19 || Sembilanbelas

11.8K 1.1K 104
                                    

Sorry for typo:)

________________

"Dokter denyut jantung nya lemah!"panik seorang perawat yang mendampingi dokter umum yang bekerja di UGD. Tangan lentiknya setia menempelkan beberapa kabal di tubuh mungil Hesa.

"Tekanan darahnya juga menurun dok,"sahut perawat lain.

"Pasien kehilangan banyak darah, kita butuh dua kantung darah, segera!"titah pria berjas putih itu.

"Tapi dok, rumah sakit sedang kehabisan stock darah AB,"ucap perawat laki-laki yang berada di samping sang dokter.

"Kita tidak punya banyak waktu, apa keluarganya ada di luar?"tanya dokter itu pada perawat.

"Iya dok, pasien di antar oleh dua remaja,"

"Beri tahu keadaan pasien pada mereka, kita tidak bisa menunda. Semoga mereka memiliki darah yang sama dengan pasien,"

Satu jam lamanya mereka menunggu kabar dari pihak medis, namun masih belum ada informasi keadaan Hesa bagaimana. Hal itu membuat Jeffran cukup frustasi. Dia juga mengerahkan bawahannya untuk mencari donor darah.

"Pa, biarkan aku mendonorkan satu kantung darah lagi untuk Hesa,"Jemiel dengan wajah pucat nya menekan permintaan nya.

"Tidak bisa Jem, itu bahaya. Manusia hanya bisa mendonorkan satu kantung darah, jika lebih maka akan berdampak buruk."

"Tapi nyawa Hesa disana sedang terancam! Aku tidak ingin kehilangan adikku!"Jemiel mengacak surai nya.

Rabella sejak tadi hanya bisa menangis dan menatap pintu ruang UGD dengan penuh permohonan. Ini salahnya, seandainya ia tidak meninggalkan Hesa sendirian. Anak itu tidak mungkin berada di ruangan itu sekarang.

"Jeffran! Rabella! Bagaimana keadaan Hesa?"Yuzar datang dengan tampilan yang tak rapi dan raut wajah khawatir. Tak lupa dengan Jessica di belakang nya.

"Belum ada pemberitahuan lagi dari dokter, sejak beberapa waktu lalu, mereka bahkan belum keluar lagi dari ruangan itu,"lirih Jeffran.

"Dushka, tolong carikan donor darah untuk Hesa! Tolong selamatkan adikku Dushka!"pinta Jemiel menggebu-gebu.

"Apa maksudmu Jemiel?"

"Hesa kehabisan banyak darah, dan terakhir dokter bilang Hesa sedang kritis, Jemiel sudah mendonorkan darah nya, tapi masih kurang satu kantung darah lagi dan pihak rumah sakit tidak punya stock darah AB,"terang Jeffran tungkainya tak sedikit pun terasa pegal setelah berjam-jam berdiri di depan ruang rawat darurat.

Pintu ruang rawat akhirnya terbuka, namun raut wajah para medis sangat tidak diharapkan oleh mereka.

"Dokter, bagaimana keadaan cucuku?"Jessica menyerang pria muda di depannya dengan pertanyaan.

"Pasien masih kritis, kita tidak punya banyak waktu, pasien tidak bisa dibiarkan menunggu donor darah terlalu lama. Kondisi nya bahkan semakin menurun,"terang sang dokter.

"Dokter! Kita dapat satu kantung darah AB dok,"seorang perawat laki-laki yang datang dengan sekantung darah di tangannya.

"Syukurlah, apa ada yang baru saja mendonorkan?"

【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang