8

397 57 6
                                    

"sadari posisimu!" ujar karin marah

Perdebatan terjadi diantara pete dan karin, semua yang berada disekitar sana hanya bisa diam, tapi ada beberapa pelayan yang akrab dengan karin ikut membela karin

pete sudah kewalahan menghadapi karin dan pelayan yang yang berada dipihak karin, tiba-tiba sebuah ide muncul dikepalanya

vegas perna bilang kalau vegas sudah menaruh cctv di semua ruangan agar dia bisa tahu saat pete mencoba kabur dan hanya vegas,gene sang ahli elektronik dan jaringan peretasan yang bekerja dibalik layar( sama kayak arm yang di kp), dan pete yang tau.. vegas sengaja memberi tahu pete sebagai peringatan agar pete tidak mencoba untuk kabur.

Maka pete mempunyai sebuah ide, dia akan mengikuti semua perintah karin untuk memancing kemarahan vegas

"ck! jadi apa mau mu nyonya besar?" tanya pete seperti meledek karin

Karin melipat kedua tangannya didepan dadah nya kemudian mengangkat dagunya dengan angkuh

"Kau liat ruang utama... Tuan Vegas sangat marah jika melihat ruang utama nya sekotor itu."

Tanpa berfikir panjang Pete langsung pergi keruang utama, melihat bagian sofa yang kotor akibat bungkusan-bungkusan cemilan dan beberapa sisa cemilan yang berhamburan dilantai dan sofa membuat Pete menghela nafas

Pete melihat kesemua sisi ruang utama "aku harap Vegas melihat ini"

Disisi lain...

                      ••••••••••••••••••••

"Tuan, bukankah Karin sudah bertindak keterlaluan?" Ucap gene yang sedang menatap fokus kearah layar laptop didepannya.

"Hm, dan bodohnya Pete malah melakukan perintahnya" ucap Vegas yang berdiri disamping gene

"kita lihat dulu... sampai mana karin akan bertindak tidak tahu malu seperti itu, lalu aku akan menentukan hukuman yang pantas untuk dia dapatkan"

"baik tuan"

sudah 25 menit vegas dan gene masih setia menatap layar laptop didepan mereka. terlihat pete yang sibuk menyapu ruang utama yang tentu saja sangat luas

vegas dan gene juga melihat karin yang sibuk dengan ponselnya sedang duduk santai disofa yang ada diruang utama. terlihat pete yang sudah kewalahan membersihkan ruang utama yang sangat luas.

"Dimana pelayan lain? Ruang itu sangat besar, Tidak mungkin satu orang saja bisa membersihkannya"

Disisi lain, Pete sedang membersihkan debu-debu dimeja dan barang-barang diatasnya sambil memikirkan sesuatu

"Huh!! Aku yakin Vegas tidak berbohong kepadaku tentang dia menyembunyikan cctv itu, tapi kenapa belum datang juga?? Lihat lah! Sekarang aku menjadi babu disini" human Pete dalam hatinya

Ahaa!

Tiba-tiba muncul sebuah ide di kepalanya

Dia harus sedikit berekting untuk memancing ke khawatiran Vegas, dia memegang dahinya

"Hmm.. sedikit panas, bagus-bagus"

Demam nya memang belum sepenuhnya sembuh, ditambah pagi ini dia mengerjakan pekerjaan yang membuatnya lelah, membuat demamnya naik lagi. Dia membuat dirinya sendiri oleng kemudian mencoba menahannya sambil memegang dahinya. lebih tepatnya Pete sekarang sedang berekting. Akhir-akhir ini Vegas mulai khawatir dengan Pete, dan Pete bisa memanfaatkan itu untuk menjatuhkan Karin bukan?

Ditengah-tengah aktingnya itu, dia sedang berusaha menahan tawanya sembari berfikir aktingnya berlebihan atau tidak

BRAKK

"Anjim!" Pete terkejut dengan Suara pintu yang di tendang

"T-tuan Vegas.." Vegas menatap tajam kearah Karin. Kemudian berjalan melewati Karin yang berdiri didepannya. Karin melihat kearah sofa yang sekarang berantakan, Pete belum membersihkannya? Matilah... Vegas akan marah kepada karin

"Pete"! Vegas berjalan kearah Pete

"Sudah aku bilang, kau tidak boleh melakukan hal seperti ini! Ini bukan pekerjaan mu"  Pete hanya tunduk, tidak berani menatap mata Vegas yang sedang memarahinya. Tapi pada awalnya dia memang sudah siap untuk dimarahi karena dia yang memancing Vegas untuk datang

"T-tapi.. Karin yang menyuruhku" Karin menatap tidak percaya Pete dan mencoba untuk mengelak tapi Vegas menegaskan untuk Karin tetap diam

Vegas menatap tajam karin, Pete yang melihat itu tersenyum menang

"Apa hak mu disini?" Karin menundukkan kepalanya takut

"Saya bisa saja membunuhmu seperti saya membunuh ayahmu!"

"Kauu..."

"Diam! Tidak perlu dilanjutkan! Bersikap lah layaknya budak!! Beruntung kau masih bisa hidup" bentak Vegas untuk yang kesekian kalinya. Pete hanya diam sambil berfikir apa yang dimaksud dari perkataan vegas

"Kemari!" Vegas menarik tangan Pete naik keatas kamarnya, meninggalkan Karin yang terdiam mematung ditempatnya

"Hihhh!!" Karin menghentak-hentakkan kakinya kesal, lalu menatap Pete  yang berjalan naik di tangga dengan tatapan marah.

"Lihat saja kau! Aku tidak peduli kau itu siapa, aku akan merebut Vegas kembali. Vegas milikku!" Ucap Karin dengan nada kecil

Dikamar Vegas...

"Sakitt.." Vegas menggenggam tangan Pete terlalu keras membuat Pete kesakitan

Vegas menghempaskan tangan Pete dari genggamannya. Lalu duduk dikursi sambil memijat pelipisnya. Pete yang melihat itu agak bingung,mood orang ini benar benar sulit untuk ditebak

"Tolong maafkan Karin, bisa?" Ucap Vegas memecahkan keheningan

"Huh??"

"Karin tidak bermaksud memperlakukanmu seperti itu" ucap Vegas sembari berjalan menuju Pete

"Kamari" Vegas menarik tangan Pete lalu mengajak Pete duduk dipinggir kasur. Pete menatap Vegas seolah meminta penjelasan. Vegas tersenyum lalu mengusap lembut pipi mulus Pete.

"Bahkan kau masih demam, badanmu sangat panas, seharusnya kau memperhatikan kesehatanmu"

"Kau yang membuatku seperti ini sialan" ucap Pete dalam hatinya

"Dia sahabat kecil ku dulu"

"Apakah kau membunuh ayahnya?" Tanya Pete

"Hm" Vegas mengangguk

"Kenapa?"

"Ayahnya mengkhianati ku dan ayahku, dia menjual informasi tentang bisnis tersembunyi kami ke berbagai negara."

"Lalu... Apakah kamu mencintai Karin?"
Pertanyaan itu membuat Vegas berfikir panjang dan kebingungan, sejujurnya Pete juga tidak mengerti mengapa dia tiba tiba menanyakan itu

"E-ee tidak perlu menja-"

"Tidak, aku tidak mencintainya"

"Huh? Benarkah seperti itu?"

"Hmm, aku tidak perna berbohong kepadamu" Vegas mengelus kepala Pete dengan lembut

"Maka aku akan membunuhmu, jika kau membohongiku, dasar licik!" Kata Pete dalam hati

Anjazz, halo gess. Baru balik dari zaman purba nih, ucapin sesuatu donk💅

pain and love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang