Hai readers. Salam sayang dari Author.
Part kali ini author bikin pendek aja ya, makin naik part nya nanti author sesuain..hehe
Happy Reading🍂
Saski yang mendengar teriakan Alano pun segera menoleh ke arah yang ditunjukkan putranya.
"Permisi.."
"Ekh.."
Baru saja Saski akan mengejar wanita di dalam kursi roda tadi, tetapi suster sudah lebih dulu menghampirinya.
"Kenapa sus?" tanya Saski ramah.
"Keluarga atas nama pasien Irah Wati ?" tanya balik Suster yang bernametage Susi.
"Iya saya, kenapa Sus?" tanya Saski dibuat ketakutan. Dia begitu was-was takut terjadi sesuatu kepada bi Irah.
"Kami akan berangkat sekarang bu, tolong tanda tangan disini,...disini..dan satu lagi disini..." Jawab Susters Susi sembari menunjukkan beberapa kolom yang harus Saski tanda tangani.
"Baik kalau sudah saya permisi mbak, semoga perjalanan hari ini lancar tanpa hambatan," lanjut Suster Susi sembari melangkah meninggalkan Saski.
Kini Saski dan Alano bersiap menuju kota Jakarta, kota dimana menyimpan seribu masa lalu nya. Dengan berat hati Saski mengenyampingkan ego nya. Dia harus bisa melawan rasa takutnya demi kesembuhan Bi Irah.
Deru mesin mobil menemani perjalanan Saski, bahkan celotehan dari Alano begitu menghiasi perjalanan mereka. Hari ini Saski meminjam mobil Kevin, karena kebetulan Kevin juga memiliki beberapa mobil yang tidak terpakai.
"Mommy kita mau ke Jakalta mom?' tanya Alano, kini pandangannya di arahkan ke kaca mobil.
"Iya sayang, Alano seneng kan jalan-jalan?" tanya Saski yang sesekali melirik putra nya.
"Ceneng mommy..tat..tapi Alano kangen sama dady Giblan mom," ucapan Alano sontak membuat Saski meminggirkan mobilnya. Dia sengaja berhenti untuk menetralkan degup jantungnya.
"ALANO..GIBRAN ITU BUKAN DADY KAMU, KAMU TIDAK PUNYA DADY," bentak Saski. Dia begitu marah saat Alano menyebut lagi nama Gibran dihadapannya, apalagi dengan sebutan dady.
"Hiks....hiks...mommy jahat cama Alan, Alan mau sama Dady aja," tangisan Alano mengisi seluruh ruangan mobil. Bahkan karena tangisannya ada beberapa pengendara mobil lain yang sengaja memelankan laju kendaraannya guna melihat mobil yang mereka tumpangi.
Deg..
Jantung Saski lagi-lagi dibuat tak stabil, dia tidak bermaksud membentak Alano. Dia begitu ketakutan, takut jika suatu saat nanti Alano akan bertemu dengan Gibran. Terlebih jika benar keduanya bertemu Saski takut Gibran dengan segala kekuasaannya mengambil Alano dari dirinya.
"Sayang..sayang maafin mommy nak, mommy nggak bermaksud marahin Alan," kini Saski tengah memeluk putra semata wayangnya itu. Air mata nya ikut jatuh sesaat mengingat bahwa dia belum bisa jadi ibu yang baik.
"Maafin mommy Alan..mommy belum bisa jadi mommy yang baik buat Alan, Alan boleh hukum mommy nak," hatinya begitu rapuh, apalagi saat melihat Alano menangis sesenggukan.
Sebenarnya Saski ingin sekali mempertemukan Alano dengan Gibran dan keluarganya. Namun, melihat Gibran yang tidak ada usaha untuk menyusulnya waktu itu membuat dia yakin bahwa mereka memang tidak ditakdirkan bersama.
Air mata Saski terus keluar tak terbendung. Pikirannya bercabang kemana-mana. Dia begitu menyalahkan dirinya sendiri saat ini.
"Mommy..mommy jangan nangis mommy, maafin Alan," teriak Alano sembari menyeka air mata di pipi Saski.
"Alan jahat ya cama mommy, mommy maafin Alan mommy," lagi-lagi permintaan maaf keluar dari mulut kecil Alano. Apalagi kali ini dia memegang kedua telinganya secara bersamaan, tanda memohon ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISAS || CEO Penakluk (END)
Nezařaditelné[ BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BAB DI PRIVATE] WARNING ⚠️ ADA BEBERAPA ADEGAN 18+ 21+. **** Kabar buruk dari Bandung mengharuskan Saski kembali ke tanah air. Dimana tempat itu banyak menyimpan kenangan selama 18 tahun kehi...