* Pertemuan *

209 10 2
                                    

Sinar portal mulai menghilang, suara bising tak lagi terdengar. Ujung jalan telah terlihat dan aku melangkah keluar dari lorong portal. Udara malam yang segar menyambut, angin berhembus seakan membelai kulit. Dari gerbang portal aku mampu melihat sebuah kota yang amat megah. Sebuah kota tujuan semua iblis yang ingin beristirahat dari semua masalah dunia, sebuah kota yang berdiri kokoh di dalam sebuah gua.

Elven City adalah sebuah kota atau bahkan bisa disebut negara yang dibangun didalam sebuah gua dengan kedalaman tiga ribu meter dibawah tanah. Tempat ini sempat diperebutkan oleh Lucifer dan Asmodeus saat perang besar di dunia bawah terjadi. Namun karena beberapa hal, tempat ini dibebaskan dari kedua penguasa itu sehingga mampu melaksanakan pemerintahan layaknya sebuah negara dengan bebas tanpa terikat oleh kekuasaan yang lebih tinggi.

Karena tempat ini berada dibawah tanah, sinar matahari tidak mampu mencapainya. Sebagai gantinya, dibagian langit-langit Elven City terdapat ribuan bahkan jutaan Crystal sihir yang mampu bersinar juga memberikan panas pada siang hari dan meredup layaknya bintang di langit saat malam tiba.

Aku melangkahkan kaki memasuki Elven City dan berjalan-jalan sebentar memperhatikan lingkungan sekitar. Baru sebentar aku berjalan, suara seorang pria yang sedang kesakitan masuk kedalam telinga ku. Ngomong- ngomong aku memiliki dua pasang telinga, sepasang telinga manusia, dan sepasang telinga rubah yang sangat Sensitive. Telinga rubahku juga bisa disembunyikan seperti saat aku ingin menyamar menjadi manusia. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju sumber suara yang ternyata ada di dalam celah dua bangunan yang cukup sepi dan gelap. Aku mengintip apa yang sedang terjadi dari sebuah sisi bangunan.

"Kemarilah nona, biarkan kami bermain main denganmu sebentar." Aku melihat lima orang Demon yang sedang menyudutkan seorang wanita dengan kain panjang yang menutupi kepala hingga kakinya. Yah mungkin itu hal yang wajar karena walaupun menggunakan kain untuk menutupi tubuhnya, entah mengapa aku masih mampu melihat lekuk tubuhnya yang sangat indah. Dada dan bokongnya terlihat begitu menarik, mungkin itulah mengapa para demon itu menyudutkannya begini.

"Ignis Pila" Tanpa ragu wanita itu menembak-kan bola api hitam kearah seorang Demon yang langsung membakarnya hidup-hidup. Suara teriakan dari demon yang terbakar itu perlahan menghilang diikuti oleh padamnya api dan penampakan tubuh yang mengering terbakar hingga tulang.

Para demon yang mengelilinginya terkejut, terdiam tak bergerak melihat wanita misterius itu mampu mengeluarkan sihir api hitam yang merupakan sihir tingkat tinggi. Walau dari kejauhan, aku mampu melihat senyuman bahagia dari wajah wanita misterius itu.

"Ja-jangan takut... SERANGG!!" Demon dengan tubuh paling besar memerintahkan bawahannya untuk bersama-sama menyerang wanita itu. Mereka menyerang secara bersamaan dari depan, belakang, kanan dan juga kiri wanita itu. Wanita itu dengan santainya melawan mereka, dia menyerang dan menghindar dengan sangat anggun. Dia menikmati pertarungan ini layaknya seseorang yang sedang berdansa. Wanita itu dengan gampangnya memukul, melempar dan menendang para demon dengan tubuh yang lebih besar itu.

Ke-empat Demon yang tersisa itu tersungkur diatas tanah dan ada juga yang terlempar jatuh keatas sebuh kotak kayu. Aku melihat pertarungan ini dengan mata kepalaku sendiri, aku merasa wanita itu sangat hebat. Tepat saat wanita misterius itu bersiap melangkah pergi, seorang demon tiba-tiba bangun dan melompat sembari memegang pisau di tangannya bersiap menusuk wanita itu saat sedang lengah. Tanpa pikir panjang aku langsung keluar dari tempat persembunyianku. Aku mengangkat dan mengarahkan telapak tangan, memastikan demon itu berada dalam jangkauan mantra, dan...

"Ignis Sagitta" Aku menembak-kan sihir panah api kearah demon itu dan langsung menumbangkannya. Wanita misterius itu menoleh dan tersadar akan perbuatanku yang telah menyelamatkannya. Dia perlahan berjalan mendekatiku sembari membuka penutup kepalanya.

What Would You Do If Your Girlfriend Was A Succubus..??? [ END ] ( Book 1 Of 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang