"Udahh.. cukup Mahh.. cukup".
"Sakitt Mahh.., sakitt. Hikss huhu".
"Tolong...".
Terdapat seorang remaja yang sedang disiksa oleh ibunya sendiri, dikarenakan seorang anak tersebut tertangkap basah sedang mencuri makanan milik ibunya.
"Dasar kamu anak gak tahu diuntung, seharusnya kamu bersyukur, udah dikasih makan, ehhh malah maling".
"Bodoh kamu, bodoh". Yang ibunya lakukan hanya terus memukul, dan memukulinya tanpa ada rasa iba sedikit pun.
"Udah mah... Udah. Maafin aku mah... Jangan pukul aku terus, sakit". Sang anak hanya terus menangis, dan merintih kesakitan.
Dan kemudian, seorang anak kandung ibu itu pun datang. Bukannya menolong, tetapi malah terus menyudutkan sang remaja laki-laki tadi, hingga sang ibu yang awalnya akan mengakhiri kegiatan menyiksanya, malah semakin memuncak amarahnya karena dipancing oleh kata-kata sang anak kandungnya.
Ibunya pun terus menyiksa dan menyiksa, hingga si remaja yang di siksanya tadi pingsan.
Dan keesokan harinya, si ibu membangunkan anak remaja yang kemarin ia siksa. ''Bangun kamu, dari kemarin belum bangun bangun aja. Padahal cuman disiksa segitu doang".
Dan saat si anak remaja lelaki bangun, ia sedikit terlonjak kaget. Lantaran ibu tirinya sudah berdiri didepannya. Si anak remaja lelaki pun sudah tahu bahwa ibunya akan menyuruh nya membersihkan seisi rumah. Ketika si ibunya akan berbicara kembali, si anak remaja lelaki pun langsung berdiri, dan lari terbirit-birit karena takut.
Si anak lelaki itupun memasuki kamar mandi untuk membuang air kecil, dan mencuci muka. Setelah keluar dari kamar mandi, ia langsung mengambil sapu dan alat pel, untuk membersihkan rumah ibu tirinya.
Setelah selesai melakukan kegiatannya tadi, yaitu menyapu dan mengepel. Ia akan makan terlebih dahulu, agar tenaganya sedikit terisi. Dan mungkin setelah makan, ia pasti akan melanjutkan kegiatan lainnya seperti memotong rumput halaman depan, mencuci motor sang kakak tirinya, dan sepertinya ia akan mencuci pakaian, karena sekarang adalah jadwal mencuci pakaian. Tentu saja bukan pakaian miliknya, tetapi milik keluarga tirinya.
Saat ia membuka tudung saji, yang terdapat hanyalah makanan bekas ibu tirinya, makanan bekas Kaka tirinya, dan makanan bekas ayah tirinya. Dan semua makanan bekas itu di satukan dalam satu piring.
Ini sudah kebiasaannya memakan makanan bekas. Kemarin ia disiksa, karena ia tidak bisa terus terusan memakan makanan bekas. Alhasil dia mencuri makanan ibu tirinya yang ada di kulkas.
Remaja lelaki tadi pun makan, ia memakan makanannya di lantai, karena ibu tirinya tidak memperbolehkan remaja lelaki tadi untuk makan di meja makan, ibu tirinya hanya memperbolehkannya makan di lantai.
Ketika ia sedang makan, lalu datanglah sang kakak tirinya. "Lu mau gak? Kalo gak mau yaudah buang aja". Ia sedikit kaget ketika kakak tirinya datang, dan langsung melempar satu kantong keresek kepada dirinya yang entah isinya apa.
Lalu ia membuka kantong keresek tadi. Ternyata kakak tirinya memberikan dia satu bungkus eskrim. Jarang jarang kakak tirinya itu memberikan dia makanan. Ia masih ingat, mungkin tiga atau empat mingguan yang lalu, kakak tirinya pernah memberikan susu kotak.
Sepertinya kakak tirinya itu ada sedikit rasa sayang kepada remaja lelaki itu. Ingat! Hanya sedikit. Sedikit saja. Tapi terkadang juga kakak tirinya itu tukang kompor. Bukan kompor masak, tukang kompor-komporin maksudnya.
Keesokan harinya, ketika sang anak remaja lelaki itu sedang menggambar. Ia langsung terkejut, karena ibu tirinya datang dan langsung berteriak.
"Heehh! Lu itu kerjanya gimana sih?! Gak becus banget!".
"Ada apa mah? Kenapa teriak teriak. Masih pagi juga loh". Dan kemudian ayah tirinya juga datang menghampiri ruang keluarga, dikarenakan istrinya ini masih pagi udah ngomel ngomel aja.
"Ini lohh, Pahh!. Masa sepatu mamah jadi jebol gini, padahal kan ini sepatu baru!"
"No komen, itu sih derita Lo. Masa bodo, gak mau tahu"
"Ihhh, Papah jahat banget si, sama istrinya sendiri jugaa!"
"Yaudah, beli lagi aja keles"
"Ya kan gak semudah itu papah, ini mamah beli juga harus nunggu PO nya dulu. Mana lama lagi, huh"
Kemudian anak kandung si mamih papih ini datang. "Ada apa sih mah? Teriak teriak Mulu perasaan"
"Ini sepatu mamah jebol, gara gara si anak pungut gak tahu di untung itu" Si anak remaja lelaki yang merasa ditunjuk oleh ibu tirinya itu pun langsung gelagapan. Ia bingung bagaimana menggantinya, untuk makan aja susah apalagi disuruh mengganti sepatu bermerek syenel milik ibunya itu.
Anak itu pun merutuki kesalahannya sendiri. Kenapa ia bisa mencuci sepatu ibunya sampe jebol gitu. Apa mungkin karena sepatu ibunya kualitasnya jelek? Tapi sihh katanya merek syenel. Tapi mana mungkin syenel ngeluarin sepatu modelan gitu.
"Pokoknya mamah gak mau tahu. Pokoknya dia harus gantiin sepatu mamah yang jebol ini".
Karena mungkin si anak lelaki itu takut, jadinya si anak itu lari.
Dan...
Prangggg
Huft, ketika sedang berlari menghindari ibunya, anak itu tidak sengaja menyenggol guci antik kesayangan ibu tirinya.
"DASAR ANAK PUNGUT, ANAK SIALAN, ANAK GAK TAHU TERIMAKASIH!!! BISA BISANYA KAMU PECAHIN GUCI KESAYANGAN SAYA HAH?! ITU GUCI DIKASIH SAMA ALMARHUM IBU SAYA. ITU PENINGGALAN BELIAU PALING BERHARGA TAHU!!"
"KAMU UDAH RUSAKIN SEPATU SAYA, RUSAKIN GUCI KESAYANGAN SAYA, TERUS MAUNYA KAMU ITU APA SIH? HAH! JAWAB"
"POKONYA SAYA GAK MAU TAHU, KAMU HARUS PERGI DARI RUMAH INI, ADANYA KAMU DIRUMAH INI MALAH BIKIN SIAL KELUARGA SAYA"
"GAK ADA GUNANYA TERNYATA SAYA NGANGKAT KAMU JADI ANAK SAYA, GAK ADA GUNANYA KAMU DASAR ANAK PUNGUT"
"PERGI KAMU DARI RUMAH INI.. PERGI!! SAYA BILANG PERGI"
"Hiks... Hiks.. maafin aku M-mah hiks. Aku gak sengaja... Hiks.. ma-af Mah.. maaf" tangis anak itu sambil memegangi kaki ibunya itu.
"Sekali lagi saya bilang. Pergi, pergi kamu dari sini. Atau gak, kamu saya bunuh!".
"Maaf Mahhh, maaf... Hiks.."
Ayah tirinya dan kakak tirinya itu hanya diam. Tidak menanggapi apapun. "Saya bilang pergi" titah si ibu sebelum akhirnya melepaskan tangan anak itu yang memeluk kakinya, kemudian si ibu itu pergi ke kamarnya, disusul suaminya.
Si anak remaja itu pun pergi meninggalkan rumah ini, untuk terakhir kalinya, dia melihat seisi rumah ini. Dan terakhir dia melihat kakak tirinya. Dia pamit kepada kakak tirinya, hanya kakak tirinya lah dirumah ini yang memiliki rasa sayang kepadanya, walaupun itu hanya sedikit. Mungkin rasa sayangnya hanya setitik.
"Kakak, aku pergi ya. Tolong bilangin sama mamah, sama papah, maaf. Maaf karena bikin keluarga kalian sial"
"Cepet pergi. Sebelum mamah datang, takutnya nanti mamah malah nyiksa kamu"
"Iya kak, makasih" kemudian si anak remaja itupun menyalami tangan kakaknya, dan memeluk kakaknya, walaupun pelukannya tidak dibalas oleh kakaknya.
Si anak remaja itu pun pergi untuk terakhir kalinya dari rumah ini. Tapi, ketika si anak remaja lelaki itu sudah berjalan sampai gerbang, kakak tirinya pun mengejarnya dan bertanya.
"Kamu mau pergi kemana? Kamu kan gak punya rumah?"
"Aku juga gak tahu kak"
"Yaudah hati hati, maaf kakak gak bisa bantu. Dan makasih banyak buat kamu, karena ketika dirumah ini, kamu udah mau direpotin sama kita".
"Iya kak, sama-sama. Maaf juga kalo aku punya salah".
"Iya, gapapa"
Bagian 1, selesai.
-27 Juni 23
KAMU SEDANG MEMBACA
Pohon Permata
FantasiaApakah ini yang dinamakan kasih sayang? Tapi sayang sekali, apapun yang Naka jalani akan berakhir seperti obat. Tak manis, tetapi PAHIT. Sayang, orang yang disayang menyayangi diriku. Sayang, orang yang disayang mulai menyayangi orang lain. Sayang...