Rencana Beresiko

391 33 1
                                    

Kakashi bersama yang lainnya mulai memikirkan strategi.

"aku bisa mencoba membuat pilar dengan tekhnik tanah, dan memanjangkannya ke atas." Ucap Kakashi tiba-tiba mulai berbicara. "Sasuke, Sakura, kalian harus menuju ke atas pilar dan bawa Naruto." Lanjutnya.

Ini adalah sebuah skenario buruk tapi itulah strategi yang dapat Kakashi pikirkan saat ini.

"Mereka bisa menggunakan kendaraan sepeda motor Chihare. Sakura dapat bertanggung jawab atas kontrol chakra untuk menjalankan dinding vertikal, dan Sasuke dapat memasok chakra ke mesin. " Kakashi menjelaskan rencananya pada semua orang. "Pilar itu berada 200 km di atas langit... kita tidak punya pilihan selain melakukannya." Kakashi berkata dengan nada rendah sambil melipat tangannya.

Shikamaru menghela nafas dan menatap wajah Sasuke.

"Jika kamu sampai ke benda langit ini, bagaimana kamu akan membuka segelnya? Partikel kutub mungkin disegel dengan jimat yang sama seperti yang kamu temukan di danau. " tanya Shikamaru.

"Aku akan memecahkannya" kata Sasuke.

"Tentu saja ..." Shikamaru memasang ekspresi pahit di matanya.

"Pada pukul 10 besok malam, benda langit akan lewat tepat di atas tempat latihan. Pada saat itu, Kakashi membentangkan pilar tanah dengan Jurus Tanahnya, dan Sakura, Sasuke dan Naruto berlari di sisi pilar dengan sepeda motor." Shikamaru hendak menyimpulkan rencana yang disusun Kakashi

"teman-teman?" Naruto tiba-tibe memotong Shikamaru

"Ada apa, idiot. Apakah kau ragu-ragu? " tanya Sasuke.

"Tidak... aku bersyukur." - Naruto menundukkan kepalanya dan meletakkan tangannya di atas lutut. "Aku benar-benar mengandalkanmu." Naruto merasa akan merepotkan teman-temannya lagi jadi dia menundukkan kepalanya seolah meminta maaf.

"Hokage seharusnya tidak menundukkan kepalanya dengan mudah". Kakashi menyentuh bahu Naruto.

Shikamaru tertawa getir. Data observasi Chihare sudah lengkap, Sakura dan Shikamaru mengkonfirmasi isinya. Hampir bisa dipastikan kalau benda langit itu diluncurkan oleh Rikudou Sennin. Rencana operasi mereka sekarang telah selesai dan mereka semua melakukan bagiannya dalam persiapan. Sakura pergi bersama Chihare berlatih mengemudikan motor, Sasuke memutuskan pulang untuk mengistirahatkan kekuatan fisiknya. Kakashi pergi menemui Yamato meminta bantuan untuk memperpanjang pilar.

Mereka meninggalkan Tami Confectionary Shop satu per satu, agar tidak terlalu jelas jika mereka mengadakan pertemuan di sana.

"Sasuke-kun" namanya dipanggil tepat saat dia meninggalkan Toko Penganan Tami. Itu adalah Hinata. Itu bukanlah tempat yang kebetulan dia lewati, dia tahu bahwa Sasuke dan yang lainnya berkumpul di sini.

"...Hianata, ada apa?" tanya Sasuke bersikap seoalh tidak ada yang terjadi sebelumnya.

"Terima kasih telah menjaga Naruto-kun." Ucap Hinata.

Mungkinkah dia menyadarinya? Sasuke menyembunyikan kekesalannya dan menyembunyikan wajahnya sambil menatap Hinata. Kondisi Naruto seharusnya dirahasiakan dari keluarganya. Jika dia mengetahuinya selama ini dan tidak mengatakan apa-apa maka dia benar-benar istri yang baik.

"Tidak ada alasan bagimu untuk berterima kasih padaku. aku hanya melakukan ini karena aku ingin melakukannya. " saat dia melewati Hinata, dia melempar sesuatu.

"ini-." Hinata melempar sesuatu pada pria bersurai hitam itu.

Itu adalah ikat kepala dengan simbol Konoha di atasnya.

"Lebih baik dahimu dilindungi oleh sesuatu seperti ini bukan?"

Sasuke menatap wajah Hinata, memikirkannya. Dulu di masa akademi, dia adalah orang yang pemalu, dan meskipun bekerja keras dia tidak percaya diri. Dia hanya melihat orang lain dan dia merasa dia tidak punya pendapat sendiri, dan dia hanya membuatnya kesal. Tampaknya Hinata sudah berubah saat dia jauh dari desa. Dia mendapatkan kekuatannya. Dengan kekuatan tersembunyi itu, dia mengawasi Naruto, mendukung Naruto, dan akhirnya menikah dengannya bahkan sebelum menyadari kekuatan itu.

MALAIKAT KECIL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang