"Lo telat," ujar Novan mengenakan jaket kebesaran geng BLACK PANTHER, kepada seorang laki-laki yang baru saja memasuki markas dengan mengendarai motor ninja merahnya, tubuhnya sedikit basah karena hujan.
Anak itu turun dari atas motornya, lalu melepaskan helm full face dan menaruhnya di atas joke motor. "Sorry," balas Devan kepada Novan yang sudah berkumpul bersama anggota BLACK PANTHER lainnya.
"Basi, sudah berulang kali Lo telat dateng, jangan mentang-mentang Lo sekarang pindah sekolah jadi anak SMA Darmawangsa. Hm, jangan-jangan itu alasan Lo sendiri lagi bilang mau balas dendam soal kematian Regan, tapi ternyata Lo yang pingin berkhianat sama kita," ujar Novan tersenyum remeh.
Devan yang tidak terima dengan ucapannya barusan, ia langsung memberikan pukulan keras di wajah Novan. Tubuh lelaki itu sedikit terdorong ke belakang, sambil menyeka darah di ujung bibirnya yang robek.
"Ngomong sekali lagi, gua hancurin mulut Lo!" bentak Devan penuh amarah. "Cih, pantesan geng BLACK PANTHER gak maju-maju, ternyata Regan punya tangan kanan lemah macam Lo."
"Brengsek!" Novan bergantian memukul rahang bawah Devan sama kerasnya, "Lo gak pantes sebut nama Regan." Mereka berdua terlibat duel yang cukup sengit, tidak ada yang berani memisahkan keduanya. Seisi markas sama-sama takut, menyaksikan perkelahian antara Devan dan Novan.
"Kalau mau tawuran jangan di sini, berisik," ucap Satria si wakil ketua geng BLACK PANTHER, dengan ciri khas luka sayat di bawah mata kirinya. Iris mata lelaki itu menajam, sama seperti elang.
Ketika mendengar suara berat dari Satria, Devan dan Novan langsung menghentikan perkelahian mereka. Dan berbalik badan menghadap Satria.
Satria baru saja kembali dari ruangan yang biasa dia gunakan untuk menyendiri sambil menikmati sepuntung rokok, karena mendengar suara kegaduhan itu sebabnya dia segera kemari.
"Bang, gimana keadaan Lo?" tanya Novan khawatir. Semenjak kepergian Regan, Satria sering kali menyendiri seorang diri, di sebuah ruangan yang biasa dia dan Regan gunakan untuk bersantai.
Kehilangan seorang Regan yang begitu disegani oleh mereka semua, sama sekali tidak mudah bagi geng BLACK PANTHER untuk bisa melupakan dia begitu saja.
Terutama untuk Satria, sebagai wakil ketua ia merasa kurang dan tidak mungkin bisa menjaga hingga membesarkan geng BLACK PANTHER sendirian.
"Gua oke, gak usah khawatir soal kondisi gue, lebih baik sekarang obati bibir Lo yang robek. Gua gak mau lihat kalian bertengkar lagi, terutama di depan anak-anak," tutur Satria tetap dengan nada dinginnya.
"Baik Bang," balas Novan lalu pergi menjauh dari sana, segera mengobati luka robek di ujung bibirnya akibat pukulan keras dari Devan.
Selepas kepergian Novan, pandangan Satria sekarang beralih kepada Devan, ia menatap dandanan Devan mulai atas sampai bawah. "Gua senang, walau Lo satu sekolah sama mereka, tapi sifat Lo gak berubah," ujar Satria.
"Gimana perkembangannya? Lo sudah berhasil deketin adiknya?" tanya Satria, salah satu ide Devan untuk mendekati Antariksa dan menjadi temannya, itu juga merupakan usulan dari Satria, karena dia tahu Devan pasti kalah jika langsung menyerang Antarez.
"Iyah Bang, gua sudah berhasil deketin Antariksa, bahkan dia sering belain gua saat ada Antarez di sana. Anak itu sudah berada di bawah kendali gua," jawab Devan membuat Satria tersenyum kecil.
"Bagus, kapan Lo mau tamatin game ini? Jangan kelamaan Van, gua yakin salah satu dari mereka pasti sudah sadar kalau Lo anak motor, terutama Antarez dan anggotanya."
"Besok," jawab Devan.
"Besok? Oke nice, gua mau Lo hancurin dia sehancur-hancurnya, bahkan sampai Antarez tidak bisa mengenali jasad adiknya sendiri," ucap Satria penuh kebencian, aura kemarahan terasa begitu pekat dari dalam tubuhnya.
"Gua yakin, walaupun rumornya Antarez dan Antariksa itu musuhan. Pasti tetap akan meninggalkan rasa yang sangat sakit, ketika dia tahu kalau adiknya dibunuh, dan penyesalan terbesarnya adalah, sebagai seorang kakak dia telah gagal melindungi Antariksa," sambung Satria.
"Baik Bang."
"Gua akan bantu Lo untuk susun rencana buat besok, kemenangan ada di tangan Lo Van, gua percaya Lo pasti bisa. Dan dendam Regan sebentar lagi bisa terbalaskan."
Devan ikut tersenyum, jantungnya sudah menggebu-gebu, dia merasa sangat bersemangat untuk melancarkan misinya esok hari.
"Oh yah Bang, gua mau minta maaf, kalau hari-hari ini gua sering telat datang ke markas, dan kumpul sama kalian semua," ujar Devan merasa bersalah.
"Gua punya alasan kok Bang, gua sama sekali gak berniat berkhianat ke geng BLACK PANTHER. Ini semua karena setiap kali gua pulang sekolah, selalu ada anak yang ngikuti motor gua dari belakang, sepertinya dia orang suruhan dari Antarez," sambung Devan menjelaskan.
Setiap kali pulang sekolah, Devan selalu merasa ada yang mengikuti motornya dari belakang. Jadi supaya bisa menghindar dan tidak meninggalkan jejak curiga, Devan berusaha bersikap senormal mungkin sampai anak yang mengikutinya itu pergi.
"Gua paham, kalau gua jadi Lo juga bakal sama. Hidup di area kandang musuh itu memang tidak mudah Van, jadi gua saranin Lo harus ekstra hati-hati. Kalau memang terpaksa Lo harus baku hantam sama mereka, ladenin aja, dengan senang hati gua sama anak-anak akan datang ke sana buat bantu," jawab Satria.
Devan mengganggu mengerti, dia merasa senang dengan sikap perduli dari Satria, walaupun sikap Satria banyak berubah terutama dari cara bicara sampai tatapan matanya. Tapi kalau soal perhatiannya kepada para anggotanya, sama sekali tidak bisa berubah.
"Good luck, gua tunggu kabar gembira dari Lo besok. Gua sudah tidak sabar, melihat Antarez hancur bersama rasa bersalahnya sendiri," ucap Satria menepuk pundak Devan.
°•••Brother konflik•••°
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit
Fiksi Remaja[Tahap revisi] "𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚑𝚒𝚛 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊, 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚖𝚞𝚜𝚞𝚑." 𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚎𝚣_𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔𝚜𝚊. Antarez dan Antariksa sepasang anak laki-laki kembar yang terpaksa terpisah sebab perceraian kedua orangtuany...