42. SHE IS HANRA

674 116 29
                                    

"M-Ma, tolong. Aku enggak mau sekolah..."

Suara tangisan terisak terdengar di sebuah kamar bernuansa putih-cream. Seorang gadis dengan mata luar biasa sembab menangis di pagi hari, memohon kepada sang mama yang membangunkannya agar tidak pergi ke sekolah.

"KENAPA LAGI, HANRA! KAMU HARUS SEKOLAH! CEPET! BANGUN!" Joy menarik kasar tubuh mungil yang dipenuhi lebam itu.

Namun, Hanra terus menahan tubuhnya yang berada di kasur agar tidak beranjak dari kasur dan semakin mengencangkan tangisannya ketika sang mama semakin menarik-narik tubuhnya tanpa memedulikan apa yang telah ia alami semalam.

Ia diperkosa. Ia dilecehkan dan mendapat kekerasan dari Hyunjin.

"Ma, aku enggak mau sekolah—"

"TERUS MAU KAMU APA! ITU SALAH KAMU SENDIRI! KAMU DIPERKOSA KARENA SALAH KAMU SENDIRI! UDAH BERAPA KALI MAMA BILANG, JANGAN PERNAH MAU DIAJAK COWOK PERGI!"

Benar. Itu salahnya. Tadi malam, ia bertemu Hyunjin. Semalam, Hyunjin seperti akan melakukan hal yang buruk saat ia bertanya tentang Yeji. Hyunjin bertanya kenapa Yeji sudah tidak pernah mengganggunya lagi dan Hanra pun tidak tau alasannya apa. Hyunjin terlihat marah, mengira bahwa Hanra mengancam Yeji agar tidak mengganggunya lagi. Padahal sama sekali tidak. Hanra tidak pernah mengancam.

Kemudian, Hanra mengatakan mungkin Yeji sudah menerima kekurangannya dan berbaikan dengannya. Entahlah mereka memang berbaikan atau apa, karena Yeji sama sekali tidak mengganggunya. Jadi Hanra menganggap bahwa mereka—Hanra dan Yeji telah berbaikan.

Kemudian, Hyunjin mengatakan untuk ikut dengannya untuk mengerjakan tugas-tugas milik pemuda itu. Hanra menolak tentunya. Tapi, pemuda itu mengatakan bahwa jika Hanra menurutinya, maka Hyunjin tidak akan pernah mengganggunya dan tidak akan pernah muncul di hadapannya lagi. Karena jujur, orang yang paling ia takuti adalah Hyunjin. Hanra sama sekali tidak takut dengan Yeji. Entah kenapa ia sangat takut dengan Hyunjin.

Tanpa mengabari orang di rumahnya, karena menurut Hanra mereka tidak akan peduli. Mama dan papanya tidak akan peduli padanya jika ia mengabari kedua orangtuanya. Jadi, ia lebih memilih ikut dengan Hyunjin tanpa mengabari siapapun.

Hyunjin membawanya ke sebuah hotel, padahal saat itu usia mereka empat belas tahun. Saat dibawa kesana, Hanra sama sekali tidak takut atau berpikiran negatif. Ia mengira mungkin Hyunjin butuh waktu sendiri, karena saat di dalam tadi, ia sempat mendengar Hyunjin dan papanya terlibat cekcok. Jadi yang Hanra tangkap adalah Hyunjin kabur dari rumah.

Dan ternyata pemikirannya salah. Hyunjin malah melecehkannya. Memukulnya ketika ia mencoba memberontak, membuat sekujur tubuhnya mendapatkan luka. Sampai akhirnya, tubuhnya terasa lemas karena hanya bisa terus-terusan menangis.

Ia berusaha menghubungi kedua orangtuanya dan Jeno, tapi tiap kali tangannya berniat meraih ponsel nya, Hyunjin akan melempar ponsel nya dan menarik rambutnya, menarik tubuhnya menjauh dari ponsel.

Saat itu, ia hanya bisa menangis. Merapalkan berbagai doa sembari menangis dan berusaha menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya, berharap Tuhan tidak mencabut nyawanya saat itu juga.

Hanra hanya menunduk, mendengar makian sang mama yang menyalahkannya. Terus menangis mengeluarkan rasa sakit dan takut pada dirinya.

Wanita mana yang ingin diperkosa? Tidak ada.

"SEKARANG KAMU MAUNYA APA HANRA! SEKOLAH ENGGAK MAU!"

"Ma—biarin aku pindah sekolah..."

Dan detik setelah ucapan itu selesai, seorang gadis berambut pendek terbangun dengan napas tercekat. Tubuhnya langsung terduduk tegak ketika mimpinya dirasuki oleh masa lalunya.

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang