Sudah sebulan aku menjadi asisten Pak Mahdi dan ternyata aku menemukan sekali perubahan dalam hidupku dan perbedaan Pak Mahdi di luar kamar dan di dalam kamar.
Pak Mahdi telaten mengajariku administrasi di bisnis furniturenya. Aku dikenalkan ke semua karyawan dan disuruh menghafal siapa saja nama klien dan distributor. Aku diajari menggunakan Excel dan harus tahu bagaimana cara memasukkan semua formula-formulanya. Pak Mahdi memberikanku uang rokok setiap kali aku berhasil melakukan apa yang dia suruh. Sementara aku merokok, Pak Mahdi memujaku. Kontolku tak pernah lepas dari mulutnya. Aku duduk di kursi sambil mengerjakan tugasnya dan Pak Mahdi di bawah, mengulum kontolku dengan sabar dan penuh kesenangan.
Kerjaku di kantor Pak Mahdi hanya dari siang sampai sore. Sisanya aku disuruh membentuk badan. Aku disuruh Pak Mahdi angkat angkat barang di gudangnya yang tentu saja menbuat ototku menjadi lebih kentara.
Aku kira disedot tiap hari akan membuatku kekurangan sperma. Tapi ternyata tidak. Mungkin karena Pak Mahdi memaksaku selalu makan sehat yang banyak protein dan juga memberiku suplemen sehingga pejuhku tetap muncrat banyak. Aku bahkan sampai heran. Di suatu malam Jumat aku bertanya setelah Pak Mahdi meminum spermaku.
"Kok tetep akeh yo, Pak? Padahal bendino dikuras (kok tetep banyak ya, Pak. Padahal setiap hari dikeluarin)."
"Obatmu kuwi, Mas. Larang tapi nggak apa-apa biar aku senang (karena obatmu, walaupun mahal tapi gak apa-apa)," jawab Pak Mahdi.
Selain itu, Pak Mahdi juga membelikanku baju-baju yang lebih layak pakai. Hasilnya sekarang banyak perempuan yang tadinya tidak melihatku mulai melirik. Seperti putrinya sendiri, Kartika, yang suatu malam bilang, "Sampeyan kok makin kesini makin ganteng, Mas?"
Aku tertawa mendengarnya.
Kartika seperti bapaknya adalah perempuan yang cantik. Kulitnya bersih dan badannya langsing. Umurnya 25 tahun dan dia sibuk mengurusi rumah.
Kemarin malam, ketika Pak Mahdi masuk kamar aku meminta dia untuk menemaniku nonton TV saja. Aku bilang, "sekali-sekali jangan ngisep saja, kita ngobrol."
Dia setuju dan tiba-tiba dia bilang, "Nanti kalau aku baper gimana, Mas?"
Aku tertawa.
"Ya nggak apa-apa wong aku kan tinggal disini, Pak."
Kemudian Pak Mahdi mengajukan sebuah proposal. Bagaimana kalau aku menikah dengan Kartika. Dengan begitu, aku akan selamanya tinggal di rumah ini dan Pak Mahdi tidak akan takut aku direbut orang lain.
Aku diam sejenak.
"Tapi walaupun sampeyan nanti nikah karo anakku, ya kamu milikku juga," kata Pak Mahdi.
Jujur selama ini aku hanya bisa sange dengan perempuan. Tapi kenapa melihat wajah Pak Mahdi, aku juga merasa ingin memilikinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Lurah Ganas
Romancecerita dewasa bertema lgbt. kalo ga suka, skip aja. jangan report, kasihan akunya 🥲