"Sonu?"
Pria yang mengklakson Arzoo itu, Sonu, buru-buru keluar dari mobil. "Astaga, Zoo, sedang apa kau di sini?"
"Mau pulang," jawab Arzoo datar.
"Pulang? Hey, itu jalan menuju hutan," jelas Sonu.
Arzoo mengerjap beberapa kali. Kesadarannya bagai baru kembali. Dan benar, ini jalan ke hutan.
"Jai mana? Kenapa kau keluyuran sendiri malam-malam begini?"
"Jai tidak datang."
"Apa?!" pekik Sonu.
Arzoo mengangguk-angguk. "Aku dikecewakan lagi, Sonu."
Sekarang bagaimana Sonu harus merespons? Mau heran, tapi itu Jai. Pria itu sekarang hobi sekali kabur-kaburan, menghilang, dan mengecewakan orang.
"Ya sudah, masuk ke mobil. Kau ikut aku ke rumah Shreya, nanti kuantar pulang," ujar Sonu.
"Kau mau kencan dengan Shreya?"
Sonu mengangguk pelan. "Iya ... karena kau dan Jai kencan, jadi kupikir aku dan Shreya juga."
"Kalau begitu kenapa malah mengajakku? Aku tidak mau ikut. Aku bisa pulang sendiri."
Sonu menghembuskan napas panjang. "Siapa yang mau mengajakmu kencan? Kau hanya ikut menjemput Shreya di rumahnya, lalu aku mengantarmu pulang," jelasnya. "Sudahlah, naik saja."
"Tap---"
"Naik, Arzoo. Sampai detik ini kau masih istriku, ya, jadi menurut apa kata suami."
Arzoo mendengus. Mentang-mentang berstatus suami, jadi bisa mengaturnya, begitu?
Sambil mencak-mencak, Arzoo membuka pintu dan masuk. Sementara Sonu masih berdiri di tempat yang sama. Menyebut Arzoo sebagai istri ... entah mengapa rasanya aneh saja. Sonu bahkan tak pernah mengingat-ingat status mereka saat ini. Dalam pikirannya, Arzoo hanyalah sahabatnya. Malah kalau dia mengingat Arzoo sebagai istri, dia rasanya jadi canggung sendiri.
"Oey! Katanya mau kencan? Kenapa malah melamun di situ? Para gadis tidak suka laki-laki yang tidak tepat waktu, ya!" teriak Arzoo dari dalam mobil.
***
Di depan gerbang rumah Shreya, Sonu memarkir mobilnya. Arzoo bilang tidak mau ikut masuk. Tentu saja, mau apa? Toh bukan urusannya. Malah yang ada orang tua Shreya akan heran karena Sonu mau kencan sambil mengajak istri. Tapi tidak masalah kalau cuma heran, kalau Sonu sampai dipukuli lagi seperti waktu itu?
Maya yang membukakan pintu dan menyambut Sonu. Ibu Shreya itu lantas mempersilakan Sonu menunggu Shreya di ruang tamu, sementara dia ke dalam memanggil putrinya.
Masa menunggu itu berakhir dalam dua menit. Namun, ada yang aneh. Shreya tidak berpenampilan cantik seperti yang dikatakannya pagi tadi. Gadis itu justru mengenakan piyama tidurnya yang bergambar beruang.
"Shreya, kau belum siap?"
Shreya mengukir senyum, bukan senyuman manis seperti biasa, melainkan senyuman aneh yang entah apa artinya.
"Shreya ...?"
"Bagaimana aku bisa bersiap, jika gaunnya saja bukan ukuranku?" Shreya kembali memasang senyum. "Katakan, Sonu, kau membelikan gaun ini untuk siapa? Kita sudah bersama selama 4 tahun, mustahil kalau kau tidak tahu berapa ukuran pakaianku."
"Sh-shreya---"
Shreya meraih tangan Sonu dan memaksa menaruh gaun yang terbungkus paper bag itu ke sana. "Ambil lagi gaunmu dan berikan ke gadis yang seharusnya. Sekarang pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Impossible Love (COMPLETED)
RomanceS1: Pernikahan impian Arzoo kandas di depan mata tatkala Jai menghilang secara mendadak. Demi menyelamatkan harga diri sahabatnya yang ditinggal mempelai pria di pelaminan, Sonu-sahabat mereka-menawarkan diri menjadi pengantin pengganti. Arzoo yang...