Chapter 06

52K 3.9K 69
                                    

SELAMAT MEMBACA!

Jangan lupa tinggalkan jejak manis kalian disetiap chapter yang sudah kalian baca, terimakasih!

___________________

Aslan terus menggendong sang adik sampai didalam kelas yang akan di tempati oleh adiknya. Saat ini ia masih mencari dimana letak strategis untuk adiknya duduk dan belajar, menghiraukan rasa aneh yang sebelumnya tak pernah ia rasakan saat menggendong adiknya seperti ini.

Dan ya, setelah beberapa menit mencari kini Aslan menemukan tempat yang pas untuk adiknya duduk saat belajar dikelas barunya. Dengan segera Aslan berjalan kearah bangku incarannya tersebut.

"Dek, kamu duduk disini ya. Nggak apa-apa kan kalau kamu duduk dideket jendela kaya gini?" Ucap Aslan dan dibalas anggukan oleh Rhakaela.

"Nggak apa-apa, makasih abang." Ucap Rhakaela lalu turun dari gendongan sang abang dengan pelan, ia sangat lemas karena harus mengeluarkan banyak tenaga ketika berbicara dengan teman abangnya diparkiran tadi.

——————————
Author : Padahal dikehidupan sebelumnya tingkah lo kaya monyet lepas, sok-sokan keabisan tenaga /natap sinis.

Rhakaela : Berisik, lanjut nulis sana!
——————————

"Yaudah kalau gitu abang pergi, kamu belajar yang bener. Nanti istirahat abang jemput dan jangan kemana-mana kalau abang belum dateng, paham?" Ucap Aslan dan diangguki oleh sang adik. Ia pun mengusap lembut rambut sang adik.

Setelah mengucapkan hal tersebut Aslan pun beranjak untuk ke kelasnya. Tetapi baru sampai depan pintu Aslan kembali berbalik dan menatap tajam kepada seluruh siswa/i di kelas sang adik.

"Kalian kalau sampai ada yang berani macam-macam sama adek gue, bakal gue pastiin tu orang mati detik itu juga!" Ucap Aslan lalu berbalik pergi, meninggalkan seluruh penghuni kelas yang menatap ngeri kearahnya.

Sedangkan Rhakaela yang mendengar ucapan abangnya hanya memutar mata malas dan lebih memilih tidur sebentar, meninggalkan para siswa/i yang menatap horor kearahnya sembari berbisik.

"Jadi, dia adik nya Aslan?"

"Gila anjir, gue sampe merinding dengernya."

"Aslan kalo soal adeknya bakal ganas banget kayanya."

"Gue yakin sih, Zani yang selama ini berusaha narik perhatian Aslan bakal kepanasan liat ke-posesif-an si Aslan ke adeknya!"

"Eh iya juga ya, tu cewe letoy kan suka cari perhatian sama Aslan."

"Nah iya, sedangkan sekarang si Aslan udah ada pawang."

"Lagian suruh siapa tu manusia letoy pake caper segala."

"Biasalah haus belaian, biarin aja!"

Dan begitulah seterusnya, banyak yang membandingkan Rhakaela dengan Zaniyah. Tetapi dalam perbandingan itu mereka hanya menjelekkan Zaniyah dan memuji Rhakaela. Sampai satu kalimat keluar dari bibir sang ketua kelas X IPS 1 dan disetujui oleh seluruh anak kelas.

"Pokoknya gue bakal angkat dia jadi Queen di kelas kita mulai sekarang." Ucap si ketua kelas, Mutiasari Anugraha.

"Iya, lo bener mulai sekarang tu mubar jadi Ratu dikelas ini. Kita harus jauhin dia dari pergaulan kaum letoy macam si Zaniyah!" Seru seorang siswi yang menjabat sebagai keamanan di kelas ini, Zaskhia Oktavirani Abraham.

"KITA SEMUA SETUJU!!" Seru seluruh kelas dengan semangat, entahlah mereka hanya ingin melindungi Rhakaela saja tanpa niat terselubung sedikit pun.

Sedangkan diluar kelas berdiri seorang gadis yang sedari tadi mendengar percakapan seluruh teman sekelasnya.

"Harusnya aku yang mereka jadiin Ratu, bukannya kamu Rhaka!" Ucap gadis tersebut yang ternyata adalah Zaniyah.

"Liat aja, aku bakal rebut semuanya dari kamu. Tunggu aja!" Ucap Zaniyah sembari memasang wajah polosnya dan memasuki kelas dengan tatapan mata polos serta lugu.

Semua orang didalam kelas itu hanya menatap Zaniyah sekilas lalu melanjutkan obrolan mereka, sedangkan Zaniyah terus saja memasang wajah polos dengan tangan pengepal menahan emosi.

"Selamat pagi teman-teman!!" Ucap Zaniyah dengan wajah serta tatapan polos nya. Membuat seluruh orang didalam kelas tersebut merasa muak.

"Nggak usah sokap sama kita-kita, Dasar caper!" Ucap sinis Kia, gadis yang menjabat sebagai keamanan kelas tadi.

Zaniyah yang mendapat balasan seperti itu langsung saja berkaca-kaca, berharap ada orang yang mengasihaninya.

"A-aku nggak kaya gitu, R-rani." Ucap Zaniyah dengan suara bergetar.

Sedangkan Zaskhia yang dipanggil oleh Zaniyah dengan nama Rani pun langsung menatap bengis kearah orang yang menurut Zaskhia menjijikan itu.

"Jangan pernah panggil gue Rani! Gue nggak sudi nama panggilan istimewa gue di pake sama mulut busuk lo itu!" Sentak Zaskhia sembari menatap Zaniyah penuh benci.

Sedangkan Zaniyah sudah terduduk dilantai dengan mata yang mengeluarkan air mata dan mulut yang terus mengeluarkan isakan menyebalkan ditelinga para murid.

_______________
NEXT...

Tunangan Sang Antagonis [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang