as planned

96 11 0
                                    

Hiruk-pikuk orang yang memenuhi mansion bernuansa hitam itu tidak membuat seorangpun disana menghentikan kegiatan mereka.

i only get richer and richer, these nigga get poorer and poorer..

Bersamaan dengan lirik yang mengalun keras melalui speaker, Pete menembakkan pistol uang bersisi dollar dari rooftop rumahnya ke arah kolam renang dibawahnya. Tentu saja 'hujan uang' itu menambah riuh di area sekitar kolam tebuka tersebut, dalam hati Pete menggumam betapa mudahnya orang-orang dibawah sana dibeli dengan uang yang-menurutnya-tidak seberapa.

Tidak lama kemudian, datanglah Natta bersama Ping yang memegang sebotol alkohol. Natta menepuk pundak Pete untuk memastikan tidak salah orang, saat Pete berbalik badan terdengar bunyi nafas terkesiap dari Natta,

"Eh anjir sorry sorry Biu, gue kira Pete. Btw tumben banget lo ikut party gini?" Pete yang mendapat pertanyaan konyol itu menaikkan sebelah alisnya, sedangkan Ping terkekeh di belakang Natta.

"Apaan goblok ini gue, mana mungkin gue ngebolehin si culun itu ada di rumah kalau gue ngadain acara ginian."

Natta mengangguk paham. "Terus ngungsi kemana tuh adek lo?" kali ini Ping yang berbicara. Tapi tiba-tiba Natta membelalakan matanya sambil memegang bahu Pete.

"IH TERUS YANG TADI GUE LIAT NGEBUKA KULKAS DI LANTAI 2 SIAPA ANJIR KALAU BIU GA DIRUMAH?!"

Natta heboh bertanya karena dia yakin tadi ia tidak salah liat, ada orang ber perawakan mirip Pete tapi bedanya orang tadi memakai piyama tidur putih. Ping yang mendengar hal tersebut langsung memeluk lengan Pete karena pada dasarnya dia takut hantu.

"Oh khusus malam ini dia emang ga gue usir, bukannya gue udah ngasih tau lo pada ya?"

"Anjing lah gue udah mau ngompol, gue kira tadi yang gue liat tuh hantu."

"Hah ngasih tau ap- OH ANJING. lo serius ngerencanin itu?" Natta yang masih memegang pundak Pete pun langsung melepas tangannya dari sana lalu digunakan untuk menutup mulutnya sendiri.

"Ya serius lah tolol."

Natta masih menutup mulutnya seraya menggeleng,

"Lo bener-bener ga kasian sama adek lo, Pete?"

"Halah si Pete ini aja gatau rasa bersyukur, lo ngarep dia punya rasa kasian? Masih punya akal sehat aja udah bagus."

Ping berlalu untuk turun ke arah kolam renang.

"Pete, lo gamau pikirin mateng-mateng lagi? Itu adek lo loh, sedarah sama lo, lo yakin?" tanya Natta sekali lagi.

"Udah lah gausah banyak bacot apalagi sok nasehatin gue."

Pete memutuskan untuk lompat dari rooftop ke arah kolam yang disambut teriakan dan tepuk tangan heboh teman-temannya disana. Sedangkan Natta menghela nafas, merasa iba terhadap Biu akan apa yang akan dihadapi lelaki manis itu nantinya.

--

hy mniez

STOCKHOLM SYNDROME || biblebuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang