Bab 16

896 85 0
                                    

Seminggu kemudian, Andra kembali ke flat mereka. Nicola sangat senang melihatnya, tapi saat melihat sinar mata Andra yang begitu dingin dan penuh kebencian menatapnya. Tubuhnya yang hendak memeluk Andra, urung maju ke depan. Ia mundur dengan gugup dan takut.

"Andra?"

Andra menatap Nicola sekilas, lalu masuk ke kamar mereka. Duduk di atas ranjang dengan pintu kamar yang dibiarkan terbuka.

"Darimana saja kau seminggu ini?"

"Itu bukan urusanmu!"

"Andra. Dengarkan aku. Taruhan itu.."

"Kau tahu, aku paling benci pembohong. Dan aku tidak pernah bisa memaafkan orang yang sudah membohongiku. Terutama jika kebohongan itu datangnya dari orang yang dekat denganku."

"Aku tidak membohongimu!"

"Lalu...apa maksud dari taruhan itu? Bagaimana kau kenal dengan Ewin?"

"Ewin?"

"Apa kau tahu kalau dia sepupuku? Kakak kandung Erik. Dan kau tahu siapa Erik? Dia yang sudah mencuri gadis yang aku cintai!!"

Nicola pucat dan Andra tersenyum sinis.

"Kaget? Aktingmu sungguh luar biasa nona Watson. Oh, berapa dia membayarmu untuk membuatku jatuh cinta padamu? Untuk berpura-pura mencintaiku dan menjadi kekasih yang baik? Ck, ck, kau bahkan rela menyerahkan tubuhmu untuk kutiduri, totalitas aktingmu sungguh luar biasa."

"Aku tidak..."

"Pelacur..."

Nicola terhuyung kebelakang mendengar umpatan Andra. Mata indahnya berkaca-kaca. Andra mengabaikan tatapan sakit dan terluka di mata gadis itu. Jika ada yang harus terluka dan sakit hati, itu adalah dirinya. Dirinya yang dihianati, dirinya yang dibohongi, dirinya pula yang telah diinjak-injak harga diri dan cintanya. Oleh gadis di depannya dan juga sepupunya.

"Kau mirip pelacur. Berapa pria yang sudah menjamah tubuhmu, ehm? Berapa pria yang sudah pernah mencicipimu? Apa kau juga melakukannya dengan Ewin? Apa ia memuaskanmu? Hingga kau bersedia melakukan taruhan itu dengannya?"

Plak!

Tak tahan dengan penghinaan yang dilontarkan Andra, Nicola menamparnya. Airmatanya sudah mengalir. Tapi yang lebih ia rasakan adalah sakit di hatinya. Bagaimana pria yang begitu dicintainya tega melontarkan kata-kata penuh penghinaan itu padanya? Bagaimana ia tega menyakitinya?

Nicola tidak ingin percaya, ini adalah pria yang sama. Yang setiap malam memeluknya erat dengan penuh cinta dan kelembutan. Pria yang kerap membisikan kata cinta di telinganya, kini dengan kejamnya mengatainya perempuan murahan!

"Cukup! Cukup, ndra!"

"Kenapa? Bukankah apa yang aku katakan benar?" Andra tersenyum sinis, tidak mempedulikan rasa perih di pipinya bekas tamparan Nicola. "Kenapa kau marah? Ehm?"

"Aku tidak serendah yang kau pikirkan!"

"Tidak? Lalu apa namanya perempuan yang tidur dengan banyak pria sepertimu? Malaikat?"

"Serendah itukah nilaiku di matamu?" Ada kekecewaan yang teramat besar di mata yang indah itu, berkilat karena airmata. Andra pura-pura tidak melihatnya, atau tidak ingin melihatnya. Karena entah kenapa, melihat mata Nicola yang terluka dan penuh kekecewaan, hatinya ikut terasa sakit. "Itukah selama ini yang kau pikirkan tentangku? Wanita penghangat tempat tidurmu? Seorang wanita murahan?"

"Aku tidak pernah menjadikanmu sebagai obyek taruhan. Aku tidak pernah mempermainkan cintamu. Kau satu-satunya pria yang aku cintai. Aku sungguh-sungguh jatuh cinta padamu."

"Kau ingin aku percaya?"

"Karena ini kebenarannya! Ewin memang datang padaku untuk melakukan taruhan itu. Tapi aku menolaknya! Karena aku jatuh cinta padamu!"

"Kau pikir aku bodoh? Kau ingin aku percaya begitu saja dengan penjelasanmu?" Andra tersenyum dingin dan sinis. "Aku sudah bertemu Ewin. Dua ribu dollar! Itu nilai taruhan kalian kan?"

Nicola terhenyak.

"Jadi itu benar. Apa kau masih ingin menyangkal? Dua ribu dollar? Seharga itu cintamu padaku? Kau rela melakukan itu demi dua ribu dollar? Bahkan menyerahkan dirimu untuk kunikmati?"

"Aku tidak..."

"Seharusnya kau katakan saja. Jika kau ingin aku membayar setiap mencicipi tubuhmu. Aku bisa membayarmu lebih dari itu."

Nicola merasakan kepalanya pusing. Ya Tuhan, betapa kejamnya semua kata-kata penghinaan yang dilontarkan Andra padanya. Tahukah dia, kata-katanya merajam hati Nicola begitu pedihnya.

"Aku tidak..." Nicola merasakan napasnya sesak. Ia merasa bisa pingsan kapan saja. "Aku tidak.."

"Sekarang kau harus melayaniku, bukankah aku sudah membayarmu dua ribu dollar dengan taruhan yang kau lakukan?"

"Jangan..." Nicola bergidik ngeri saat Andra mencengkram lengannya. Ia tahu apa yang ingin dilakukan pemuda tampan ini padanya. Jika dalam kondisi normal, Nicola tentu tidak akan menolak. Tapi saat ini, kondisi Andra lebih mirip binatang buas yang terluka daripada manusia yang beradab. Nicola tidak mau, ia berontak. Tapi tentu saja ia bukan tandingan Andra.

"Oh, kau tidak boleh menolak, manis. Puaskan aku, dan aku akan membayarmu dengan harga yang pantas."

Nicola mencoba mendorong Andra menjauh. Ia tidak ingin melakukannya. Hal terakhir yang ia ingat hanyalah, Andra yang menghempaskan tubuhnya ke ranjang dengan kasar. Dan mulai melucuti pakaiannya.

Bitter sweet love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang