Bu Herna tengah berdiri sambil menutup laptopnya, ia melihat ke arah Hanum yang berjalan menuju pintu menyusul Dewi, Sintya, Rafi dan Dita setelah meeting khusus tim Dewi.
"Hanum..."
Hanum yang sedang berada di hadapan Bu Herna langsung menghentikan langkahnya.
"Ya bu..."
Bu Herna melirik ke arah pintu yang terbuka lebar berjalan dan menutup pintu, lalu ia kembali ke bangkunya, ia menatap Hanum yang berdiri di hadapannya beberapa saat, membuat Hanum tampak salah tingkah.
Bu Herna lalu menundukkan kepalanya sambil tertawa kecil membuat Hanum semakin mengernyitkan dahinya kebingungan.
"Maaf ya kemarin kayaknya aku terlalu banyak berkomentar tentang pernikahan dan rencana resign kamu."
Hanum menggerakkan kepalanya sedikit berusaha mendengarkan seksama.
"Oooh...nggak apa-apa kok bu. Saya nggak merasa gimana gimana." Kata Hanum sambil tersenyum.
"Sekarang aku tau kalau kamu mau menikah sama Ale."
Seketika dada Hanum berdegup kencang, merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari Bu Herna.
"Kok ibu..." Hanum salah tingkah tapi tidak ia selesaikan kalimatnya.
"Kenapa aku tau? Ale yang cerita, dan aku baru menyadari juga cincin kalian itu lho." Bu Herna menunjuk arah jari Hanum, membuat Hanum seketika mengecek jari manis kiri yang tersemat cincin disana.
"Sebenarnya Ale terpaksa sih ceritanya, dia nggak mau aku berpikiran buruk tentang kamu."Hanum menundukkan kepala melihat kedua telapak tangannya yang menyatu.
"Dia juga cerita kenapa kamu minta merahasiakan hubungan kalian."
"Ooh gitu bu."
"Aku paham kok dengan posisi kamu, don't worry aku nggak akan membocorkan sebelum kalian sendiri yang memang mengumumkan, oke?"
Hanum tersenyum,"Terima kasih banyak ya bu. Maaf saya nggak kasih tau ibu."
"Yesss why didn't you tell me?" Bu Herna berdiri di hadapan Hanum sambil tersenyum, lalu telapak tangan kanannya diletakkan pundak sebelah kiri Hanum. "Hihihi nggak apa-apa aku jadi paham sekarang dengan keputusan yang kamu ambil. Aku yakin itu semua karena kamu juga menghargai Ale, ya kan? Dan aku juga sangat berharap sih Num, somehow kamu respect dengan dia sebagai suami kamu. He's a good man Num."
Hanum mengangguk sambil tersenyum, "Iya bu."
"Buat dia bahagia ya, dan kamu... juga harus bahagia." Kata Bu Herna sambil tangannya bergerak dan mengelus punggung Hanum.
***
Restoran Vivi.
Andre meneguk air di tumblr yang ada di hadapannya, ia dan Nico, suami Vivi baru saja kembali setelah bersepeda sore ini. Nico muncul dari belakang dan menarik kursi yang berada di hadapan Andre.
"So...everything's good? Need anything for your wed?" Tanya Nico.
"Ya... nggak ada masalah sejauh ini."
"Pfftt...no I mean...you. Lo gimana?" Nico tertawa kecil.
"Gimana apanya?"
"Ya...after all this years...lo akhirnya menikah, anything you need, anything you ask?" Nico memberikan ekspresi piciknya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHED (On Going)
RomanceCerita hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, kejadian dan tempat maka itu adalah unsur ketidaksengajaan Hanum harus merasakan pahit ditinggalkan oleh suaminya dalam kecelakaan saat pergi bekerja. Bersama dengan anaknya Azka yang baru berum...