Ingat ya, cerita ini mengandung bahasa vulgar 🔞 kekerasan ❗️...!! Dimohon untuk bijak dalam membaca, JANGAN DIBAWA KE kehidupan nyata.....Typo bertebaran.......
.
.
" Karina......" gadis dengan tinggi badan 165 cm itu pun hanya menyengir ketika ibu dari sahabatnya menyapa dirinya.
" hehehe, selamat pagi bibi" ujar Karina lalu membungkukkan setengah badannya memberi hormat, perempuan yang disebut bibi itu pun tersenyum lalu mengulurkan satu tangannya untuk menepuk kepala Karina pelan.
" pagi kembali sayang, ada hal apa yang membuatmu datang pagi hari seperti ini?" Tanya wanita paruh baya pada Karina, jarum jam masih menunjuk pada pukul 6 pagi saat Karina berada di depan pintu rumahnya.
" aku udah ada janji dengan Winter, kemarin sore dia berjanji akan ikut Karina lari pagi" jawab Karina dengan polos, perempuan itu paham, ternyata anaknya sendirilah yang membuat Karina untuk datang kesini pagi hari seperti ini.
" Winter memberi janji padamu?" Tanya wanita itu yang ternyata ibunya Winter, Karina hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. melihat Karina yang menganggukan kepala, lain halnya dengan ibunya Winter yang menggelengkan kepalanya dengan pelan.
" ya udah, Karina masuk aja ke kamar, Winter belum bangun " Karina merengut kan bibirnya sedih, sahabatnya itu pasti melupakan janjinya.
" ayo masuk, bangunkan Winternya" ujar ibu Winter, kembali menyuruh Karina untuk masuk kedalam rumah, lebih tepatnya masuk kedalam kamar putri semata wayangnya.
" tidak apa bi?" Perempuan itu menganggukan kepalanya, Karina pun masuk kedalam, sedangkan ibunya Winter pergi ke halaman belakang untuk menyiram tanaman. Karina mengarahkan tubuhnya menaiki anak tangga untuk mencapai kamar sahabatnya yang memang berada di lantai atas. Sebagai pemberitahuan saja, Karina dan Winter memang sudah berteman sejak kecil. sampai sekarang usia meraka sudah menginjak 17 tahun, persahabatan mereka masih terjalin sampai sekarang.
Tidak lama kemudian, Karina sudah berdiri di depan pintu kamar Winter, pintu kayu berwarna coklat. Karina mulai mengarahkan satu tangannya meraih gagang pintu dan dengan perlahan Karina mulai memutar lalu pintu itu pun terbuka, tanpa membuang waktu lama Karina pun masuk kedalam kamar Winter dan tidak lupa menutup pintu itu dengan rapat.
" kebiasaan caramu ketika tidur membuat ku ingin memberi tanda kepemilikan di seluruh tubuhmu Winter " Karina bergumam sembari menatap lapar kearah Winter yang masih terbaring.
Karina menyimpan perasaan lebih pada sahabatnya sendiri, Karina baru menyadari perasaannya sendiri ketika satu tahun yang lalu dia mendapatkan kesempatan untuk tidur bersama dengan Winter. mulai pada saat itu lah Karina mulai over protektif terhadap sahabat yang dicintainya, Karina tidak ingin melihat Winter berdekatan dengan seorang laki-laki maupun perempuan, Karina sangat memberikan batas pada Winter ketika mereka berdua sedang berada di sekolah. semua Karina lakukan karena dia tidak ingin kehilangan Winter. Karena Winter hanya miliknya sampai kapan pun.
Karina mulai melangkahkan kedua kakinya mendekat lebih dekat kearah sisi ranjang Winter, mendudukkan tubuhnya lalu melihat Winter yang tertidur. kedua mata Karina langsung terfokus pada bibir Winter yang terlihat menggiurkan, Karina ingin mencoba bibir kecil itu Karina yakin bibir Winter akan sangat enak ketika dia menyesapnya. setelah dari bibir, kedua mata Karina kembali turun pada dua gunung kembar Winter yang sedikit menyembul, beberapa kali Karina mengerjapkan kelopak matanya melihat payudara Winter yang sungguh menggugah hasratnya. Inilah yang Karina maksud dengan Winter yang memiliki kebiasaan ketika tidur.