Jeno terkejut saat tiba-tiba saja Mark kembali masuk kedalam kamarnya seraya mencengkram kedua bahunya seperti tadi saat dia akan beranjak pergi.
Mark mengernyitkan dahinya saat melihat Jeno seperti sedang ketakutan dengan kedua matanya yang terpejam erat. Tadi dia memutuskan untuk kembali masuk kedalam kamar karena tidak menemukan Jeno menyusulnya keluar jadi dia kembali dan menjumpai adiknya itu tengah memejamkan mata dengan tubuh yang bergetar ketakutan.
"Jeno, kau baik-baik saja?"
"Kak...!" Jeno terlihat kaget sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Satu tangannya mencengkram kuat lengan Mark yang sedang meraih kedua bahunya.
Mark yang masih kebingungan melihat ekspresi adiknya itu hanya bisa tergugu saja. Namun ia tetap berusaha untuk membuat adiknya itu merasa lebih tenang.
"Hey, tidak apa. Ada kakak di sini." Mark mengusap satu bahu Jeno.
Bocah bermata sipit itu kembali memejamkan mata seraya menunduk dan menggelengkan kepalanya pelan-pelan.
"Jeno...?" Taeyong muncul dari ambang pintu, sejak tadi dia sedang menunggu Jeno di meja dapur untuk makan dan meminum obatnya. Namun agaknya bocah itu tak kunjung muncul-muncul juga, padahal dia sudah menyuruh Mark untuk membujuknya.
Dan sekarang dia malah menjumpai kalau Jeno sepertinya baru saja mengalami hal yang serupa seperti tadi siang.
Taeyong masuk kedalam dan duduk di samping kanan Jeno.
"Ada apa, nak?" lelaki cantik itu mengerlingkan matanya kepada Mark yang hanya mampu mengangkat kedua bahunya tanda tidak tau.
Jeno meremas satu tangan ibunya seraya mendesis, "ayo, keluar dari sini bu. Aku lapar."
Walaupun Jeno berkata demikian tapi matanya masih terpejam dengan kepala yang agak menunduk.
"Oke, oke... Ayo kita keluar." Taeyong dan Mark membantu Jeno menggunakan kruknya lalu memapahnya berjalan keluar dari dalam kamarnya.
Menyisakan sebuah tanda tanya besar di atas kepala kakak serta ibunya.
.
.
.
.Taeyong membantu Jaehyun mengenakan dasi hitam bergaris putih miliknya, lelaki cantik itu tersenyum saat matanya bersirobok dengan suami jangkungnya itu.
Sudah satu minggu berlalu sejak Jeno keluar dari rumah sakit. Bocah itu nampak jauh lebih baik sejak rutin meminum obat penenang yang di berikan oleh dokter tempo hari.
Bahkan Jeno sudah mulai belajar berjalan tanpa menggunakan kruknya lagi, dan itu sedikit banyak membuat perasaan Taeyong dan Jaehyun menjadi jauh lebih lega.
"Besok adalah hari persidangan putusan akhir hukuman bagi Park Min Hwan."
Gerakan tangan Taeyong yang tadi sedang memasangkan dasi Jaehyun mendadak terhenti dan senyuman yang awalnya terpasang manis pada wajahnya pun langsung sirna begitu saja.
"Aku menyerahkan semuanya pada Yuta. Dia mencoba untuk menjerat orang itu dengan hukuman mati." lanjut Jaehyun.
"Lalu bagaimana?" Taeyong bertanya sambil kembali melanjutkan pekerjaannya memasangkan dasi untuk Jaehyun.
"Awalnya orang itu tidak meminta untuk didampingi pengacara, tapi tiba-tiba saja beberapa anak buahnya yang masih tersisa datang dengan membawa dua orang pengacara."
Taeyong kaget, dia langsung menengadah dan memandang wajah suaminya dengan tatapan terkejut.
"Pengacara?! Apa dia akan bebas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Me Up || Sekuel SAVE
БоевикJeno tidak mengerti mengapa setelah pindah dia kerap melihat sosok lelaki yang menculik dan menyiksanya itu? Padahal ayahnya bilang, orang itu sudah di penjara. Dan hal mengerikan itu terus berulang hingga Jeno merasa mulai gila! (Biar lebih paham...