BAB 6 [ DEJAVU ]

18.4K 828 44
                                    

Hai readers, salam sayang dari author.

Gak usah basa basi, cuss baca!

Happy Reading🍂

*.*

Saski mencoba menundukan kepalanya, dia lebih memilih memunguti berkas nya yang berserakan.

"Saski," panggil Gibran, bahkan kini dirinya berjongkok dihadapan Saski.

"Sas, kamu kemana aja? Sas kamu masih ingat aku kan. Aku suami kamu."

Hati Saski semakin dilanda kegaduhan, pasalnya orang dihadapannya ini adalah orang yang paling ingin dia hindari. Tanpa basa-basi Saski berlari menjauh, jantung nya pada posisi tidak aman kali ini.

"Sas tunggu ..Saski," teriak Gibran yang mengejarnya dari arah belakang.

Namun setelah melewati dua ruangan Gibran dibuat kebingungan, dia kehilangan jejak Saski.

"Akh..bangsat," umpatnya sembari memukul dinding.

Karena orang yang dia cari tidak berhasil ditemukan, Gibran memilih kembali pada kepentingan awalnya.

"Astaga..dia masih dengan watak yang sama," ucap Saski pelan. Karena tidak sanggup melawan kejaran Gibran Saski lebih memilih bersembunyi.

Sangat disayangkan karena Saski harus bertemu lagi dengan Gibran, bahkan dengan cara yang sering terjadi yaitu tidak sengaja bertabrakan. Mungkin Tuhan sudah begitu hapal tentang kebiasaan mereka berdua.

"Semoga ini terakhir kali ya Tuhan.." lirih Saski, kini dia berjalan mencari ruangan yang tadi sempat Rangga bilang.

Sekitar lima menit Saski berkeliling, akhirnya ruangan yang dimaksud itu ditemukan.

"Permisi," ucap Saski saat memasuki ruangan tersebut.

Baru saja melangkah masuk Saski sudah dikagetkan dengan beberapa orang yang memandangnya sinis. Karena tidak ingin menghiraukan tatapan mereka Saski lebih memilih duduk di kursi yang Rangga tunjuk.

Kali ini Saski bertugas untuk mencatat beberapa hal yang penting. Sedangkan Santi memiliki tugas untuk presentasi.

"Permisi semuanya, maaf saya datang terlambat,"

Deg

Lagi-lagi Saski dibuat terperanga dengan suara dihadapannya. Dia mencoba mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Ternyata benar apa yang perasaannya katakan, itu benar-benar Gibran. Bahkan kini Gibran tengah menatap nya dengan tatapan membunuh.

Saski dibuat begitu gugup, apalagi Gibran terus memandanginya. Dia merasa tidak nyaman, ingin sekali rasanya meminta untuk mengundurkan diri dari meeting ini. Namun, itu sangat tidak mungkin dan sangat memalukan.

"Rileks..," bisik Rangga, kini tangannya mengelus punggung tangan Saski.

Entah mengapa yang ada dipikiran Saski saat ini atasannya itu mengetahui sesuatu tentang dirinya dan Gibran.

Satu jam berlalu, meeting pun berkahir. Saski berjalan tergesa-gesa, dia sengaja karena takut bertemu dengan Gibran lagi.

"SASKI...TUNGGU!"

Bukannya berhenti Saski malah semakin mempercepat langkahnya. Tanpa melirik arah belakang pun Saski sudah tahu siapa orang yang memanggilnya.

Srek...

Tangan Saski ditarik dari belakang, mau tidak mau dia harus menghentikan langkahnya.

"Aku butuh penjelasan, kenapa kamu pergi empat tahun yang lalu," tanya Gibran dengan tangannya yang tetap mencekal pergelangan tangan Saski.

GISAS || CEO Penakluk (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang