*warn
•15+
•just fiksi jangan dibawa ke rl
•bijaklah dalam membaca
•sorry for typo!
Setelah adegan haru sebelumnya. Kini si Sulung dan si Bungsu disatukan dalam satu kamar. Melihat Arjuna tentu banyak orang pasti mengira anak itu tidak habis ditusuk atau terluka karena kini ia malah sudah bercengkrama lagi dengan laptopnya. Savina saja heran putra sulungnya ini kenapa sangat mirip suaminya, bahkan Savina pikir saat ini Arjuna pasti sudah bisa jungkir balik padahal jahitannya masih basah.
"Juna.. Laptopnya matiin dulu, istirahat. Kamu ini habis dijahit 18 jahitan loh diperut. Masih mau kerja aja? " Ujar Savina sambil menyuapi kaivan yang menempel seperti koala pada Surya.
"Yang dijahit perut Bun bukan tangan Juna" Jawab Arjuna santai.
"Astaga, lama-lama Bunda tumis juga itu laptopnya" Kata Savina gemas, belum lagi putra bungsunya susah makan.
"Kai ayo dong buka mulutnya ya sayang ya?" Kaivan malah semakin menelusup ke cekruk leher Surya.
"Udah bun jangan dipaksa. Biar tidur aja" Celetuk Surya.
"Tapi baru dua suap Sur"
"Gapapa udah, yang penting perutnya ga kosong. Mending Bunda istirahat biar Surya yang bikin adek tidur" Ucap Surya.
Savina pun menghela napas pasrah. Akhirnya ia langsung berjalan ke nakas untuk menyimpan mangkuk bekas Kaivan setelah mengusap rambut anaknya.
Arjuna melirik sebentar lalu kembali pada laptopnya dan sang Bunda pun duduk disampingnya. "Jun, dengerin Bunda. Jangan terlalu keras kerja" Ujar Savina sambil menggenggam tangan Arjuna.
Arjuna pun menatap Bundanya. "Bun, percaya saja dengan ku"
"Bunda percaya. Tapi jangan keras-keras orang tuh juga butuh istirahat nak. Bunda juga tau yang kamu urus bukan cuma perusahaan entah di E-commerce, Entertainment, dan sebagainya. Tapi juga dunia itu kan? "
"Bun, Juna lakuin ini buat bisa melindungi kalian. Walaupun ada Ayah, tapi Juna sebagai sulung harus juga belajar melindungi kalian. Suatu saat Juna akan jadi pusat perusahaan, pusat Bratalava's Empire. Juna juga harus belajar bukan? "
Savina serasa dibalik oleh anaknya sendiri. Savina kadang takut akan anaknya sendiri yang semakin jauh dalam jangkauan. Seperti kadang kala saat pagi Arjuna ada di Indonesia, tiba-tiba siang harinya anak itu sudah menginjakkan kaki di Singapura, dan malamnya tiba-tiba sudah pindah benua.
"Ya, ya baiklah. Bunda pasti akan kalah jika berbicara denganmu. Tapi satu pesan Bunda buat Juna. Hati-hati, jangan sampai melukain diri sendiri, apalagi hati orang lain" Arjuna hanya mengangguk menanggapi Bundanya.
.
.
.Di sekolah kini sudah ramai akan pemberitaan tentang kejadian tadi malam. Sebenarnya Theo dan Bagas juga sudah menulikan pendengarannya. Ia tak ingin membahas tentang Stella atau pun Jefan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]
FanfictionTentang perjalanan Kaivan. Anak berumur 12 tahun yang diusir oleh Papanya sendiri, yang ternyata adalah orang jahat yang telah menculiknya saat berusia 2 tahun. Perjalanan itu membuat Kaivan bertemu dengan keluarga kandungnya yang sudah terpisah sel...