Happy reading
"Kamu juga begitu kan, Aya?"Ravael membalasnya dengan kekehan kecil
Belum sempat Kaylia membalas ponselnya pun berbunyi.
"KAYLIA Please sorry, gue kecolongan ternyata ada penyusup masuk sekolah ini. Mata mata gue terlambat ngabarin, Lo di mana sekarang?kita lagi berpencar nyari tu penyusup"Ucap Vinera di sebrang sana dengan nada khawatir dan panik.
"Santai, tu penyusup udah sekarat"ucap Kaylia santai.
"HA APA?! KOK BISA?"heboh Lauza di sebrang sana. Mengingat itu telepon grup.
"dia tadi lagi mata matain gue, ya udah gue lempar pake Jarum eh malah langsung sekarat"curhat Kaylia membuat suasana hening, sahabatnya langsung diam sedangkan Ravael tengah berusaha menahan tawanya.
"Lo..gila"ucap Vinera tak bisa berkata apa-apa.
"GIMANA CARA KITA NYARI TAU PELAKUNYA BEGO, KENAPA DI BUNUH? HARUSNYA WAWANCARAI DULU SAYANG"Teriak Lauza dengan nada kesal.
Kaylia mengedipkan matanya beberapa kali, baru menyadari kesalahannya.
"gue salah?"Tanya Kaylia.
"Serah, urus mayatnya sendiri jangan nyuruh gue"Ucap Vinera, ngambek.
"Inget hapus jejaknya ya frens"ucap Lauza menambahkan.
Sebelum mereka mengakhiri sambungannya Lexana berucap.
"Ravael Allenoze Divzane-"
"Pertemuan kemarin terlalu singkat, pulsek gue ada perlu sama Lo. nolak?nafas Lo berhenti"
"And buat Kaylana Lilyara Xizelva, jangan sekali kali berusaha menghentikan apa yang akan gue lakukan!"
"Gue ada misi di luar kota, izin"
Sambungan pun terputus di ikuti Lauza dan Vinera.
Kaylia menghembuskan nafas pasrah, ia lalu melirik Ravael yang terlihat santai.
"Vael, Lexana keluar kota pasti lumayan lama. please kalau kamu gak mau ketemu dia kamu bisa-"
"No, kamu mau aku lari hm? Semua akan baik-baik saja Aya"ucap Ravael berusaha menenangkan Kaylia.
"Aku memang ga terlalu tau siapa kamu, tapi Lexana itu..."Kaylia menggantung ucapan lalu terdiam. Ia masih memiliki akal sehat untuk tidak membahas hal itu.
"Ga papa"ucap Ravael, sungguh ia sangat santai seperti sudah terbiasa menghadapi hal itu.
"Sini, katanya mau balik kekelas"ucap Ravael dan di turuti Kaylia. Setelah menuruni tangga mereka berpisah karna Ravael ingin menyelesaikan sesuatu.
Tatapan Ravael berubah menjadi tajam, ia menyenderkan tubuhnya di tembok dekat tangga, membuka tiga kancing atas seragamnya, merasa sangat panas. Memejamkan matanya lalu mengambil ponsel di saku.
Menekan sebuah angka lalu tak lama kemudian sambungan terhubung.
"Rooftop sekolah, bawa mayat itu kemarkas. Awetkan"
"Baik"
---
Jam pelajaran sudah berakhir, Kaylia cukup aktif di kelasnya, setelah mengeluarkan tenaga untuk belajar sekarang adalah saatnya untuk istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis? yes! i'm?
Random"Oh, masuk novel?"ucap seorang gadis dengan perban yang melingkar di kepalanya. ---- Bukan cerita transmigrasi ke orang berpengaruh di dunia melainkan ini kisah seorang penulis yang jiwanya berpindah ke novel buatannya sendiri. Bahkan lebih parahny...