Kau yang di sana."
"Seharusnya berhasil."
"Lalu?"
"Kenapa dia marah padaku?"
"Marah tentang apa?"
Sunghoon menyandarkan punggungnya pasrah. "Semalam, aku mengatakan hal yang buruk padanya. Tapi itu bagian dari rencana! Agar dia bisa mencuri perhatian, aku dan Jay membuatnya menarik untuk didekati. Kami berhasil dan dia juga baik-baik saja lalu kenapa dia marah padaku?"
Jake terkekeh, dia memilih melanjutkan bacaannya, "memang apa yang kau katakan?" tanyanya sambil mengedarkan mata pada buku.
"Sesuatu yang vulgar. Intinya kami mengganggu dia. Kami hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh Heeseung Hyung. Aku kira dia seharusnya tak marah karena tahu kalau kami tak benar-benar berniat mengatakan itu!" Sunghoon mengomel sendiri, dia begitu serius sampai begitu banyak gerakan ia lakukan.
Jake justru sangat terhibur. "Dia mungkin sedang datang bulan dan jadi terlalu sensitif dengan kata-katamu yang vulgar."
"Lalu aku harus apa? Aku lapar dan dia tidak mengizinkanku makan."
Si pemuda Australia itu akhirnya melepaskan tawanya. Dia benar-benar terhibur. Hari masih pagi dan sang kawan sudah memberinya tontonan yang menyenangkan. Keinginannya untuk membaca sudah hilang, bukunya ia tutup dan ia bangun dari sofa. "Kalau begitu kau tunggu saja Heeseung hyung bangun dan minta bantuan dia untuk minta maaf. Aku hendak ke dapur untuk sarapan," ujarnya dengan jahil, membuat kalimat itu menjadi dramatis dengan membelai perutnya yang keroncongan.
"Shim Jaeyun!" Sunghoon hendak mengamuk, namun dia masih cukup berakal. Dengan cepat dia menghentikan langkah sang kawan. "Ya! Ambil lebih banyak untukku."
Seorang Sunghoon berhasil membuat pagi Jake begitu menyenangkan.
.
.
.
.
.
Sarapan sudah selesai, semua orang kenyang walau tidak banyak obrolan terjadi. Mereka makan masing-masing. Mereka yang bangun lebih dulu akan makan lebih dulu. Yerim menghabiskan makanannya setelah melakukan pekerjaan yang menurutnya perlu ia lakukan. Sudah hampir tengah hari saat akhirnya semua orang bisa dikumpulkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fiksi Penggemar🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...