01. Ranney

21 6 4
                                    

Setelah kemarin malam ia sampai di ibu kota pagi ini Ranney sudah siap dengan seragam sekolah baru yang melekat ditubuh rampingnya, setelah sarapan ia mulai keluar dari gerbang rumahnya, karena motor kesayangannya belum sampai jadi ia pergi sekolah menggunakan gojek yang sudah ia pesan.

Tidak terlalu jauh dari rumah baru yang ia tempati hanya memakan waktu 20 menit saja, setelah sampai di sekolahnya ia mengucapkan terimakasih. 

Pandangan pertama yang ia lihat adalah sebuah gedung besar yang memiliki 4 tingkat, ia akui sekolah lamanya kalah besar dengan sekolah barunya. Tanpa pikir panjang ia mulai memasuki gerbang, banyak pasang mata yang menatap kearahnya mungkin karena mukannya terlihat asing bagi siswa-siswi disini. Ranney melangkah dengan yakin tidak memperdulikan orang-orang yang menatapnya secara terang-terangan.  

Tujuan pertama Ranney adalah ruang kepala sekolah, ia akan menanyakan dimana kelas barunya. Setelah bertanya-tanya kepada beberapa murid disana akhirnya ia menemukan ruangan kepala sekolah.

Tokk . . . 

Tokk . . .

Tokk . . .

"ya silahkan masuk" Jawab dari dalam. Ranney pun segera membuka pintu lalu masuk.

"permisi pak, saya murid baru yang dari Bandung" ucap Ranney sambil tersenyum sopan.

"oh ya baik, mari saya antarkan ke kelas anda."

Ranney dan pak Barta - kepala sekolah pun keluar dari ruangan tersebut. Berjalan beberapa menit dan sampai, kelas Ranney berada dilantai ke 2 pak Barta mengetuk pintu dan guru yang sedang mengajar pun keluar entah apa yang dibicarakan oleh pak Barta dan guru tersebut tetapi sudah pasti memberi tahu bahwa ada murid baru yang akan menempati kelas 11 Mipa 5.

Setelah diizinkan masuk oleh guru tersebut, Ranney pun memasuki kelas tak lupa mengucapkan terimakasih kepada pak Barta. Saat memasuki kelas banyak orang memandang dirinya, tak bisa dipungkiri bahwa Ranney memang memiliki paras yang menawan mampu memikat siapapun yang melihatnya.

"silahkan Ranney perkenalkan diri kamu"

Ranney mengangguk "izin memperkenalkan diri nama gw Ranney, gw pindahan dari Bandung semoga kita bisa berteman dengan baik" 

"ya Ranney kamu bisa duduk dibangku yang kosong" Ranney mengangguk dan mengucapakan terimakasih kemudian ia duduk. Ia duduk di samping gadis berkacamata tebal. Pelajaran kembali dilanjutkan dan ia memperhatikannya.

---

Lima menit yang lalu bel istirahat telah berbunyi, tetapi Ranney enggan beranjak dari kursinya, gadis yang duduk bersama Ranney pun sama ia tidak beranjak dari kursinya "lo ga ke kantin?" tanya Ranney kepada gadis yang duduk dengan dirinya. Yang merasa ditanya pun mendongak, "huh?a-aku malas ke kantin" balasnya dengan gugup, Ranney hanya mengangguk. 

Ia fokus kembali pada gedget yang ada ditangannya, memilih untuk menekan kontak dan menelfon seseorang, panggilan pertama tak diangkat namun pada panggilan kedua diangkat. Ranney segera keluar dari kelasnya dan mencari tempat sepi.

"halo

"..."


"lo punya ciri-ciri orang yang gw cari?"

"..."

"gw harap lo bisa nemuin secepatnya"

"..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RANNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang